Khutbah Idul Fitri Tentang Renungan Kehidupan

KHUTBAH IDUL FITRI; Renungan Hidup dan Setelah Kehidupan

السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر ، لا إله إلا الله والله اكبر، الله اكبر و لله الحمد . الحمد لله الذى فرض على المؤمين صيام رمضان ، ووفقنا فيه إلى الأعمال الصالحات التى سنها رسوله الكريم الأمين ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذى أرسله رحمة للعا لمين ، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد أشرف الأنبياء والمرسلين ، وعلى آله وأصحابه وأمته أجمعين ، أما بعد : فيا أيها الحاضرون ! اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون ، وبادروا بالأعمال الصالحات يرحمكم برحمته ويغفر لكم ذنوبكم ويدخلكم جنة تجري من تحتها الأنهار.وذلك الفوز العظيم . قال الله تعالى في القرآن الكريم ، أعوذ با الله من الشيطان الرجيم : يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١

Hadirin wal Hadirat yang berbahagia

Gema takbir, tahmid dan tahlil saling bersahutan sejak tenggelamnya matahari kemarin sampai pagi ini, merupakan tanda telah datangnya hari yang fitri. Tiada kata yang pantas untuk diucapkan pada pagi yang mulia ini, melainkan rasa syukur kehadirat Allah سبحانه وتعالى yang terus menerus memberikan kenikmatan kepada kita sehingga bisa sampai pada hari yang sangat berbahagia sekaligus menyedihkan ini.

Hari raya idul fitri memang merupakan hari yang unik, sebab bagi orang yang beriman, yang mengetahui kemuliaan bulan Romadhon, dua rasa itu bercampur aduk dalam hati sanubari. Gembira karena kita telah dapat menjalankan perintah Allah berupa ibadah puasa yang diwajibkan Allah bagi orang-orang yang beriman. Bersedih karena bulan yang mulia itu telah pergi meninggalkan kita. Bersedih karena kita tidak mengetahui apakah Allah telah mengampuni dosa-dosa kita atau belum.

Mari renungi sejenak hadits Rosulullah صلى الله عليه وسلم yang diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ

“Sungguh celaka seseorang yang disebutkan namaku, lalu dia tidak bershalawat atasku. Sungguh celaka seseorang yang datang kepadanya Romadhon kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya). Dan Sungguh celaka seseorang yang mendapati kedua orangtuanya berusia lanjut tetapi tidak menyebabkan dia masuk ke dalam surga.” (HR. Tirmidzi).

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Hadirin wal hadirat Jama'ah ‘idul fitri rohimakumullah,

Hari ini kita telah berada pada bulan syawwal .... H. Dengan segala kelebihan dan kekurangan ibadah yang telah kita lakukan selama bulan romadhon kemarin, maka mari kita ambil sebuah pelajaran dalam menapaki hidup dan kehidupan di hari-hari berikutnya.

Bagaimana keadaan dan kualitas ibadah kita setelah selesainya bulan romadhon adalah sebuah gambaran apakah ibadah kita di bulan Romadhon itu berhasil atau tidak.

Apakah setelah kita jalani ibadah puasa kita menjadi orang dermawan? Apakah setelah menjalani ibadah puasa, hati kita bersih dari kerak-keraknya berupa iri, dengki, sombong, takabbur, riya’, dan lain sebagainya? Apakah setelah berlalunya romadhon kita masih tetap rajin sholat sunnah dan sholat berjama’ah di masjid? Apakah kita masih akan rajin membaca Al-Qur’an? Atau semuanya itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Romadhon?

Kalau semua itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Romadhon, berarti kita termasuk dalam firman Allah dalam surah An Nahl : 92, :

"dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali,.."

Ayat tadi merupakan gambaran dari orang-orang yang melakukan perbuatan sia-sia, setelah ketaatan ia lakukan, lalu dihancurkan kembali dengan kemaksiatan seperti orang yang telah memintal benang dengan susah payah lalu diuraikannya kembali.

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Pendidikan dari ibadah puasa memang luar biasa. Dengan berpuasa, kita telah menjadi orang yang sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Jangankan terhadap sesuatu yang haram, terhadap yang halal saja kita menahan diri. Jangankan terhadap sesuatu yang banyak, terhadap setetes airpun kita jaga agar jangan sampai melewati tenggorokan kita.

Romadhon juga mendidik rasa kebersamaan. Puasa yang kita lakukan terasa ringan karena dilakukan bersama-sama. Bandingkan ketika kita melaksanakan puasa sunnah di saat orang sekitar kita makan dan minum. Sholat tarawih juga terasa enak dilaksanakan walau dengan jumlah rakaat yang banyak karena dilaksanakan bersama-sama, bandingkan jika kita sholat sunnah sendirian.

