Bagaimana Terjadinya Gerhana matahari dan Gerhana Bulan ?

Tulisan ini mungkin sedikit terlambat. mengapa demikian ? Sebab seharusnya saya menulis artikel tentang gerhana ini adalah sebelum tanggal 9 maret 2016 yang lalu, di mana manusia dihebohkan dengan fenomena alam, yakni terjadinya gerhana matahari total di beberapa wilayah di Indonesia.

Ketika itu seluruh hampir media terutama televisi menyiarkan tentang gerhana matahari total 2016, suatu peristiwa yang sangat jarang terjadi. Seiring dengan itu, berbagai reaksi juga ditunjukkan, seperti mengadakan pentas seni, hiburan dan lain sebagainya.

Padahal Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan, apabila terjadi gerhana, maka laksanakanlah sholat sunnah gerhana, baik gerhana matahari maupun bulan.

gerhana
Lalu bagaimana sebenarnya gerhana itu bisa terjadi?

Kajian ilmiah sekarang ini menjelaskan bagaimana terjadinya gerhana matahari dan bulan. Bahkan kapan gerhana itu terjadi juga dapat diketahui jauh-jauh hari sebelumnya.

Sebelum kita lanjutkan, akan saya sampaikan hadits Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam terkait dengan gerhana.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Mas'ud, bahwa Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari sekian tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak meng-gerhana karena kematian seseorang maupun karena kelahiran seseorang. Jika kalian melihat itu (gerhana), maka berzikirlah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah".

A. Gerhana Matahari.

Terjadinya gerhana matahari adalah karena bulan berada di antara bumi dan matahari, sehingga cahaya matahari yang akan sampai ke bumi terhalang oleh bulan. Jika matahari terhalang oleh bulan secara keseluruhan, maka terjadilah gerhana matahari total.

Gerhana matahari total terjadi pada sabuk tertentu di belahan bumi yang ketika itu menghadap matahari sehingga siang hari akan menjadi gelap seperti malam dalam beberapa menit.

Untuk wilayah yang berada di sebelah utara atau selatan wilayah gelap tersebut hanya akan terjadi gerhana sebagian. Semakin jauh suatu wilayah dari tempat terjadinya gerhana matahari total, maka maka penampakan gerhanapun semakin berkurang.

Pada hadits di atas disebutkan "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari sekian tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak meng-gerhana karena kematian seseorang maupun karena kelahiran seseorang".

Hal ini menunjukkan bahwa gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah dua fenomena alam yang akan terjadi tanpa disebabkan oleh kejadian tertentu sebagaimana kayakinan orang-orang arab pada waktu itu, termasuk juga yang terjadi di negara-negara tidak terkecuali di Indonesia, ada sebagian orang yang suka menghubung-hubungkan fenomena alam dengan sesuatu yang akan terjadi karenanya.

Oleh karena itu, hadits Nabi tadi menghapus keyakinan-keyakinan yang tidak benar itu, bahwa terjadinya gerhana bukan karena lahir atau matinya seseorang.

Pembuktian secara ilmiah menyebutkan bahwa bulan selalu diikuti oleh kerucut bayang-bayang (umbra) yang timbul karena ia menghalangi cahaya matahari, dan kerucut bayang-bayang itu selalu mengikuti bulan ketia ia bergerak mengelilingi bumi.

Pada waktu terjadinya konjungsi yang terjadi sekali dalam setiap bulan qomariyah, yakni ketika bulan tepat berada di tengah antara matahari dan bumi, maka bulan pun menghalangi kita dari cahaya matahari secara total maupu sebagian.

Namun yang sering terjadi, dalam perjalannya bulan kemudian berbelok sehingga cahaya matahari tidak terhalang oleh bulan dan gerhana pun tidak terjadi. Oleh sebab itu, gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang jarang terjadi.

Ketika terjadi gerhana matahari total, langit menjadi gelap bagaikan malam dan kita dapat melihat bintang-bintang di siang hari.

Situasi ini dahulu (ketika perkembangan ilmu pengetahuan dan peralatan belum secanggih sekarang), membuat manusia menjadi panik, termasuk juga hewan-hewan seperti ayam yang pulang ke kandangnya.

Berbeda dengan zaman sekarang, kapan gerhana matahari atau bulan terjadi sudah di ketahui, termasuk wilayah mana yang akan mengalaminya juga sudah dapat diketahui.

Selain gerhana matahari total, kita juga mengenal gerhana matahari cincin.

Gerhana matahari cincin terjadi karena bulan berada pada posisi tepat di antara matahari dan bumi sehingga pada sekeliling matahari terlihat sesuatu yang berupa lingkaran cahaya yang mengelilingi lingkaran bulan yang gelap.

