Dalil Tentang turunnya Nabi Isa alaihis salam
Pada Artikel ini akan disampaikan dali-dalil mengenai turunnya Nabi Isa 'alaihis salam di akhir zaman.
Dalil-dalil mengenai turunnya Nabi Isa 'alaihis salam ini di antaranya :
1. Firman Allah dalam surah al-Zukhruf : 57-61
58). Mereka berkata, “Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu, kecuali dengan maksud membantah saja. Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
59). Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami anugerahkan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai pelajaran (tanda kekuasaan Kami) bagi Bani Israil.
60). Seandainya Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan malaikat sebagai penggantimu di bumi secara turun temurun.
61). Sesungguhnya dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali kamu ragu tentang (kiamat) itu dan ikutilah (petunjuk)-Ku. Ini adalah jalan yang lurus. [*] Ayat 57 dan 58 di atas menceritakan kembali kejadian sewaktu Rasulullah membacakan di hadapan orang Quraisy surat Al-Anbiya ayat 98 yang artinya "Sesungguhnya kamu dan yang kamu sembah selain Allah adalah kayu bakar Jahannam".
Maka seorang Quraisy yang bernama Abdullah bin Az Zab'ari menanyakan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم tentang Keadaan Isa yang disembah oleh orang Nasrani Apakah beliau juga menjadi kayu bakar neraka Jahannam seperti halnya sembahan-sembahan mereka.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم terdiam dan merekapun mentertawakannya.
Lalu mereka menanyakan lagi mengenai mana yang lebih baik antara sembahan-sembahan mereka dengan Isa 'alaihis salam.
Pertanyaan-pertanyan mereka ini hanyalah untuk membantah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم saja, bukan untuk mencari kebenaran.
Jalan pikiran mereka itu adalah kesalahan yang besar. Nabi Isa 'alaihis salam tidak mau disembah dan tidak pula rela dijadikan sesembahan.
[**] Ayat ini menegaskan pandangan Islam terhadap kedudukan lsa 'alaihis salam.
Ayat-ayat di atas membicarakan Isa 'alaihis salam, dan pada ayat terakhir (Az- Zukhruf: 61) disebutkan وَاِنَّهٗ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ (Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari kiamat), yakni turunnya Isa 'alaihis salam ke bumi sebelum datangnya hari kiamat merupakan pertanda telah dekatnya hari kiamat.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas ra mengenai penafsiran ayat ini:
Bahwa yang dimaksud ialah keluarnya Isa 'alaihis salam sebelum terjadinya hari kiamat. (Musnad Ahmad 4: 329 hadits nomor 21921 dengan tahqiq Ahmad Syakir yang mengatakan, "sanadnya shahih.").
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata: "Yang benar bahwa dhamir atau kata ganti pada lafal (innahu/sesungguhnya dia) itu kembali kepada Isa, sebab konteks pembicaraan ayat ini mengenai Isa." (Tafsir Ibnu Katsir 7: 222).
Dan beliau (Ibnu Katsir) menganggap jauh (penafsiran yang terlalu jauh) kalau ayat ini diartikan dengan: "Apa-apa (mukjizat) yang menyertai Isa seperti menghidupkan orang yang telah mati, menyembuhkan orang yang berpenyakit tuna netra dan belang, dan penyakit-penyakit lainnya". Dan lebih jauh lagi apa yang diriwayatkan dari sebagian ulama bahwa dhamir pada lafal (innahu) itu kembali kepada Al-Qur'anul Karim. (Tafsir Ibnu Katsir 7: 223).
2. Firman Allah dalam surah an-Nisa’ : 157-159
(*) Ayat ini merupakan bantahan terhadap anggapan Ahlul kitab bahwa Nabi Isa 'alaihis salam meninggal di tiang salib. 158). Akan tetapi, Allah telah mengangkatnya (Isa) ke hadirat-Nya.**) Allah Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.
(**)Ayat ini sebagai bantahan terhadap anggapan orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa a.s. 159). Tidak ada seorang pun di antara Ahlul kitab, kecuali beriman kepadanya (Isa 'alaihis salam) menjelang kematiannya.***) Pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.
***)Menurut ayat ini, setiap orang Yahudi dan Nasrani, pada saat sakaratul maut, akan beriman bahwa Nabi Isa 'alaihis salam adalah utusan Allah Swt. dan bukan anak Allah, tetapi keimanannya itu sudah tidak berguna lagi.
Pada surah Ali Imron ayat 55 Allah juga menyebutkan bahwa:
Maka ayat-ayat tersebut juga menunjukkan bahwa di antara ahli kitab kelak akan ada orang yang beriman kepada Isa 'alaihis salam pada akhir zaman, ketika ia turun (secara hakiki) ke bumi dan sebelum wafatnya sebagaimana diberitakan oleh hadits-hadits yang shahih dan mutawatir.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, ketika ditanya tentang masalah wafat dan diangkatnya Nabi Isa 'alaihis salam, beliau berkata, "Segala puji kepunyaan Allah. Isa 'alaihis salam masih hidup. Dan disebutkan di dalam hadits shahih bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Ibnu Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim dan pemimpin yang adil, lalu menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan pajak".