Semangat kebersamaan ini tak boleh berakhir dengan berakhirnya Romadhon. Romadhon merupakan saat yang tepat untuk memakmurkan masjid. Maka salah satu hasil dari pendidikan Romadhon adalah masjid menjadi makmur dengan kegiatan sholat berjama’ah dan majelis ta’lim. Kalau masjid kembali sunyi dan sepi setelah romadhon, berarti tak ada bekas yang tinggal dari romadhon.

Apabila pada suatu negeri atau kampung tidak mau memakmurkan masjid, niscaya akan Allah cabut keberkahan dari negeri itu, dicabutnya keberkahan diantaranya Allah berikan kesulitan ekonomi.

Sebaliknya, apabila penduduk suatu negeri memakmurkan masjid dan itu merupakan tanda iman dan taqwa, niscaya akan dimakmurkan oleh Allah.

"Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". (al-A’rof:96)

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Bulan yang agung telah pergi meninggalkan kita. Padahal baru kemarin rasanya bulan romadhon datang. Dalam hati kita yang telah menyadari betapa mulianya bulan itu paling hanya bisa berucap “Ya Allah, apakah kami masih bisa bertemu kembali dengan bulan Romadhon di tahun yang akan datang?

Hadirin, Bulan Romadhon insya Allah tetap akan datang. Tapi ketika Romadhon itu datang apakah kita masih hidup? Tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.

"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (luqman : 34)

Hadirin wal hadirat rohimakumullah

Pada hari ini mari kita membuat perhitungan untuk diri sendiri sebelum nanti Allah yang menghitungnya. Ajukan pertanyaan untuk diri masing-masing, romadhon keberapakah yang kita jalani pada tahun ini sejak kita aqil baligh? bagaimanakah kualitas iman dan taqwa kita dari romadhon ke romadhon tahun berikutnya? Adakah mengalami kemajuan? Atau malah semakin jelek?

Sungguh Allah سبحانه وتعالى sangat sayang kepada kita sehingga diberikannya satu bulan dari 12 bulan dalam satu tahun untuk kita mendekatkan diri kepada-Nya. Dari satu bulan itupun, Allah berikan satu malam yang kemuliannya lebih baik dari seribu bulan. Lalu, mengapa kesempatan demi kesempatan itu kita sia-siakan?

Ketika datang bulan ramadhon, mengapa diri kita ini sangat berat untuk datang ke masjid menunaikan sholat tarawih berjama’ah? Bahkan yang sangat memprihatinkan adalah tak satu malampun dilaluinya dengan sholat tarawih.

ayyuhal ikhwani wa akhowati fillah..

Apakah kita ragu bahwa apa yang ada pada diri kita ini semuanya adalah merupakan nikmat dari Allah. Allah tidak meminta macam-macam kepada kita. Allah hanya meminta agar kita beribadah kepada-Nya.

Apakah kita ragu bahwa setelah kehidupan ini akan ada kematian? Apakah kita ragu bahwa setelah alam dunia ini akan ada alam kubur? Apakah kita ragu bahwa setelah alam kubur nanti akan ada alam akhirat dan kita akan selama-lamanya berada di sana? Apakah kita ragu akan keberadaan surga dan neraka?

Hadirin wal hadirat rahimakumullah

Jika kita meyakini bahwa kematian itu adalah suatu kepastian, lalu mengapa kita berani melalaikan sholat? Jika yakin bahwa neraka dengan segala siksaannya itu ada, mengapa kita masih enteng tidak berpuasa?, jika kita yakin bahwa kiamat itu pasti terjadi, lantas mengapa kita masih berani bermaksiat? Mengapa kita masih suka minum minuman keras padahal itu diharamkan Allah? Mengapa kita masih gemar berjudi padahal itu dosa besar? Mengapa kita masih suka mengata-ngatai orang, menfitnah, adu domba, pendendam, benci terhadap sesama muslim dan terus menyulut rasa permusuhan?

Apakah karena kita merasa kuat dan mampu menahan siksa kubur? Beranikah kita di dalam kubur yang gelap gulita seorang diri tanpa membawa amal sebagai teman? Sungguh nekad jika ada orang yang akan melakukan perjalanan panjang namun tidak membawa bekal, dan sebaik-baik bekal itu adalah taqwa.

Hadirin……….

Peringatan soal kematian ini, adalah merupakan sebaik-baik nasihat sebab ia akan bisa melunakkan hati yang keras membeku. Meruntuhkan kesombongan, menyadarkan orang yang lalai sehingga Rosulullah صلى الله عليه وسلم menyuruh kita untuk banyak-banyak mengingat mati.