B. Gerhana Bulan.

Gerhana bulan terjadi ketika ia masuk ke dalam bayang-bayang bumi yang terbentuk bersamaan dengan rotasi bumi mengelilingi matahari. Akibatnya, cahaya matahari yang seharusnya sampai ke bulan terhalang oleh permukaan bumi.

Berbeda dengan gerhana matahari, gerhana bulan dapat dilihat dari seluruh bumi yang sedang mengalami malam hari. Namun yang sering terjadi, bulan lewat di atas atau di bawah kerucut bayang-bayang bumi dan menjauh dari kerucut itu sehingga gerhana pun tidak terjadi.

Lalu mengapa dalam hadits di atas Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita agar mendirikan shalat, bertakbir dan bersedekah di saat Gerhana ?

Ketika terjadi gerhana matahari, jumlah energi matahari yang sampai ke bumi menjadi berkurang. Akibatnya, suhu panas bumi pun menjadi menurun.

Sebaliknya, pada saat terjadi gerhana bulan, jumlah energi matahari yang sampai ke bumi meningkat dan secara bersamaan meningkat pula suhu panas bumi dalam beberapa menit.

Dalam situasi demikian, jelas bumi akan menghadapi bahaya yang hanya diketahui oleh Allah SWT.

Oleh karena itulah, Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita untuk memperbanyak zikir, bertakbir, mendirikan shalat sunnah gerhana dan bersedekah dengan harapan semoga Allah menghilangkan bahaya dari bumi sebagai dampak dari kejadian yang di luar kebiasaan itu.

lalu bagaimana yang terjadi pada tanggal 9 Maret kemarin? sangat jauh dari ajaran Islam. Bukannya banyak berzikir, sebagian manusia malah berhura-hura dengan berbagai hiburan.

Terkait dengan anjuran shalat ketika terjadinya gerhana, akan saya kutip hadits Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam, suatu hadits yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab al-Muwaththa' nya.

Dari Ibnu Abbas. ra, ia berkata :

"Pada masa Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam pun melakukan shalat (berjama'ah).

Beliau berdiri lama seukuran membaca surah al-Baqarah, kemudian ruku' lama. Lalu bangkit dari ruku' dan berdiri lama, namun tidak selama ruku' yang pertama.

Lalu beliau ruku' lama namun tidak selama ruku' yang pertama, kemudian bangkit dari rukuk lalu sujud.

Kemudian beliau bangkit dari sujud (rakaat kedua) dan berdiri lama namun tidak selama berdiri yang pertama, lalu beliau ruku' lama namun tidak selama ruku' yang pertama,

Lalu beliau bangkit dari ruku' dan berdiri lama namun tidak selama berdiri yang pertama, lalu beliau ruku' lama namun tidak selama ruku' yang pertama, kemudian bangkit dari ruku' kemudian sujud, kemudian selesai dan matahari telah nampak.

Beliau lantas bersabda : "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari sekian tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang maupun karena kelahiran seseorang. Jika kalian melihat itu (gerhana), maka berzikirlah kepada Allah".

Lalu sebagian shahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, kami melihat anda meraih sesuatu di tempat anda shalat, kemudian kami melihat anda bergegas mundur".

Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam menjawab :

"Sesungguhnya aku melihat surga (dalam redaksi lain : diperlihatkan surga kepada ku), maka aku segera meraih satu tandan buah surga. Jikalau aku bisa mengambilnya, maka kalian akan bisa memakannya sepanjang dunia masih eksis.

Selanjutnya aku melihat neraka. Belum pernah aku melihat pemandangan seperti itu sebelumnya, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita".

Para Shahabat bertanya : "mengapa wahai Rasulullah?".

Beliau menjawab : "karena kekufuran mereka".

Para Shahabat bertanya lagi : "Mereka kufur terhadap apa?".

Nabi Shollallahu 'alaihi wa sallam menjawab : "Mereka kufur terhadap suami mereka dan mereka kufur terhadap kebaikannya.
Seandainya kalian berbuat baik kepada kepada mereka (istri) selama satu tahun, kemudian mereka melihat satu keburukan pada diri kalian, niscaya mereka akan berkata : "Aku tidak melihat kebaikan padamu sedikitpun".

Baca juga:
➩ Berapa Lama Masa Iddah Bagi Janda Jika Ingin Menikah Lagi.
➩ Pembelahan Bulan; Mukjizat dan Kajian Ilmiah

Demikian semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Bagaimana Terjadinya Gerhana matahari dan Gerhana Bulan ?"