Dongeng Kancil Dengan Buaya Dalam Bahasa Jambi

Sebelumnya saya telah membuat artikel berupa kumpulan kosa kata yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari masyarakat Melayu Jambi. Jika belum membacanya silahkan dibaca terlebih dahulu DI SINI.

Kosa kata yang biasa dipakai itu terkadang memiliki banyak arti, tergantung dari konteks pembicaraan dan kalimat sebelum dan sesudahnya.

Agar lebih mempermudah pembaca untuk memahami kosa kata tersebut dan untuk mengetahui percakapan dalam bahasa Jambi, akan saya susun menjadi kalimat dalam bentuk dongeng.

dongeng kancil dan buaya
Jangan khawatir, akan saya tampilkan juga dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah untuk memahaminya.

Dongeng ini dahulu sering diceritakan oleh nyai (nenek) saya ketika saya masih kecil saat liburan sekolah.

Dongeng Kancil dengan Buayo

Zaman dulu, hiduplah seekor Kancil di rimbo. Suatu hari, Kancil sedang bajalan-jalan dalam rimbo. Sudah puas bajalan-jalan, Kancil meraso aus. Pegilah nyo mencari sunge untuk minum.

Sampe di sunge, baru bae kakinyo masuk ke aek, Buayo langsung nangkap kaki Kancil. Kancil takejut. Tapi dio dak ilang akal.

Diambiknyo ranting kayu. Lalu katonyo ke Buayo, “Hei Buayo, kau salah tangkap. Yang kau tangkap tu bukan kaki aku, tapi ranting. Iko kaki aku yang sebenarnyo”. Kato Kancil sambil memasukkan ranting ke mulut Buayo.

Buayo langsung ngigit ranting tu dan melepas kaki Kancil. Sudah kakinyo lepas dari mulut Buayo, Kancil langsung meloncat ke tepi dan lari masuk rimbo. Kancil selamat dari tangkapan Buaya.

Beberapo hari sesudah tu Kancil pegi lagi ke sunge untuk minum. Di tepi sunge, Kancil nengok buah-buahan di seberang sano. Seketiko Kancil meraso lapar.

Tapi macam mano nak keseberang, Kancil dak biso berenang. Jugo di sunge Buayo sudah nunggu dan siap nerkam Kancil.

Hei Kancil, kini kau dak akan lepas lagi. Kau dak biso lagi meloloi aku. Kato Buayo.

Kancil memang terkenal sebagai binatang yang cerdik. Jadi nyo dak keilangan akal.

Kato Kancil ke Buayo, aku datang bukan nak meloloi kau, tapi nak bagi makanan yang lebih besak dari aku. Kalu kau makan aku, kau dak akan kenyang sebab badan aku kecik.

Di berang sunge tu ado kerbo gedang. Pastilah banyak dagingnyo. Kalu kau dewean dak akan habis makannyo. Jadi ajak galo-galo kawan kau, kato Kancil ke Buayo

Buayo percayo dengan cakap Kancil. Lalu katonyo, yolah, kau tunggu di siko. Aku nak manggil kawan-kawan aku.

Yolah kato Kancil. Aku tunggu.

Dak berapo lamo datanglah serombongan Buayo. Kato Buayo ke Kancil, Kancil, kami sudah banyak dan siap nak makan kerbo kato kau tadi.

Sabar dulu kato Kancil. Kamu harus aku itung dulu. Jadi kini kamu babaris biak aku enak ngitungnyo.

Buayo ikut bae apo yang dipintak Kancil. Bayo babaris dari tepi sunge siko dekat Kancil hinggo sampe ke tepi seberang sano.

Kancil mulak icek-icek ngitung. Kancil meloncat dari badan Buayo sekok ke Buayo lainnyo sampe ke tepi seberang sunge.

Sampe pado Buayo terakhir, cepat-cepat Kancil ngambur ke atas tanah dan lari menyelamatkan diri. Kato Kancil, trimokasih Buayo, aku biso nyeberang sunge dengan mudah.

Buayo sadar kalu dio dipeloloi lagi oleh Kancil.

Dalam bahasa indonesia, cerita di atas adalah sebagai berikut:

Dongeng Kancil Dengan Buaya

Pada zaman dahulu hiduplah seekor Kancil di hutan.pada suatu hari, Kancil sedang berjalan-jalan di dalam hutan. Setelah puas berjalan-jalan, Kancil merasa haus. Maka pergilah dia mencari sungai untuk minum.

