Khutbah Jum'at : Ingat Mati

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Sebagai landasan khutbah kita kali ini, saya ingin menyampaikan firman Allah dalam Surah at-Takatsur:

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ
1). Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 2). sampai kamu masuk ke dalam kubur. 3). janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), 4). dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. 5). janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 6). niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, 7). dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin 8). kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Kehidupan dunia ini sungguh sangat melalaikan, manusia disibukkan oleh harta, pangkat dan kedudukan. Terkadang sebagian manusia dalam mengejar semua itu melakukan segala cara yang penting keinginannya terpenuhi. Untuk itulah Allah SWT mengingatkan hamba-hamba-Nya agar jangan terlena dengan segala kesenangan didunia ini, karena dunia ini hanya sementara, sedangkan kehidupan akhirat itu abadi.

Dalam ayat ini Allah mengingatkan bahwa manusia sering lalai dari ketaatan dikarenakan sibuk mengumpulkan harta, manusia sering melupakan larangan Allah untuk memenuhi hawa nafsunya, sampai akhirnya mereka masuk keliang kubur. Kubur berarti kematian dan kematian berarti berhubungan dengan azab atau nikmat, baik di alam kubur maupun di alam akhirat.

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Mungkin diantara kita ada yang berkata-kata di dalam hati, mengapa saya terlalu sering mengangkat tema khutbah yang mengerikan ini, yaitu kematian dan hari kiamat?? Demi Allah saya tidak bermaksud untuk menakut-nakuti, tapi ini adalah perkara yang memang benar-benar terjadi dan tidak dapat kita sangkal sedikitpun.

Ketahuilah wahai saudaraku, keimanan kita itu yazid wa yangkus, artinya terkadang bertambah dan terkadang berkurang, yazidu bitto’ah wayangkusu bil maksiah yaitu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena maksiat. Untuk itulah hati kita ini perlu untuk terus disiram dengan nasihat dan mendengarkan ayat-ayat Allah. Dengan demikian hati kita akan terbuka dan selalu semangat untuk beribadah kepada Allah dan selalu berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan larangan Allah SWT.

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Kematian itu adalah suatu perkara yang pasti akan terjadi dan akan menimpa siapapun, kematian tidak mengenal usia, kematian tidak akan memilih sehat atau sakit, tua atau muda, kaya atau ,miskin, pejabat atau rakyat, semuanya pasti akan mengalaminya.

Banyak sudah kita menyaksikan atau ikut mengantarkan jenazah saudara-saudara kita kekuburan, tapi pernahkah kita merenungi peristiwa yang baru saja terjadi dan menimpa saudara kita itu, pernahkah kita membayangkan bagaimana seandainya yang terbaring dan dikafani itu adalah kita, pernahkah kita menangis membayangkat seakan-akan kita yang berada didalam liang kubur itu, pernahkah kita membayangkan bagaimana kita dicecar oleh malaikat dengan berbagai pertanyaan, ketahuilah wahai saudaraku, pertanyaan malaikat mungkar dan nakir itu tidak akan dapat kita jawab jika kita tidak memiliki bekal amal sholih walaupun kita sudah menghafal jawabannya sebaik mungkin di dunia ini.

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Marilah sekali lagi kita membuat pertanyaan untuk diri kita masing-masing. Apakah kita benar-benar beriman kepada Allah? Jika kita beriman kepada Allah tentu harus diimbangi dengan beriman kepada hari akhir, dan hari akhir itu diawali dengan kematian. Rosulullah setiap mengatakan beriman kepada Allah selalu digandengkan dengan beriman kepada hari akhir, misalnya ketika rosulullah bersabda :

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata-kata yang baik-baik atau lebih baik diam saja.

Dalam hadits ini Rosulullah menyandingkan iman kepada Allah dengan iman kepada hari akhir. Artinya jelaslah bagi kita bahwa jika kita mengaku beriman kepada Allah tentu juga harus beriman kepada hari akhir, lantas bekal apa yang akan kita bawa menuju hari akhirat itu. Saudara seiman, jangan sampai kita mengakhiri hidup ini sedangkan kita masih tenggelam dalam kemaksiatan, karena itulah orang yang merugi. Dan perlu kita ketahui, bahwa seseorang itu akan mati sesuai dengan kebiasaannya semasa hidup.

Orang yang hidupnya suka berjud* misalnya, maka besar kemungkinan dia akan mati dalam keadaan sedang berjud*, na’uzubillah. Kita berlindung dari akhir hidup yang buruk, yaitu akhir hidup dengan tidak mengucapkan kalimat la ilaha illallah. Ibnu Abi Rawad berkata bahwa ada seorang laki-laki sedang menghdapi sakarotul maut, lalu dia ditalqin agar mengucapkan kalimah la ilaha illallah muhammadurrosulullah tetapi lelaki tersebut sangat berat untuk mengucapkannya, lidahnya tidak mampu mengucapkan kalimat tersebut. Malah yang keluar dari mulutnya adalah meminta agar dibelikan khomar.

Ternyata selama hidupnya adalah peminum khomar dan dia mati tampa sempat mengucapkan kalimat la ilaha illallah. Itulah akhir hidup suul khotimah dan bisa dipastikan dia akan diazab dikurburnya. Na’uzubillahi min zalik. Adapun orang-orang yang sholih, yang senantiasa beribadah kepada Allah, banyak kita dengar berita atau sejarahnya, ada diantara mereka yang kati dalam keadaan sujud, ada yang mati ketika sedang baca al-Qur’an dan lain-lain.

