Penyebab Perceraian Dan Tips Mencegahnya

Siapapun yang menikah, pasti menginginkan rumah tangga yang langgeng. Dan data akhir-akhir ini sungguh memprihatinkan, yaitu tingginya angka perceraian. Bahkan di dunia pertelevisian, perceraian seolah-olah bukan hal yang tabu lagi, bahkan hampir menjadi kebanggaan, dan ini banyak ditiru oleh orang awam.

Banyak hal yang menjadi penyebab perceraian, oleh karena itu penting untuk diketahui dan dihindari.

DIKARENAKAN TULISAN INI CUKUP PANJANG, MAKA SAYA BAGI MENJADI 4 ARTIKEL, SILAHKAN BACA SAMBUNGANNYA DENGAN MENGKLIK LINK DI BAWAH ARTIKEL

talaq

Tulisan ini disarikan dari karya seorang ulama yang bernama Dr. Muhammad Nasir Al Humaid. Beliau salah seorang staf pengajar di Jami'ah Islamiyah Al-Madinah.

Beliau membagi sebab perceraian ini menjadi tiga bagian;

Pertama, sebab perceraian yang datangnya dari suami.
Kedua, sebab perceraian yang datangnya dari istri.
Ketiga, sebab perceraian yang disebabkan oleh keluarga kedua pasangan suami-istri.

A. Sebab Perceraian Yang Datang Dari Suami Dan Solusinya

1. Suami tidak menunaikan kewajiban yang dibebankan Allah kepadanya terhadap istri, yang dikarenakan faktor kebodohan (tidak mengerti), lalai, atau karena sengaja menentang syari'at Allah.

Selayaknya, seorang suami belajar untuk mengetahui tentang hak-hak istrinya. Tidak menganggap hal ini sepele, dan hendaklah dia takut kepada Allah dalam mempergauli istrinya.

Dengan demikian, diharapkan bahtera rumah tangga yang mereka arungi bersama akan tetap langgeng di bawah naungan syari'at Islam yang mulia. Diantara hak-hak istri terhadap suaminya, yaitu agar suami memperlakukan istri dengan baik, memberinya nafkah, menghormatinya, berlemah lembut, memaklumi kekurangan istrinya, dan berhias di hadapannya.

lbnu Abbas berkata:

"Aku sangat senang dan berupaya untuk berhias di hadapan istriku, sebagaimana akupun senang jika dia berdandan untuk diriku, karena Allah berfirman:
"Bagi mereka (para istri) terdapat hak-hak yang wajib ditunaikan (terhadap suami mereka), sebagaimana mereka memiliki hak-hak yang wajib ditunaikan suami". (QS Al Baqarah:228) Tafsir Ibnu Katsir 1/ 237.

2. Tidak mematuhi wasiat Rasulullah صلى الله عليه وسلم, (yaitu) agar menikahi wanita yang taat agama, Sebagaimana dalam sabdanya: "Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya,keturunannya, kecantikannya, maupun agamanya; maka carilah yang taat beragama". (Shahih Al Bukhari, hadits no. 5090, dan Shahih Muslim, hadits no. 1466).

Ketika salah seorang dari pasangan tersebut taat beragama, sementara yang lainnya tidak taat, pasti akan terjadi berbagai macam prahara antara keduanya. Seorang yang taat beragama akan berbuat hal-hal yang diridhai Allah, sedangkan pasangannya yang tidak taat, pasti akan menurutkan hawa nafsunya.

Seyogyanya, seorang pria yang akan meminang wanita agar mengindahkan pesan Rasulullah صلى الله عليه وسلم di atas, untuk mencari pasangan yang taat beragama -walaupun harus menunggu lama- hingga mendapatkan wanita tersebut.

Dengan menikahi wanita yang taat beragama, niscaya suami akan dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan penuh bahagia, dengan izin Allah tentunya.

Seorang suami memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendakwahi istrinya dan menasihatinya dengan penuh kesabaran, bijaksana dan lemah lembut.

Allah berfirman:

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡ‍َٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS Thaha: 132).

Allah juga berfirman:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An Nahl : 125).

Dengan demikian, diharapkan istri akan dapat menjadi lebih baik dengan izin Allah.

3. Kondisi rumah tangga yang jauh dari suasana religius serta taat kepada Allah, apalagi jika di dalam rumah itu terdapat berbagai macam sarana yang merusak, seperti: majalah-majalah ataupun v*deo-v*deo yang meruntuhkan sendi-sendi moral.

Selayaknya, dalam rumah seorang mukmin selalu dibaca Al Qur'an, khususnya surat Al-Baqarah yang memiliki keutamaan.

Sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم : "Janganlah kalian menjadikan rumah kalian seperti kuburan; sesungguhnya syetan-syetan akan berlari menjauh dari rumah-rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah". (Shahih Muslim, hadits no. 780.)

Dengan demikian jelaslah, bahwa rumah yang tidak pernah dibacakan Al Qur'an, bahkan justru dipenuhi dengan sarana-sarana maksiat yang mengundang murka Allah, (maka rumah itu) akan digandrungi syetan-syetan.

Akhirnya, ketenangan dan ketenteraman pun sirna, yang berakibat hancur luluh nya mahligai rumah tangga yang telah dibina. Seyogyanya, pasangan suami-istri berupaya menjaga rumah mereka agar tidak dimasuki syetan-syetan, sebagaimana mereka menjaganya agar tidak dimasuki pencuri.

Keduanya harus menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya, daripada sibuk bergelimang maksiat yang dapat membinasakannya. Hiasilah rumah dengan dzikrullah, ataupun suara tilawah Al Qur'an. Itulah sebaik-baik teman di rumah.

Allah berfrman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS Ar Ra'du:28).

Seorang mukmin yang berakal jangan terkecoh, jika melihat rumah tangga yang penuh bergelimang kemaksiatan dan kemungkaran, namun seolah-olah kedua pasangan suami-istri (tersebut) hidup dengan rukun dan damai tanpa ada perselisihan.

Dalam satu hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas'ud, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Sesungguhnya Allah ta'ala memberikan nikmat dunia kepada orang-orang yang dicintainya maupun yang dibencinya; tetapi Dia tidak akan memberikan nikmat beragama, kecuali kepada orang-orang yang dicintaiNya semata. (Musnad Imam Ahmad, 1/387; Al Mustadrak, 1/33. Dishahihkan Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzahabi. Hadits ini adalah mauquf dari Ibn Mas'ud).

Allah sengaja memberi tangguh kepada para pelaku kemaksiatan, sebagaimana dalam firman-Nya:

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي ٱلۡبِلَٰدِ مَتَٰعٞ قَلِيلٞ ثُمَّ مَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ
Janganlah tertipu dengan perbuatan orang-orang kafir di muka bumi. Sesungguhnya itu hanyalah kenikmatan sesaat,kemudian mereka akan dimasukkan ke neraka Jahannam. Itulah seburuk-buruk tempat. (QS Al Imran: 196-197).

Dalam ayat lain:

وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُونَ وَأُمۡلِي لَهُمۡۚ إِنَّ كَيۡدِي مَتِينٌ
182. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
183. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (QS Al-A'raf: 182-183).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Sesungguhnya, Allah sengaja menangguhkan (hukuman) terhadap seorang yang zhalim, ketika sampai masanya, maka Allah akan menghukumnya dengan tanpa memberi peluang lagi. (Shahih Bukhari, hadits no. 4686).

Orang yang mau memperhatikan rumah-rumah yang di dalamnya penuh kemaksiatan, akan mendapati, bahwa tidak selamanya mereka hidup dengan damai. Pasti banyak diantara mereka yang,hidup dalam kegoncangan dan kegelisahan. Firman Allah Ta'ala:

مَّن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُۥ فِيهَا مَا نَشَآءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلۡنَا لَهُۥ جَهَنَّمَ يَصۡلَىٰهَا مَذۡمُومٗا مَّدۡحُورٗا
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.. (QS Al Isra: 18). Jelaslah, bahwa tidak semua orang yang menginginkan kesenangan dunia akan mendapatkannya.

4. Suami yang tidak penyabar.

Mungkin, faktor ini terjadi karena kelalaiannya, ataupun ketidaktahuannya tentang watak dasar dan tabiat wanita yang Allah ciptakan.

Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: Berbuat baiklah kalian dalam mempergauli wanita. Sesungguhnya, mereka tercipta dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya,tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling di atas. Jika engkau berusaha untuk meluruskannya, maka engkau akan mematahkan nya. Jika engkau biarkan, maka dia akan tetap bengkok. Maka, berbuat baiklah kalian kepada mereka. (Shahih Bukhari, hadits no. 5186 dan Shahih Muslim hadits no. 1468)

Dalam riwayat lain: Sesungguhnya, wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, dan dia tidak akan mungkin dapat tetap istiqomah dengan satu kondisi. Jika engkau bersenang-senang dengannya, maka engkau akan dapati itu padanya, namun dia tetap akan bengkok. Jika engkau berusaha untuk meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya, mematahkannya berarti engkau menceraikannya.(Shahih Muslim, hadits no. 1468.)

