Khutbah Jum'at Bulan Rabiul Awal 1439 Hijriyah

Peristiwa Wafatnya Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam

Mukaddimah silahkan ditambahkan sendiri
Hadirin jama'ah Jum'at rahimakumullah

Hari ini bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul awal 1439 H. tentunya kita semua sudah mengetahui bahwa pada tanggal 12 Rabiul Awal ini Rasulullah صلى الله عليه وسلم dilahirkan, sehingga di mana-mana setiap tanggal 12 Rabiul Awal selalu diadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Namun tahukah kita bahwa ada satu peristiwa lain yang luarbiasa dan menjadi tanda kejadian luar biasa pada tanggal 12 Rabiul Awal namun sering kita lupakan?

Peristiwa itu adalah wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم dimana kejadian wafatnya Rasulullah ini merupakan 1 dari sekian tanda akan datangnya hari kiamat. Ini berdasarkan pada hadits Nabi صلى الله عليه وسلم :

“Perhatikan enam tanda-tanda hari Kiamat:
(1) wafatku, (2) penaklukan Baitul Maqdis, (3) wabah tho’un yang menyerang kalian bagaikan wabah penyakit qu’ash yang menyerang kambing,
(4) melimpahnya harta hingga seseorang yang diberikan kepadanya 100 dinar, ia tidak rela menerimanya, (5) timbulnya fitnah yang tidak meninggalkan satu rumah orang Arab pun melainkan pasti memasukinya,
dan (6) terjadinya perdamaian antara kalian dengan bani Asfar (bangsa Romawi), namun mereka melanggarnya dan mendatangi kalian dengan 80 kelompok besar pasukan. Setiap kelompok itu terdiri dari 12 ribu orang.” (HR. Al-Bukhari dari Sahabat ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu).

Termasuk tanda kiamat yang saat ini telah tanpak sebagaimana yang tersebut dalam hadits tentang dajjal pada khutbah kita terdahulu adalah mengeringnya danau tobariah (tiberias) dan kurma di Baisan yang tidak berbuah lagi.

Hadirin jama'ah Jum'at rahimakumullah

Jika selama ini setiap datang bulan Rabiul Awal kita berbicara, mengulas dan mengambil hikmah dari kelahiran Rasulullah, maka saat ini saya akan membahas tentang peristiwa dan hikmah dari wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Yang mungkin akan memakan waktu yang agak panjang.

Pembicaraan ini kita mulai dari peristiwa yang terjadi pada tahun ke-7 hijriyah di daerah Khaibar. Di daerah Khaibar ini penduduknya adalah orang-orang Yahudi. Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم berada di sana, beliau diberikan hadiah oleh seorang wanita Yahudi berupa daging kambing panggang namun sudah dibubuhi racun. Bagian yang diberikan kepada Rasulullah itu adalah bagian paha karena wanita Yahudi ini mengetahui bahwa Rasulullah sangat menyukai itu.

Atas suguhan tersebut, Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak menaruh curiga dan mengambilnya lalu mengunyah daging tersebut. Namun sebelum daging itu beliau telan, beliau mendapatkan kabar bahwa wanita Yahudi itu membubuhi racun pada daging yang dihidangkannya. Nabi صلى الله عليه وسلم juga memberitahukan kepada para sahabatnya agar jangan memakan daging tersebut. Sabda beliau :

Angkat/ singkirkanlah tangan kalian (dari daging-daging tersebut)! Karena daging-daging itu telah menyampaikan kepadaku bahwa dia itu beracun.

Walaupun Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak menelan daging beracun itu, namun racun yang ada sudah tercampur dengan liur beliau yang mulia tetap masuk ke tubuh beliau. Akan tetapi, pengaruh racun yang ganas ini tidak langsung menimbulkan reaksi pada tubuh mulia beliau.

Ini memiliki hikmah, yakni agar manusia tahu bahwa beliau adalah benar-benar Nabi dan Rasul yang diutus Allah yang tentunya dilindungi oleh Allah. Juga hikmah lainnya adalah agar syari’at yang Allah turunkan melalui Rasulullah ini dapat disampaikan secara sempurna.

