Pedoman Khutbah Jumat, Rukun dan Syarat-syaratnya bagi Pemula
Khutbah ialah pesan atau nasihat-nasihat agama yang disampaikan dengan memperhatikan rukun, syarat dan tatacara tertentu. Orang yang menyampaikan khutbah disebut khatib.
Selain khutbah jum’at, ada lagi khutbah hari raya (Idul fitri dan Idul Adha), khutbah shalat gerhana (baik gerhana matahari maupun gerhana bulan), khutbah istisqa’ (shalat minta hujan), dan khutbah nikah.
Pada artikel ini secara khusus membahas mengenai khutbah jum’at, meliputi syarat-syarat khatib, adab, rukun khutbah dan teknik atau tatacara berkhutbah.
Beberapa ketentuan dalam pelaksanaan khutbah (Khutbah Jum'at, dll).
a. Syarat khatib.
Untuk menjadi khatib, harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Laki-laki, dewasa, sehat jasmani dan rohani;
2. Memiliki pengetahuan agam Islam yang memadai dan taat dalam mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari;
3. Memiliki akhlak yang mulia, yaitu sikap dan prilaku yang mencerminkan pribadi muslim;
4. Selalu menjaga kehormatan diri dalam kehidupan sehari-hari;
5. Fasih membaca ayat-ayat al-Qur’an, hadits, dan rukun-rukun khutbah yang lain.
b. Adab dan persiapan khatib.
Seorang khatib hendaknya:
1. Berpakaian yang bersih dan rapi, memakai baju lengan panjang, warna baju tidak terlalu mencolok, memakai kain sarung (gamis) dan berpeci/ sejenisnya;
2. Hadir di masjid sekurang-kurangnya 10 menit sebelum masuknya waktu shalat;
3. Bersikap sopan, khusyu’, dan tawadhu’;
4. Mempersiapkan materi khutbah dengan sebaik-baiknya.
Sebaiknya materi khutbah dibuat dalam bentuk teks/ konsep agar khutbah yang disampaikan tidak keluar dari tema. Susunlah teks khutbah dengan memperhatikan rukun khutbah sehingga rukun-rukun tersebut tidak tertinggal yang mengakibatkan khutbah menjadi batal.
c. Yang harus dihindari oleh khatib dalam menyampaikan khutbah.
1. Materi/ tema khutbah sebaiknya disesuaikan dengan situasi setempat, ataupun isu-isu yang memang perlu untuk dibahas atau disampaikan;
2. Hindari membahas/ menyampaikan masalah khilafiyah dalam teks khubah.
Masalah khilafiyah tidak akan pernah habis untuk dibahas. Efek buruk dari membahas masalah khilafiyah ini adalah bisa memecah belah ummat;
3. Hindari isu-isu politik dalam teks khutbah.
Khatib harus memahami bahwa jama’ah yang hadir mendengarkan khutbah itu terdiri dari berbagai warna dan pilihan politiknya, sehingga tidak bijak jika khatib menyampaikan isu politik hanya dari sudut pandang atau kecenderungan khatib saja;
4. Hindari menggunakan kosa kata yang tidak dipahami oleh jama’ah. Seperti menggunakan kata-kata ilmiah ketika berkhutbah di perkampungan, ataupun menggunakan bahasa yang tidak baku semisal bahasa “gaul”;
5. Teks khutbah hendaknya jangan terlalu panjang, namun jangan pula terlalu singkat.
Jika khutbah terlalu panjang, akan membuat jama’ah menjadi gelisah karena mereka tentu masih memiliki keperluan lain. Jika terlalu pendek, dikhawatirkan materi khutbah tidak dipahami dengan baik bahkan mungkin bisa menimbulkan pemahaman yang keliru;
6. Teks khutbah sebaiknya tidak terkesan menggurui.
d. Rukun khutbah (jum’at)
Khutbah jum’at dilakukan dua kali (khutbah pertama dan khutbah kedua) dengan rukun-rukun khutbah sebagai berikut:
1. Membaca hamdalah
2. Membaca kalimah syahadat
3. Membca shalawat
4. Menyampaikan wasiat agar bertaqwa
5. Membaca ayat al-Qur’an pada salah satu dari dua khutbah
6. Membaca do’a untuk kaum muslimin yang umumnya dibaca pada waktu khutbah kedua.
e. Syarat Dua Khutbah
1. Khutbah dimulai sesudah masuk waktu zhuhur2. Berkhutbah dengan berdiri jika mampu
3. Khatib hendaklah duduk sebentar diantara dua khutbah
4. Khutbah disampaikan dengan suara lantang agar terdengan oleh jama'ah
5. Khatib harus suci dari hadats dan najis
6. Khatib hendaklah menutup aurat dan berpakai yang sopan dan rapi
f. Teknik atau tatacara berkhutbah
1. Khatib menaiki mimbar dan menyampaikan salam kepada para jama’ah, kemudian duduk sambil menunggu muadzin selesai adzan;2. Selesai adzan dikumandangkan, khatib menyampaikan khutbah sambil berdiri;
3. Khatib hendaknya menyampaikan khutbah dengan suara yang mantap, jelas, tenang dan dengan nada/ irama yang enak didengar.
Irama saat berkhutbah jangan terlalu keras namun juga jangan terlalu pelan. Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami oleh jama’ah;
4. Jika menyampaikan dalil, maka bacalah teks yang berbahasa Arab dengan fasih dan benar. Sebutkan ayat berapa dan surah apa. Sampaikan sumber-sumber dari dalil yang disampaikan;
5. Jika khutbah pertama telah selesai, khatib duduk sejenak (duduk di antara dua khutbah) dan bacalah shalawat;
6. Lanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai. Selesai khutbah kedua khatib tidak perlu mengucapkan salam.
7. Turun dari mimbar dengan tenang dan muadzin mengumandangkan iqamat.
Demikian sedikit mengenai ketentuan-ketentuan khutbah jum’at yang semoga bermanfaat terutama bagi pemula. Jika membutuhkan konsep khutbah, silahkan cari dalam blog ini.
Posting Komentar untuk "Pedoman Khutbah Jumat, Rukun dan Syarat-syaratnya bagi Pemula"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.