Burung, al-Qur’an dan Penemuan Pesawat Terbang
Jauh sebelum penelitian ilmiah mengungkap dan menginspirasi penemuan pesawat terbang, Allah Swt lewat firman-Nya telah menginformasikan kepada manusia. Baca al-Qur’an surah an-Nahl, surah ke 16 ayat 79.
"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman".
Untuk dapat terbang, burung seharusnya sangat ringan supaya ia dapat terus terbang dan bertahan di udara. Namun sebaliknya, pada saat yang sama, ia juga harus kuat untuk dapat mengepakkan sayapnya, bermanuver, lepas landas dan mendarat.
Tentunya ini sekilas adalah merupakan suatu kontradiksi, antara kekuatan dan ringan. Sebab secara umum, yang ringan itu biasanya tidak kuat, contohnya adalah selembar kertas. Selembar kertas itu ringan namun tidak memiliki kekuatan.
Untuk keperluan menyambar makanan ini, tulang leher burung haruslah kuat, namun sebaliknya disaat bersamaan tulang leher itu haruslah lentur. Dengan kelenturan tersebut memungkinkan otot-otot leher bekerja dengan sangat efektif dan efisien. Jumlah ruas tulang leher burung bervariasi, antara 11 bahkan lebih.
Tulang burung umumnya berlubang di bagian tengah bagai pipa dan berdinding tipis. Secara keseluruhan, berat badan burung bertumpu pada bagian tengah tubuhnya. Di bagian dada terdapat tulang besar yang melekat pada otot besar di dada. Otot inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sayap burung. Berat otot ini sekitar 25 – 30 % dari berat keseluruhan tubuh burung.
Secara umum, otot dada yang besar dan bekerja secara terus menerus mengepakkan sayap tentu dapat mengganggu kinerja paru-paru. Untuk mengurangi beban kerja paru-paru, burung memiliki sistem pernafasan yang berbeda.
Sistem kerja pernafasan burung terjadi di kantung-kantung udara yang terdapat di seluruh tubuhnya. Kantung ini juga dapat ditemui pada rongga tulang tengah. Udara dialirkan ke seluruh tubuh dan diserap oleh darah dengan cepat dengan bantuan denyut jantung yang sangat kuat.
Perangkat terpenting yang memungkinkan burung untuk terbang adalah sayap dan bulu. Sayap burung berfungsi sebagai tangan yang pada bahunya terdapat sendi peluru yang besar dan kuat pula. Sendi tersebut sangat khusus dan digunakan untuk pergerakan yang sangat rumit.
Sendi itu memungkinkan burung untuk bermanuver di udara dengan baik. Sendi ini juga dapat memposisikan sayap sehingga burung dapat berganti arah, berputar dengan cepat, memperlambat terbang, terbang mundur dan menukik dengan kecepatan yang tinggi hingga mendarat dengan baik dan sempurna. Persis seperti sistem kerja baling-baling pada helikopter.
Seiring dengan kekuatan otot lengan pada sayap, bulu burung adalah bagian yang sangat menentukan bagi burung untuk dapat terbang. Antara otot lengan sayap dengan bulu sayap adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Bulu sayap burung dirancang dengan sangat indah, ringan namun kuat, lentur, serba guna, kedap air serta dapat berganti. Warna pada bulu sayap juga merupakan sesuatu yang sangat penting. Beberapa jenis burung memiliki warna bulu yang sama dengan alam sekitarnya sehingga memungkinkan burung untuk berkamuflase. Jenis lainnya memanfaatkan warna bulu untuk memikat lawan jenis.
Rancangan-rancangan yang merupakan satu kesatuan inilah yang mengispirasi manusia bagaimana membuat suatu alat yang memungkinkan manusia untuk dapat terbang layaknya burung.
Manusia menyadari bahwa mereka tidak memiliki sayap sebagaimana burung yang dapat dipergunakan untuk terbang. Oleh karena itu manusia memikirkan, merancang dan menguji coba suatu benda yang kelak dikenal sebagai pesawat terbang.
Rancangan sayap pada burung adalah gambaran bagaimana sistem kerja sayap pada pesawat. Kepakan sayap burung adalah gambaran bagaimana agar pesawat yang dibuat ini memiliki daya dorong dan daya angkat agar dapat terbang di udara. Dengan berbagai eksperimen, akhirnya manusia menemukan alat dorong dan memanfaatkan udara agar pesawat dapat terangkat.
Secara kasat mata, semua itu adalah kehebatan daya akal dan daya nalar manusia, namun secara keseluruhan, semuanya itu adalah keMaha-Kuasaan Allah Swt. Pada surah an-Nahal : 79 di atas disebutkan bahwa Tidak ada yang menahan burung sehingga dapat terbang dan mengambang di udara kecuali Allah. Swt.
Sekali lagi saya tekankan bahwa, segala yang ada di alam ini dengan segala aspek dan segala rinciannya adalah menjadi bukti akan keberadaan Allah dan bukti bahwa Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Demikian sedikit mengenai penciptaan Allah yang unik yaitu burung, semoga semakin mempertebal keimanan kita kepada Allah Swt. aamiin.
Baca juga artikel: ⇛ Al Qur'an Berbicara Mengenai Lebah
Posting Komentar untuk "Burung, al-Qur’an dan Penemuan Pesawat Terbang"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.