Khutbah Jum'at : Istighfar membuka pintu Rezeki

Silahkan tambahkan muqaddimahnya, Khutbah ini akan mengulas sedikit mengenai keutamaan istighfar
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...

Sebagaimana biasa, mengawali khutbah, para khotib mengajak seluruh jama’ah untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah Swt sebagai bekal ketika kita nanti menghadap Allah Swt, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Taqwa.

Jamaah Jum’at yang berbahagia ...

Semua kita memahami dan merasakan kondisi ekonomi bangsa ini yang kian terpuruk. Harga karet sangat tidak memadai bila dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok, demikian juga dengan harga sawit. Padahal dua komuditas itu menjadi salah satu sarana kita mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Namun ada satu kesalahan yang sering tanpa kita sadari adalah kita beranggapan bahwa karet, sawit dan bidang pekerjaan kita itulah yang mendatangkan uang atau rezeki bagi kita, kita lupa bahwa yang Maha Memberi Rezeki itu adalah Allah swt. Kalau Allah berkenan, maka tidak sulit bagi Allah untuk mencukupkan kebutuhan kita.

Karena kesalahan itulah maka terkadang dalam mencari rezeki kita sering melupakan hak-hak Allah, karena kebutuhan hidup, kita sering melalaikan shalat, sehingga yang ada adalah bukan kecukupan, melainkan kekurangan dan selalu merasa kurang.

Tidakkah kita pernah mendengan firman Allah dalam al-Qur’an surah al-Baqarah : 186

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Hadirin …

Ayat tadi merupakan janji Allah, bahwa Allah itu sebenarnya dekat dengan kita, bahkan sangat dekat dari urat leher kita, namun terkadang kita sendiri yang menjauh dan membuat jarak dengan Allah, sehingga harapan-harapan kita tidak pernah tercapai, do’a-do’a kita tidak diijabah oleh Allah.

Perhatikan ayat tadi, "dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku". Namun syaratnya adalah Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku.

Hadirin ……….

Allah dan Rasul-Nya tidak meninggalkan umat Islam tanpa petunjuk sehingga berada dalam kegelapan dan keraguan dalam usaha mencari penghidupan. Tapi sebaliknya, sebab-sebab mendapat rizki telah diatur dan dijelaskan. Sekiranya ummat ini mau memahami dan menyadarinya, niscaya Allah akan memudahkan mencapai jalan-jalan untuk mendapatkan rizki dari setiap arah, serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi.

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...

Di antara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)

Istighfar yang dimaksud di sini adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah “Meminta (ampun) dengan disertai ucapan dan perbuatan dan bukan sekedar lisan semata.”

Sedangkan makna taubat telah dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang lebih baik (sebagai ganti). Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna. Dan harus kita ketahui bahwa sumber dosa itu diantaranya adalah :

1. Mengerjakan apa yang Allah larang
2. Meninggalkan apa yang Allah perintahkan
3. Dosa-dosa yang terkait dengan hubungan sesama manusia.

Imam An-Nawawi menjelaskan: “Para ulama berkata : Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga:

1. Hendaknya ia harus menjauhi maksiat tersebut.
2. Ia harus menyesali perbuatan (maksiat) nya.
3. Ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi.
Jika salah satu syarat hilang, maka taubatnya tidak sah.

Jika taubatnya berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat, yaitu ketiga syarat di atas ditambah satu, yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain. Jika berupa harta benda maka ia harus mengembalikan, jika berupa had (hukuman) maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas atau meminta maaf kepadanya.

Hadirin yang berbahagia.

Di dalam tafsir Ibnu Katsir (surat Nuh: 10-12) disebutkan: “Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya, niscaya Ia akan memperbanyak rizki kalian, Ia akan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air susu, memperbanyak harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya terdapat macam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun untuk kalian'.

Imam Al-Qurtubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasannya ia berkata: “Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!" Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka beliau berkata kepadanya, Beristighfarlah kepada Allah! Yang lain lagi berkata kepadanya, "Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar ia memberiku anak!!" maka beliau mengatakan kepadanya, "Beristighfar kepada Allah!" Dan yang lainnya lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula),"Beristighfarlah kepada Allah!".

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...

Kemudian di ayat yang lain Allah yang menceritakan tentang seruan Nabi Hud kepada kaumnya agar beristighfar.

وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ
dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (Hud: 52)

Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat di atas menyatakan: “Kemudian Hud memerintahkan kaumnya untuk beristighfar sehingga dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintah-kan bertaubat untuk waktu yang mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaanya".

Dan pada surat Hud ayat 3 Allah juga berfirman:

َّوَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.

Imam Al-Qurthubi mengatakan: "Inilah buah istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Allah tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian".

Hadirin yang berbahagia.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.” Al-Mustadrak, 4/262.

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...

Dalam hadist yang mulia ini, Nabi صلى الله عليه وسلم menggambarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Esa, Yang memiliki kekuatan akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak pernah diharapkan serta tidak pernah terbersit dalam hati.

Oleh karena itu, mulai saat ini marilah kita bertaubat dan memperbanyak membaca istighfar, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan agar Allah senantiasa membukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi. Dan hendaklah kita selalu waspada dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab itu adalah pekerjaan para pendusta.

Saudara ku, tidak ada gunanya kita terus menentang Allah, tidak ada gunanya kita terus tenggelam dalam dosa dan kemaksiatan, karena semua itu hanya akan mendatangkan kemurkaan Allah sehingga kita akan menderita di dunia terlebih lagi di akhirat nanti.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

(bahan bacaan : alsofwah.or.id)

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Istighfar membuka pintu Rezeki"