Hikmah lainnya dari peristiwa ini adalah, bahwa demikianlah karakter atau watak dari Yahudi yang selalu berusaha untuk memb*nuh Nabi-Nabi tidak terkecuali Rasulullah صلى الله عليه وسلم

Hadirin jama'ah Jum'at rahimakumullah

Pada tahun ke-10 Hijriyah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم melaksanakan ibadah haji ke mekah yang merupakan haji terakhir beliau atau biasa kita kenal dengan nama Hajjatul wada’. Pada saat melaksanakan haji wada’ ini, beliau menerima wahyu dari Allah, yakni surah an-Nashr : 1-3

إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱسۡتَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا
1. apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

Ibnu Abbas ra, yang merupakan sahabat Rasulullah yang pernah dido’akan oleh beliau agar ‘alim dalam tafsir dan faqqih dalam agama segera memahami ayat ini sehingga dia menangis. Ayat ini mengisaratkan tentang umur Rasulullah صلى الله عليه وسلم, bahwa beliau akan segera meninggalkan ummatnya.

Selepas melaksakan haji wada’, Rasulullah صلى الله عليه وسلم beserta rombongan kembali ke Madinah.

Pada akhir bulan Shafar atau awal bulan Rabiul Awal, beliau berziarah ke makam para syuhada perang uhud dan pemakaman baqi’ al gharqad. Ziarah ini seakan-akan merupakan salam perpisahan beliau untuk para sahabat yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.

Hingga pada suatu hari, ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم berada di rumah Aisyah ra, beliau merasakan sakit kepala yang luar biasa. Beliau bersabda :

Wahai Aisyah! Saya masih merasakan rasa sakit akibat dari makanan yang saya konsumsi di Khaibar. Inilah saatnya, urat nadiku akan terputus karena pengaruh racun itu. (HR. Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya)

Sejak saat itu beliau صلى الله عليه وسلم jatuh sakit. Ada banyak peristiwa yang terjadi selama beliau صلى الله عليه وسلم sakit, namun tidak saya sampaikan mengingat waktu. Ini memberikan hikmah bahwa beliau صلى الله عليه وسلم itu sebenarnya dari segi jasmani sama dengan kita manusia biasa, yang bisa merasakan sakit, sedih dan gembira.

Hadirin jama'ah Jum'at rahimakumullah

Hari itu, hari senin, hari yang sama ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم dilahirkan. Tepatnya hari senin tanggal 12 rabiul Awal tahun 11 Hijriyah, Abdurrahman bin Abu Bakar (Kakak dari Aisyah.Ra) datang menjenguk Rasulullah di rumah Aisyah. Ra sambil membawa siwak.

Rasulullah yang ketika itu sedang bersandar di pangkuan Aisyah. ra memperhatikan siwak tersebut dan Aisyah mengetahui bahwa Rasulullah menginginkannya. Aisyah ra. Memahami bahwa Rasulullah ingin bersiwak dan ia segera mengambil siwak untuk Rasulullah, lalu Rasulullah bersiwak dengannya.

Selepas bersiwak, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasukkan tangannya kedalam bejana yang berisi air yang ada dihadapannya lalu mengusap wajahnya dengan air tersebut, sambil berkata:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ لَسَكَرَاتٍ. اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ

Tidak ada ilah yang diibadahi dengan hak selain Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakarat. Ya Allah! Bantulah aku menghadapi sakaratul maut ini!

Aisyah. Ra juga mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata:

مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنْ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Mereka bersama orang-orang yang Allah berikan nikmat padanya daripada para nabi dan orang-orang sholeh dan mereka adalah sebaik-baiknya teman.

Aisyah Ra juga mendengar Rasulullahصلى الله عليه وسلم berdo'a sambil bersandar kepadanya:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، وَألْـحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى

Wahai Allah! Ampunilah dosaku! Karuniakanlah rahmat-Mu kepadaku dan angkatlah aku ke ar-Rafiqul A’la (surga)

Ketika berada di pangkuan Aisyah Ra, Rasulullah صلى الله عليه وسلم pingsan selama kurang lebih satu jam, lalu siuman. Saat itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم memandang ke atap, lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengangkat kepala Beliau dan bersandar pada badan Aisyah Ra. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengangkat kedua tangan Beliau seraya terus memanjatkan doa:

اللَّهُمَّ الرَّفِيْقَ الأَعْلَى

Ya Allah! Masukkanlah aku ke syurga.

Beliau صلى الله عليه وسلم terus memanjatkan doa itu sampai ruh Beliau صلى الله عليه وسلم yang mulia dicabut dan tangan Beliau yang mulia lemas.