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Kita tidak dapat membayangkan bagaimana dahsyatnya ketika malaikat mencabut nyawa kita ini, juga bagaimana dahsyatnya azab kubur. Namun yang jelas Rosulullah SAW sudah mengingatkan kita bahwa sakarotul maut itu sangat dahsyat, dan siksa kubur itu teramat sangat mengerikan sampai-sampai Nabi menganjurkan kepada kita agar setiap habis sholat membaca do’a perlindungan dari azab kubur.

Memang hati manusia terkadang mengeras dan lebih keras dari batu, sehingga sangat sulit untuk menerima petunjuk, bahkan lebih parahnya lagi terkadang terkesan menghina atau mengejek setiap nasihat atau dakwah yang disampaikan kepadanya, mereka memandang remeh juru dakwah, mereka merendahkan ulama’ seakan-akan tidak percaya dengan apa yang disampaikan itu, hingga akhirnya maut pun datang, dan dia sudah dibenamkan ke perut bumi, barulah penyesalan itu datang dan sesal kemudian tiada berguna. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah surah at-Takatsur tadi.

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Kita ini adalah musafir. Jalan yang kita lalui begitu panjang, banyak halngan dan rintangan. Untuk itu persiapkanlah bekal didunia ini dengan jalan bertaqwa kepada Allah SWT. Jangan sampai kita melupakan semua itu karena kenikmatan syahwat, menumpuk harta dan keindahan kehidupan dunia yang melalaikan, karena semua itu tidak akan kekal. Firman Allah:

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ قِيلَ لَهُمۡ كُفُّوٓاْ أَيۡدِيَكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ إِذَا فَرِيقٞ مِّنۡهُمۡ يَخۡشَوۡنَ ٱلنَّاسَ كَخَشۡيَةِ ٱللَّهِ أَوۡ أَشَدَّ خَشۡيَةٗۚ وَقَالُواْ رَبَّنَا لِمَ كَتَبۡتَ عَلَيۡنَا ٱلۡقِتَالَ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖۗ قُلۡ مَتَٰعُ ٱلدُّنۡيَا قَلِيلٞ وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ وَلَا تُظۡلَمُونَ فَتِيلًا أَيۡنَمَا تَكُونُواْ يُدۡرِككُّمُ ٱلۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنتُمۡ فِي بُرُوجٖ مُّشَيَّدَةٖۗ وَإِن تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةٞ يَقُولُواْ هَٰذِهِۦ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ وَإِن تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٞ يَقُولُواْ هَٰذِهِۦ مِنۡ عِندِكَۚ قُلۡ كُلّٞ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلۡقَوۡمِ لَا يَكَادُونَ يَفۡقَهُونَ حَدِيثٗا
77. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.
78. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
(an-nisa’ :77-78)

Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Berusahalah agar hati kita menjadi lapang dan lembut, agar kebenaran dapat masuk dan kita dapat memahami hakikat kehidupan ini, sungguh, kehidupan yang menyimpang dari ketentuan Allah adalah kehidupan yang hina, hati akan selalu dicekam keresahan, jiwa menjadi gersang dan tidak pernah mengerti jalan kebenaran.

Maka kenalilah Allah niscaya Allah akan mengenal kita. Ingatlah bahwa setiap perbuatan kita selalu diperhatikan oleh Allah dan inilah yang disebut dengan ihsan, banyak-banyaklah mengingat mati karena akan membuat semakin semangat beribadah, banyak-banyaklah merenungi azab kubur, maka kita akan menjauhi maksiat.

Inilah tuntunan iman. Merenung adalah tahap awal dalam rangka persiapan, inilah yang seharusnya kita lakukan sebelum terbaring di liang lahat yang sempit, bertemankan cacing tanah, dan akan didatangi oleh dua malaikat. Jangan kita bayangkan bahwa kita akan aman-aman saja melewati semua itu karena ketika mati kita akan ditalqinkan, tidak saudaraku, pertanyaan kubur tetap tidak akan bisa kita jawab jika kita tampa bekal berupa amal sholih, atau kita merasa aman tidak mau beribadah karena sudah membayangkan bahwa ketika mati akan diyasin dan ditahlilkan, ketahuilah, do’a dari orang lain itu ibarat menambal kain yang koyak, jika kita tidak mempunyai kain, apa yang akan ditampal, oleh karena itu, sediakan dulu kainnya semasa hidup didunia ini.
Hadirin jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah.

Mengakhiri uraian khutbah ini, sekali lagi saya mengajak kita semua tanpa bermaksud untuk menggurui, melainkan hanya sekedar nasihat, karena orang mukmin itu saling menasehati, mari kita selalu memperbaiki amal ibadah kita, jauhi maksiat dan jika sudah terlanjur bermaksiat segeralah bertobat,karena tobat yang dilakukan ketika ruh sudah sampai ditenggorokan adalah sia-sia, tidak akan diterima Allah sebagaimana yang di alami oleh Fir’aun ‘alaihi la’natullah. Semoga Allah memberikan kepada kita husnul Khotimah dan menjauhkan kita dari su-ul khotimah dan semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita dari azab kubur. amin

بارك الله .....

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Ingat Mati"