Khutbah jum'at : Memahami Makna Islam

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah Swt, atas segala nikmat yang Allah karuniakan kepada kita semua, sehingga kita masih bisa berkumpul bersama di masjid ini dalam rangka menunaikan kewajiban kita, yakni sholat jum'at berjama'ah.

Rasa syukur tersebut tentu saja harus kita buktikan lewat perbuatan, yaitu dengan jalan terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. taqwa dalam arti yang sebenarnya, yakni menjalankan segala yang Allah perintahkan dan menjauhi segala yang Allah larang.

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Pada khutbah kali ini, saya ingin menyampaikan mengenai Makna Islam, sebab pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. kita mengakui bahwa kita beragama Islam, tentu kita juga harus mengetahui apa itu agama Islam.

“Islam itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha Esakan-Nya dalam beribadah dan tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari perbutana menyekutukan Allah.”

Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 112:

بَلٰى مَنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهٗٓ اَجْرُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۖ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Artinya: “(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah sedang ia berbuat kebajikan,maka baginya pahala pada sisi TuhanNya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Adapun sendi-sendi Islam itu ada lima sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.
Artinya: “Dari Abdillah bin Umar Radhiallaahu 'anhuma Berkata: Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Islam itu didirikan atas lima perkara:
- Bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
- Mendirikan shalat
- Mengeluarkan zakat.
- Menunaikan ibadah haji
- Berpuasa di bulan Ramadlan.”

Inilah pondasi Islam yang harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya agar kita tidak termasuk golongan kafir.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Hal-hal yang saya sampaikan di atas merupakan rukun Islam. Jika dilaksanakan dengan baik, maka dia orang Islam yang sempuna imannya, namun, siapa yang meninggalkan semuanya, maka ia termasuk orang kafir/ ingkar. Dan siapa yang mengingkari salah satu nya, maka sepakat para ulama’ bahwa ia bukan ummat Islam.

Barangsiapa yang yakin dengan kelima hal tersebut namun ia meninggalkan salah satunya selain kalimat syahadat maka ia adalah orang fasiq dan barangsiapa yang beramal hanya sebatas lisannya saja tanpa dibarengi dengan keyakinan, maka ia adalah munafiq.

Allah Ta’ala berfiman dalam surat Ali Imran ayat 19.

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah hanyalah Islam”.

Maksud dari ayat di atas, bahwa sesungguhnya tidak ada agama yang diterima di sisiNya dari seseorang selain Islam.

Maka barang siapa menganut suatu agama selain syari’at Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم setelah diutusnya beliau, maka agama itu tidak di terima di sisi Allah Subhannahu wa Ta'ala .

Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 85.

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.

Yakni barangsiapa menjalankan agama selain apa yang disyari’atkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, maka tak akan diterima daripadanya di sisi Allah dan ia kelak di akhirat termasuk di antara orang-orang yang merugi.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dalam hadist yang shahih:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
Artinya: “Barangsiapa melakukan suatu amal, yang tidak didasari keterangan kami, maka ia adalah tertolak”.

Berdasarkan hadist di atas telah jelas sekali bagi para hamba yang beriman kepada Allah dan hari akhir, bahwa apa saja yang berhubungan dengan syariat, baik dari segi aqidah maupun ibadah, baru akan diterima di sisi Allah apabila hal itu sesuai dengan apa-apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada Rasul-Nya.

Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 31.

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan Allah Ta’ala telah berfirman pula, dalam surat Al-Hasyr ayat 7.

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya: “Apa yang diberikan oleh rasul maka terimalah ia. Dan apa yang di larangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Bila dipandang dari sejak syari’at diturunkan sampai hari akhir nanti, maka Islam itu dapat dibagi dua, yaitu:

-Islam dipandang dari segi umum
-Islam dipandang dari segi khusus

Islam dipandang dari segi umum, bahwa sejak Rasul yang pertama sampai hari akhir nanti, syari’at mereka adalah Islam yang berarti, tunduk beribadah hanya kepada Allah semata, karena itu mereka disebut Al-Muslimun.

Islam dipandang dari segi khusus, bahwa sejak diutusnya Rasul yang terakhir, yang mana ia adalah penyempurna bagi syari’at sebelumnya, serta menjadi penutup bagi segenap Rasul, maka barangsiapa dari ummat manusia, yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, maka ia kafir.

Sebagaimana yang tersebut di dalam hadist yang shahih bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنُ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارَ. (رواه مسلم)
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu, dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda: “Demi dzat yang diri Muhammad berada di tanganNya, tidaklah seseorang mendengar tentang aku dari umat ini, baik itu kaum Yahudi atau kaum Nasrani, kemudian meninggal sementara ia belum mau beriman kepada apa yang aku bawa, melainkan ia akan menjadi penghuni Neraka.” (hadits Muslim)

Demikian khutbah kita pada hari ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. amiin.

Barokallahu ..........

Posting Komentar untuk "Khutbah jum'at : Memahami Makna Islam"