Aisyah. Ra yang menyaksikan saat yang paling menyedihkan itu mengatakan, “Ketika ruh Beliau صلى الله عليه وسلم dicabut, saya mencium aroma paling harum yang pernah saya ketahui.

Hadirin jama'ah Jum'at rahimakumullah

Peristiwa wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم membuat kota Madinah seakan-akan menjadi sunyi senyap karena berduka. Umar bin Khottob. Ra tidak percaya akan berita wafatnya Kekasih Allah ini.

Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa, Umar bin Khatthab Ra yang tidak percaya tentang berita wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak wafat, Rabbnya telah mengirim utusan kepadanya sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla telah mengirim utusan-Nya kepada Musa lalu dia meninggalkan kaumnya selama empat puluh hari.
Demi Allah! Saya yakin Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan hidup sehingga Beliau صلى الله عليه وسلم akan memotong tangan-tangan dan lisan orang-orang munafik yang mengira atau mengatakan bahwa Muhammad telah wafat".

Atas ketidak-percayaan Umar ini, Abu Bakar as-Shiddiq menemui Umar bin Khatthab. Ra dan berusaha menenangkan beliau, namun tidak berhasil. Akhirnya Abu Bakar. Ra membiarkan Umar. Ra dalam ketidakpercayaannya, lalu Abu Bakar. Ra menghadapkan wajahnya ke arah para Sahabat.

Beliau mengawali pembicaraannya dengan membaca tasyahhud lalu mengatakan:

أَمَّا بَعْدُ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ
Amma ba’du, barangsiapa yang menyembah Muhammad صلى الله عليه وسلم , maka sesungguhnya Muhammad صلى الله عليه وسلم telah wafat. Dan barangsiapa yang menyembah Allah Azza wa Jalla , maka sesungguhnya Allah maha hidup dan tidak akan mati.

Lalu Abu Bakr Radhiyallahu ‘anhu membaca ayat:

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ

"Sesungguhnya kamu akan mati dan mereka akan mati". (Az-Zumar : 30)

dan juga membaca ayat:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٞ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوۡ قُتِلَ ٱنقَلَبۡتُمۡ عَلَىٰٓ أَعۡقَٰبِكُمۡۚ وَمَن يَنقَلِبۡ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيۡ‍ٔٗاۗ وَسَيَجۡزِي ٱللَّهُ ٱلشَّٰكِرِينَ
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang maka dia tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali ‘Imrân: 144)

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan:

Demi Allah! Seakan-akan semua orang tidak ada yang mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat tersebut sampai Abu Bakar Ra membacakannya (ketika itu), dan manusia mengambil ayat tersebut darinya.

Umar Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Demi Allah! Sesungguhnya aku seakan-akan belum pernah mendengar ayat ini sampai aku mendengar Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu membacakannya. Sehingga saya lemas, saya tidak kuat berdiri dan sampai jatuh ke tanah. Saat itu, saya yakin bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah wafat". Para Sahabat yang mendengar berita ini pun ikut menangis di masjid Nabawi.

Hadirin jama'ah Jum'at rahimakumullah

Lalu apa hikmah yang dapat kita petik dari kisah wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم ini?

Pertama : bahwa setiap yang bernyawa itu pasti akan mati, tidak terkecuali apa dan siapaun dia.

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah manusia paling mulia yang merupakan kekasih Allah. Meski demikian, Beliau صلى الله عليه وسلم tetap mengalami kematian.

Jika seandainya ada orang yang berhak hidup kekal di dunia, tentu Rasulullah صلى الله عليه وسلم diantara yang berhak untuk kekal di dunia. Akan tetapi, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم justru mengalami kematian, bahkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi dan Rasul, Beliau صلى الله عليه وسلم mengalami sakaratul maut yang luar biasa.

Pelajaran yang kedua adalah Ta’ziyatul Muslimin (menghibur hati kaum Muslimin) ketika tertimpa musibah atau bisa meringan beban mereka ketika menerima musibah yang berat.

Jika kita sedang tertimpa penyakit, maka ingatlah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, kekasih Allah juga mengalami sakit keras. Bahkan ketika p*rang uhud, beliau mengalami luka dan gigi beliau patah.

Jika kita merasa sedih karena kehilangan orang yang kita cintai, maka ingatlah bahwa Rasulullah juga pernah kehilangan putra- putra beliau. Dengan mengingat semua ini, maka beban kesedihan kita akan sedikit berkurang.

Demikian Khutbah kita kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

بارك الله

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at Bulan Rabiul Awal 1439 Hijriyah"