Hendaklah suami menyadari tabiat dasar dan fittrah wanita, agar dapat menyikapinya dengan bijak dan sabar, karena ini adalah kodrat semua wanita. Dengan demikian, suami dapat memaklumi kekeliruan-kekeliruan yang mereka perbuat dan tidak perlu diambil hati. Hasan Basri berkata: "Seorang lelaki mulia tidak akan terlampau memperhitungkan segala kekeliruan istrinya." (Tafsir Al Baghawi 4/364)

5. Kemarahan yang meluap banyak menjadi penyebab suami terlampau cepat menjatuhkan thalak.

Bahkan, sebagaian suami ada yang memiliki tabiat jelek, (yaitu) selalu mengancam akan menceraikan istri, jika melanggar apa yang dibencinya, walaupun hanya sepele.

Seharusnya suami dapat menahan gejolak kemarahan, dan berupaya untuk diam. Jangan sampai suami berbicara semaunya, hingga tanpa sadar mengeluarkan kata-kata "thalak".

Rasulullah bersabda: Bukanlah orang kuat itu yang dapat menjatuhkan lawan dalam berkelahi, (tetapi) orang yang kuat ialah orang yang dapat meredam gejolak marah, ketika dia akan marah. (Shahih Al Bukhari, hadits no. 611 dan Shahih Muslim, hadits no. 2609)

Dalam suatu riwayat, pernah seseorang datang menghadap Nabi sambil berkata: "Berilah aku nasihat," Rasulullah bersabda, "Janganlah engkau marah," dia kembali bertanya dan Nabi masih terus mengulangi, "Janganlah engkau marah." (Shahih Al Bukhari, hadits no. 6116.)

Kiat Rasululullah Dalam Mengantisipasi Marah

- Berusaha untuk diam ketika akan marah,

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Jika engkau marah, maka diamlah. Jika engkau marah, maka diamlah. (Musnad Imam Ahmad 1/283-365. Hadits ini hasan lighairihi. (hadits yang terangkat derajatnya menjadi hasan karena beberapa sebab seperti adanya penguat dan syawahid dari hadits lain)

-Berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk.

Sulaiman Ibnu Sard meriwayatkan, pernah dua orang saling mencerca satu sama lainnya di hadapan Rasulullah. Sementara itu, kami sedang duduk di sisinya. Salah seorang dari mereka menghina yang lainnya dengan marah, hingga merah mukanya.

Maka Rasulullah bersabda: Aku mengetahui suatu kalimat, jika diucapkan olehnya (laki-laki yang merah mukanya), maka akan hilang kemarahannya. Hendaklah dia berkata: A'udzubillahi minasy syaithanir rajim (artinya, aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk). (Shahih AI Bukhari, hadits no. 6115. Dan Shahih Muslim, hadits no. 2610).

-Jika sedang marah, berusahalah untuk duduk.

Jika ternyata masih marah, maka hendaklah berbaring.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Jika salah seorang kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah duduk. Jika masih belum reda marahnya, maka hendaklah berbaring. (Musnad Imam Ahmad 5/152)

-Berwudhu, sebab wudhu dapat memadamkan kemarahan.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Sesungguhnya, kemarahan itu berasal dari syetan. Dan syetan tercipta dari api. Dan sesungguhnya, api itu dapat dipadamkan dengan air Jika salah seorang diantara kalian marah, maka berwudhulah. (Musnad Imam Ahmad, 4/226)

-Keluar dari rumah untuk menghidari pertengkaran.

Dalam hal ini pernah terjadi pada Ali, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sahl lbn Sa'ad, dia menceritakan :

Rasulullah صلى الله عليه وسلم mendatangi rumah Fatimah, namun beliau tidak menemukan Ali. Maka beliau bertanya kepada Fatimah: "Mana anak pamanmu (Ali)"?
Fathimah menjawab,"Kami sedang bertengkar yang membuat aku marah,maka dia keluar dan tidak tidur siang di rumahku."
Rasul berkata kepada seseorang: "Carilah di mana dia!" Kemudian orang tadi datang dan berkata, "Wahai Rasulullah, dia di masjid sedang tidur.
"Maka Rasulullah mendatanginya dalam keadaan berbaring, selendangnya terjatuh dari bahunya dan badannya berdebu, maka Rasulullah mengusap debu darinya dan berkata, "Bangunlah wahai Abu Turaab, bangunlah wahai Abu Turaab!".

Kedua suami-istri hendaklah berusaha untuk tidak memancing kemarahan pasangannya, apalagi keduanya telah saling memahami tabiat masing-masing. Dalam hal ini, istri harus berupaya menghindari hal-hal yang membuat suami emosi, dan akhirnya menjatuhkan thalak.

BERSAMBUNG...Baca Lanjutannya 🢧 2 🢧 3 🢧 4

Posting Komentar untuk "Penyebab Perceraian Dan Tips Mencegahnya"