Untuk kalian wahai para pemuda, camkan baik-baik, bahwa mati itu bukan masalah umur, melainkan sebuah ketetapan Allah yang kita tidak pernah mengetahui kapan saatnya. Mati itu sangat sakit. Jangan habiskan masa mudamu dengan bergelimang dosa karena menganggap hidup mu masih lama. Jangan sia-siakan masa muda mu karena engkau akan menyesal di hari tua mu. Jangan sia-siakan masa hidup mu, karena engkau akan menyesal berkepanjangan di saat kematian menjemput mu.

Mengapa kalian masih belum akrab dengan masjid, mengapa kalian masih malas beribadah kepada Allah, padahal satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat adalah pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah. Mengapa kalian rusak tubuh mu yang telah Allah ciptakan begitu indah dan sempurna dengan membuat tato padahal itu perbuatan yang dilaknat oleh Rosulullah. Mengapa kalian rusak akal mu dengan nark0b4 dan alk0h0l?

Mengapa kalian begitu bangga dengan dosa-dosa yang kalian lakukan, padahal segala kemaksiatan itu akan berdampak buruk bagi orang tua kalian, apalagi jika mereka telah meninggal dunia. Mereka akan ikut disiksa di alam kuburnya dikarenakan maksiat yang kalian lakukan. Tidakkah kalian kasihan kepada mereka? Sebaliknya, mereka juga akan berbahagia di alam kuburnya karena ibadah yang kalian lakukan dan do’a yang selalu dipanjatkan untuk mereka.

Wahai para pemuda, Mati dan kematian tidak pernah memilih siapa yang akan ditemuinya.
Allah سبحانه وتعالى berfirman

 كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (Al-Ankabut: 57)

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al-A’raf: 34)

"di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh", (an-Nisa’:78)

Wahai para orang tua, mengapa kalian tidak khawatir meninggalkan generasi sesudah kalian generasi yang tidak mengenal agamanya?. Allah telah menitipkan amanah kepada kalian berupa anak dan itu akan dipertanggung-jawabkan dihadapan Allah, lalu mengapa tidak kalian didik dengan pendidikan agama. Mengapa tidak kalian perintahkan mereka untuk mengaji. Apa yang kalian harapkan ketika nanti sudah meninggalkan dunia fana ini sedangkan anak-anakmu tidak bisa dan tidak biasa sholat?.

Memang sekarang kalian rajin sholat, rajin berpuasa, namun semua itu akan berhenti dengan kematian. Di alam kubur nanti yang kita harapkan adalah pahala yang terus mengalir yang berasal dari Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat yang kita ajarkan kepada orang lain, dan anak yang sholeh, yang senantiasa mendo’akan orang tuanya.

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal muslimat rahimakumullah,

Hidup ini ternyata sangat singkat. Maka, sudahkah kita siap berpisah dengan dunia ini?. Sudahkah kita siap untuk mempertanggungjawabkan apa saja yang kita lakukan di dunia ini di hadapan Allah? Padahal ketika itu, mulut kita dikunci, sehingga tidak bisa mencari-cari alasan. Kita hafal ayatnya pada surah yaasiin

"pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan".

Ayyuhal ikhwani wa akhowati fillah, Bertaubatlah sebelum pintu taubat ditutup, yakni datangnya sakarotul maut.

dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Qaf:19)

Beramal lah sebelum datang hari dimana kita tidak lagi bisa beramal. Allah سبحانه وتعالى berfirman

(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampil hari mereka dibangkitkan. (al-Mukminun:99-100)

Bersedekahlah, sebelum tiba hari penyesalan dimana kita sangat ingin bersedekah dan itu tidak ada gunanya lagi.

"dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?" (al-Munafiqun:10)

الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، لا إله إلا الله والله اكبر، الله اكبر و لله الحمد

Hadirin wal hadirat Jamaah ‘iedul fitri rahimakumullaah,

Terakhir, sebelum menutup khutbah ini, secara khusus akan kami sampaikan nasihat kepada kaum wanita sebagaimana nasihat Rasulullah  

صلى الله عليه وسلم عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: (( يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الْاِسْتِغْفَارَ ، فَإِنِّـيْ رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ، فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَـةٌ : وَمَا لَنَا ، يَا رَسُوْلَ اللهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ؟ قَالَ : تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar (mohon ampun kepada Allâh) karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak.” Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka, “Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak, wahai Rasûlullâh?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami”. (HR. Muslim)

Ingatlah, suami kalian adalah surga ataupun neraka bagi kalian. Sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ أَوْ نَارُكِ


"Sesungguhnya suamimu adalah Surgamu atau Nerakamu" (HR. Ahmad)

Apabila suamimu ridho kepadamu karena engkau berbakti kepadanya, maka sesungguhnya engkau sedang membuka pintu surga lebar-lebar. Sebaliknya, jika kalian durhaka kepada suami mu yang menyebabkan ia tidak ridho kepada mu, maka sesungguhnya engkau telah membuka pintu neraka untuk mu.

Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Akhirnya, tiada cita-cita terbesar dari seorang muslim kecuali dapat menutup mata, mengakhiri hidupnya dalam keadaan mengucapkan kalimat لااله الاالله محمد رسول الله

Semoga khutbah ini ada manfaatnya. Sebagai penutup, saya ucapkan SELAMAT HARI RAYA ‘IDUL FITRI, MINAL ‘AIDINA WAL FAIZIN, TAQOBBALALLAHU MINNA WAMINGKUM, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah ke 2

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ. الحَمْدُللهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَحَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نبَيَّ بَعْدَه. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ وأَنْعِمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِباَدَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قال الله عز و جل: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨

Ma`asyiral Muslimin wal muslimat Rahimakumullah

Marilah kita tundukkan kepala dan tengadahkan tangan dan memohon kepada Allah, hilangkan perasaan bahwa diri ini besar, sebaliknya, sadarilah betapa kecil dan lemahnya kita di hadapan Allah dan kita sangat membutuhkan pertolongan-Nya.

- اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
- رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم
- اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, jika rezeki kami masih di langit-Mu maka turunkanlah, jika rezeki kami masih di dalam bumi-Mu maka keluarkanlah, jika rezeki kami masih jauh maka dekatkanlah, jika rezeki kami sedikit maka perbanyaklah, jika haram maka bersihkanlah, jika jalan rezeki kami masih sulit maka permudahkanlah.

Pada hari ini ya Allah, jika diantara kami yang hadir ini ada yang masih menanggung hutang maka lunasilah, yang sakit sembuhkanlah. Yang belum menikah dan memiliki niat tulus untuk menikah maka tolonglah dan berikan jodoh yang terbaik, untuk yang telah menikah dan belum dikaruniai keturunan, maka berikanlah keturunan yang sholih dan sholihah.

يا الله يا رحييم , buanglah rasa benci dan dendam yang bersemayam di dalam dada kami, ilhamkan kepada kami rasa untuk terus menyambung tali silaturrahim. Ya Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Penerima Taubat, dengarlah permohonan kami dan terimalah taubat kami.

يا الله يا غفار, ampunilah segala dosa kedua orang tua kami. Kasihanilah mereka melebihi kasih sayang mereka kepada kami. Hanya do’a yang bisa kami panjatkan, sebab kami menyadari sebesar apapun usaha yang kami lakukan untuk membalas jasa mereka, tidak akan pernah setimpal dengan kasih sayang dan pengorbanan mereka kepada kami, ya Allah, ya arhamar rohimin.

يا الله يا حي يا قيوم Jangan Engkau timpakan azab kepada kami hanya karena kedurhakaan segelintir orang di antara kami. Jadikanlah negeri kami ini negeri yang aman, damai dan sejahtera. Berikan kepada kami pemimpin yang adil, yang takut kepada-Mu, dan sayang kepada kami.

- اللَّهُمَّ انْجِ الْمُؤْمِنِيْنَ فىِ بِلاَدِ الْعِرَاقِ وَأَفْغَانِسْتَانِ وَسُورِيَة وَرَاهِنْياَ وَفَلَسْطِيْنَ وايغور خَاصَّةً, وَفىِ بُلْدَانِ اْلمُؤْمِنِيْنَ عَامَّةً. اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى كُفَّارِ أَمِيْرِكَ وَيَهُوْدِ إِسْرَائِيْلَ وَشُرَكَائِهِمْ. اللَّهُمَّ وَشَطَّطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
- اللهم يا مجيب دعوة المضطر اذادعاك نسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والعزيمة على الرشد والغنيمة من كل بر والسلا مة من كل اثم والفوز بالجنة والنجاة من النار
- رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
- ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم وتب علينا انك انت التواب الرحيم. آمين يا رب ا لعالمين يا حي يا قيوم يا ذالجلال والإكرام
- وصل وسلم على نبينا محمد وعلى آله واصحابه اجمعين, والحمد لله رب العالمين

والسلام عليكم ورحمة الله وبر كاته 

baca juga Khutbah Idul Fitri 1444 H

Posting Komentar untuk "Khutbah Idul Fitri Tentang Renungan Kehidupan"