Selanjutnya Syaikhul Islam mengatakan, "Dan disebutkan pula dalam hadits shahih bahwa Isa 'alaihis salam akan turun di menara putih sebelah timur Damsyiq dan akan memb*nuh Dajjal. Maka barangsiapa yang ruhnya telah berpisah dari tubuhnya, tidaklah tubuhnya akan turun dari langit; dan jika ia dihidupkan kembali, maka ia akan bangkit dari kuburnya".
Adapun mengenai firman Allah:
"Sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir. "
Maka ayat ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan kalimat di atas bukanlah kematian (al-maut), sebab jika yang dimaksud adalah kematian, maka Isa sama dengan orang-orang Mukmin lainnya, yaitu mengambil ruh mereka lalu membawanya ke langit. Kalau demikian, maka tidak ada keistimewaan Isa 'alaihis salam dibandingkan dengan orang lain. Begitu pula dengan firman-Nya:
"Dan membersihkan kamu dari orang-orang kafir. "
Kalau yang dimaksud adalah ruhnya berpisah dari tubuhnya, maka tubuhnya itu masih berada di bumi sebagaimana halnya tubuh para Nabi ataupun manusia lainnya.
Pembicaraan dalam pembahasan ini bukanlah tentang pengangkatan Isa 'alaihis salam, tetapi untuk menjelaskan bahwa dia diangkat dengan tubuh dan ruhnya. Sekarang Nabi Isa 'alaihis salam masih hidup di langit kelak akan turun pada akhir zaman serta diimani oleh orang-orang ahli kitab yang hidup pada waktu itu, sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisa' ayat 159 di atas.
Imam Ibnu Jarir at-thabari berkata: "Telah diceritakan kepada kami oleh Basyar, dia berkata: Telah diceritakan kepada kami oleh Suryan dari Abu Hushain dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas mengenai ayat:
"Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepada Isa sebelum kematiannya,"dia berkata, "Sebelum kematian Isa bin Maryam." [Tafsir Ath-Thabari 6: 18].
Imam Ibnu Katsir berkata, Ini adalah sanad yang shahih. (An-Nihayah Fil Fitan wal Malahim 10: 136). Atsar Ibnu Abbas ini juga dishahkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul-Bari 6: 492.
Selanjutnya, setelah mengemukakan berbagai pendapat mengenai makna ayat ini, Ibnu Jarir berkata, "Dan pendapat yang paling shahih ialah pendapat orang yang mengatakan bahwa takwil ayat itu ialah tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepada Isa sebelum Isa meninggal dunia." (Tafsir Ath-Thabari 6: 21).
Dan beliau (Ibnu Jarir Ath-Thabari) meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-Hasan Al-Bashri bahwa beliau berkata, ".... Sebelum kematian Isa. Demi Allah, sesungguhnya beliau sekarang masih hidup di sisi Allah. Tetapi apabila beliau nanti telah turun, maka semua orang beriman kepada beliau." [Ibid, halaman 18].
Ibnu Katsir berkata, "Dan tidak diragukan lagi bahwa apa yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir inilah pendapat yang benar, karena ini merupakan maksud dari konteks ayat-ayat yang menetapkan batalnya pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah memb*nuh Isa, menyalibnya, dan menyerahkannya kepada orang-orang Nasrani yang bodoh dan tidak mengerti masalah itu.
Lalu Allah memberitahukan bahwa perkaranya tidak demikian, tetapi ada seseorang yang diserupakan oleh Allah dengan Isa, lantas mereka bunuh orang yang diserupakan itu sedang mereka tidak mengetahui dengan jelas tentang hal itu.
Kemudian Allah mengangkat Isa kepada-Nya, dan dia (Isa) masih hidup dan kelak akan turun ke bumi sebelum datangnya hari kiamat sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits mutawatir." (Tafsir Ibnu Katsir 2: 405).
Ibnu Katsir juga menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas dan lainnya bahwa Ibnu Abbas mengulangi dhamir pada lafal qobla mautihi untuk ahli kitab. Hal ini, kalau shahih riwayatnya, tidaklah menafikan pendapat pertama. Tetapi yang sudah jelas shahih makna dan sanadnya ialah yang telah kami sebutkan terdahulu. (An-Nihayah Fil Fitan wal-Malahim 1: 137).
Sumber : http://almanhaj.or.id/
Lanjut Membaca Dalil turunnya Nabi Isa
Posting Komentar untuk "Dalil Tentang turunnya Nabi Isa alaihis salam"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.