Khutbah Jum'at Larangan Mengolok-olok Sunnah Nabi

Mukaddimah silahkan ditambah sendiri
Hadirin…..

Hari ini kita masih berada pada bulan Rabiul Awal 1439 H. sebagaimana yang kita ketahui, pada bulan ini hampir di setiap tempat mengadakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Setiap tahun acara demi acara ini diadakan dengan maksud agar kaum muslimin dapat mengenal, memahami dan mencontoh atau mentauladani dan mencintai Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah peringatan demi peringatan yang kita ikuti dan kita laksanakan setiap tahunnya ini sudah mampu membawa kita untuk menjadi seorang muslim yang berakhlaq sebagaimana akhlaq Rasulullah? atau hanya sebatas serimonial belaka? Sudahkah kita mengamalkan firman Allah yang menceritakan tentang bagaimana sikap kepribadian Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagaimana termaktub dalam surah al-Fath: 29

.... مُّحَمَّدٞ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ تَرَىٰهُمۡ رُكَّعٗا سُجَّدٗا
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah k*ras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.

Hadirin…

Ayat tadi menjelaskan tentang karakter ummat Muhammad صلى الله عليه وسلم, yakni keras terhadap orang kafir dan berkasih sayang terhadap sesama muslim. Keras disini maksudnya bukan kek*rasan fisik, melainkan harus ada pembeda yang jelas antara orang mukmin dengan orang kafir dalam lingkup لكم دينكم ولي دين . tidak ikut-ikutan dalam ibadah mereka, seperti merayakan malam tahun baru masehi, valentine day dan lain sebagainya.

Namun fakta yang terjadi saat ini adalah kebalikannya, sebagian ummat Islam sangat tegas terhadap sesama muslim, mereka tidak segan-segan berdebat dengan sesama muslim bahkan ada yang sampai bertikai hanya untuk mempersoalkan masalah kecil atau khilafiyah.

Akan tetapi di sisi lain sangat ramah dan hormat kepada non muslim bahkan meniru-niru gaya mereka. Kita seakan lupa bahwa apa yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم itu sudah sangat lengkap mencakup seluruh aspek kehidupan.

Hadirin…

Masih dalam momen peringatan Maulid Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, sudahkah kita mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah? Kalau kita tidak mampu mengamalkan seluruhnya minimal sebagian dari sunnah-sunah itu ada yang kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kalaupun tidak sebagian, paling tidak ada yang kita amalkan, kalau juga tidak mampu mengamalkan walau sedikit, hendaknya kita tidak mengolok-olok orang yang menjalankan sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم.

Fenomena ini banyak terjadi sekarang. Kita saksikan begitu mudahnya sebagian orang mengolok-ngolok saudaranya yang ingin menjalankan syaria’t.

Jenggot menjadi bahan ejekan. Orang berjenggot dijuluki dengan julukan macam-macam. Jilbab juga mengalami hal yang sama. Sebagian ummat Islam lebih merasa risih melihat wanita berjilbab syar’i dibandingkan wanita yang memakai pakaian minim dan mengumbar aurat.

Hadirin…

Takutlah kepada Allah dari perbuatan mengolok-olok ajaran Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Perhatikan firman Allah dalam surah At-Taubah : 65-66

وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ إِن نَّعۡفُ عَن طَآئِفَةٖ مِّنكُمۡ نُعَذِّبۡ طَآئِفَةَۢ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ مُجۡرِمِينَ
(65). dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
(66). tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.

Asbabun nuzul ayat ini adalah sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qotadah.

Disebutkan bahwa pada suatu perjalanan perang (yaitu perang Tabuk), ada orang di dalam rombongan tersebut yang berkata, “Kami tidak pernah melihat yang seperti para qari/ ahli baca Al-Qur’an ini (maksudnya adalah Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya), kecuali sebagai orang yang paling buncit perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling pengecut tatkala bertemu dengan musuh.”

Mendengar perkataan itu, ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata kepada orang tersebut, “Dusta engkau, kamu ini munafik. Aku akan melaporkan ucapanmu ini kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم ”.

Maka ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun pergi menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Namun sebelum ‘Auf sampai, turun wahyu kepada Nabi صلى الله عليه وسلم (mengenai peristiwa itu).

Kemudian orang yang bersenda gurau dengan menjadikan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya sebagai bahan candaan itu mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم yang saat itu sudah berada di atas untanya.

Orang tadi berkata, “Wahai Rasulullah, kami tadi hanyalah bersenda gurau, kami lakukan itu semata-mata untuk menghilangkan kepenatan dalam perjalanan sebagaimana hal ini biasa dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam perjalanan!”

Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata kepadanya (dengan membacakan firman Allah surah at-Taubah : 65-66 tadi). Beliau mengucapkan itu tanpa menoleh kepada orang tersebut dan beliau juga tidak berkata lebih dari itu.

Hadirin…

Lewat mimbar yang mulia ini saya menghimbau kepada kita semua, marilah setapak demi setapak kita terus berusaha untuk memperbaiki diri, berislam-lah secara kaffah (menyeluruh) jangan setengah-setengah. Jalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta tinggalkanlah larangan Allah dan Rasul-Nya.

Amalkan sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم sedikit demi sedikit walaupun kita mungkin akan menjadi orang yang terlihat aneh karena ini adalah tanda akhir zaman, di mana orang yang berpegang teguh kepada syari’at Islam akan seperti orang yang asing bagi lingkungannya.

Kalau kita belum mampu menjalankan syari’at paling tidak kita tidak ikut-ikutan mengolok-olok orang yang mengamalkan syari’at itu.

Semoga Allah Swt senantiasa memberikan taufik serta hidayahnya kepada kita semua. Amiin.

Baarokallah ..............

Baca juga: Khutbah Jum'at: Kemuliaan dan Memuliakan Rasulullah

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at Larangan Mengolok-olok Sunnah Nabi"