Sesaimpainya di sungai, baru saja kakinya masuk ke air sungai, Buaya langsung menangkap kaki Kancil. Kancil terkejut. Tapi dia tidak kehilangan akal.

Diambilnya ranting kayu. Lalu Kancil berkata kepada Buaya, hei Buaya, engkau salah tangkap. Yang engkau tangkap itu bukan kaki saya, tapi ranting kayu. Ini kaki saya yang sebenarnya, kata Kancil sambil memasukkan ranting ke mulut Buaya.

Buaya langsung menggigit ranting itu dan melepaskan kaki Kancil. Setelah kakinya terlepas dari mulut Buaya, Kancil langsung melompat ke pinggir sungai dan lari masuk ke hutan. Kancil selamat dari tangkapan Buaya.

Beberapa hari setelah itu Kancil pergi lagi ke sungai untuk minum. Di pinggir sungai, Kancil melihat buah-buahan di seberang sana. Seketika Kancil merasa lapar.

Namun bagaimana dia hendak pergi ke seberang, Kancil tidak bisa berenang. Di sungai itu juga Buaya sudah menunggu dan siap menangkap Kancil.

Hai Kancil, sekarang engkau tidak akan bisa lolos lagi. Engkau tidak bisa lagi membohongi saya. Kata Buaya.

Kancil memang terkenal sebagai binatang yang cerdik. Sehingga dia tidak kehabisan akal.

Kancil berkata kepada Buaya, saya datang bukan hendak membohongi engkau, tetapi mau membagikan makanan yang lebih besar dari saya. Jika engkau memakan saya, engkau tidak akan kenyang sebab tubuh saya kecil.

Di seberang sungai itu ada kerbau besar. Pastilah dagingnya banyak. Jika engkau sendirian memakannya tidak akan habis. Oleh karena itu ajaklah semua teman-teman mu, kata Kancil kepada Buaya.

Buaya percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kancil. Lalu katanya, baiklah, engkau tunggu di sini. Saya akan memanggil teman-teman saya.

Kancil berkata, “Baiklah. Saya menunggu di sini”.

Tidak berapa lama datanglah serombongan Buaya. Buaya berkata kepada Kancil,” Kancil, kami sudah banyak dan siap akan memakan kerbau yang engkau katakan tadi”.

Sabar dulu, kata Kancil. Kamu harus saya hitung terlebih dahulu. Oleh karena itu, sekarang kalian berbaris agar saya mudah menghitung kalian.

Buaya mengikuti saja apa yang dipinta oleh Kancil. Buaya berbaris dari pinggir sungai dekat Kancil sampai ke pinggir sungai di seberang sana.

Mulailah Kancil berpura-pura menghitung. Kancil melompat dari tubuh Buaya satu ke Buaya lainnya hingga sampai ke pinggir seberang sungai.

Sesampainya pada Buaya terakhir, cepat-cepat Kancil melompat ke atas tanah dan lari menyelamatkan diri. Kancil berkata, terima kasih Buaya, saya bisa menyeberangi sungai dengan mudah.

Buaya menyadari bahwa dia kembali dibohongi oleh Kancil.

Itulah dongeng Kancil dalam dua versi. Versi bahasa Jambi dengan versi bahasa Indonesia.

Untuk diketahui, bahwa pengucapan huruf “ R “ dalam dialek masyarakat Jambi itu terdengar samar-samar dan lebih mirip dengan pengucapan huruf غ dalam bahasa Arab.

Lalu apa pelajaran yang bisa dipetik dari dongeng tadi?

Pertama, bahwa dalam hidup ini kita harus mengerahkan segenap potensi diri agar tidak tergerus oleh zaman.

Keahlian Kancil dalam dongeng tadi adalah cerdik dan licik. Namun untuk manusia, kecerdasan harus disertai dengan kejujuran. Sebab, kecerdasan yang dipergunakan dengan kelicikan dapat membawa kerugian untuk diri sendiri dan orang lain.

Kedua, jangan terlalu mudah percaya dengan janji-janji manis yang justru akan menjerumuskan kita. Namun kita juga tidak boleh suka berburuk sangka kepada orang lain.

Tempatkanlah sesuatu pada tempatnya. Selalu waspada dan telitilah terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.

Demikian semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangannya.

Wassalam.

Posting Komentar untuk "Dongeng Kancil Dengan Buaya Dalam Bahasa Jambi"