Khutbah Jum'at : Akibat Meremehkan Maksiat

Muqaddimah silahkan ditambahkan sendiri ya
Hadirin yang dimuliakan Allah.

Syukur alhamdulillah sampai detik ini Allah masih terus melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul bersama di masjid ini untuk melaksanakan sholat jum'at berjama'ah. oleh karena itu marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah swt dengan jalan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan Allah swt.

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Sebagaimana yg kita ketahui, bahwa saat ini Allah SWT sedang menguji kita, Banjir yang terjadi bukan hanya mengenai kampung kita, tetapi juga daerah lain. Ujian yang berupa banjir ini bisa jadi bertujuan untuk memperkokoh iman kita kepada Allah. Banjir yang datang, memang terasa sangat menyusahkan, mata pencarian untuk nafkah keluarga menjadi hilang, rumah tergenang oleh air, dan semua ini jika dipandang dari kaca mata akal manusia adalah merupakan suatu bentuk kesusahan, namun jika kita pandang dari kaca mata agama, maka kita akan menemukan hikmah di dalamnya.

Musibah yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya akan membuat seorang hamba berfikir, merenung untuk kemudian berusaha memperbaiki diri.

Mari kita simak firman Allah SWT dalam surah Al-Ankabut : 2-3

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Hadirin yang berbahagia.

Musibah yang sering terjadi akhir-akhir ini, mengandung dua kemungkinan, bisa jadi ini berupa ujian dari Allah, dan boleh jadi ini merupakan azab dari Allah SWT. Berdasarkan Surah al-Ankabut ayat 2 dan 3 tadi, dapat kita ketahui bahwa pernyataan iman saja yang keluar dari mulut kita itu tidak cukup sampai Allah berikan ujian kepada kita dan kita ikhlas menjalani ujian tersebut. Ujian yang Allah berikan itu berbeda-beda bentuk atau jenisnya antara satu orang dengan orang yang lainnya.

Untuk itu Ayyuhal Ikhwan, bersabarlah dalam menghadapi ujian ini, teruslah berusaha untuk memperbaiki diri dan keluarga kita masing-masing.
Mari kita simak lagi firman Allah dalam surah al-Baqoroh ayat 45:

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

Maksud ayat ini agar kita menjadikan kesabaran dan sholat sebagai penolong kita, dan kesabaran dan sholat itu merupakan sesuatu yang berat kecuali bagi orang yang ikhlas dan khusyuk dalam sholatnya.

hadirin…..

Jika musibah ini merupakan azab dari Allah, maka mari kita perhatikan firman Allah dalam al-Qur'an surah Thoha ayat 124 :

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Musibah yang berupa azab inilah yang perlu kita waspadai, karena azab Allah tidak pernah memilih siapa sasarannya. Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingat-kan kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah itu tidak khusus hanya menimpa orang-orang yang berbuat dosa saja, tapi bisa menimpa siapa saja.

وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. al-Anfal: 25).

Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِذَا ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟ قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.
Artinya: “Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya".

Azab Allah terjadi karena manusia selalu berbuat maksiat, jauh dari tunduk dan taat kepada Allah. Karena harus kita akui bahwa Allah tidak akan menimpakan musibah kecuali karena adanya maksiat. Dan tidak akan mencabutnya kembali kecuali dengan adanya taubat dan istighfar.

Kalau bukan karena maksiat, kenapa Iblis dilaknat oleh Allah?! Dijauhkan dari rahmat-Nya, diusir dari Surga dan alam malakut-Nya, dijadikan lemah dan hina.

قَالَ فَٱخۡرُجۡ مِنۡهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٞ وَإِنَّ عَلَيۡكَ ٱللَّعۡنَةَ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلدِّينِ
(34). Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, (35). dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". (Surah Al-Hijr: 34-35).

Kalau bukan karena maksiat apa sebabnya Allah menumpahkan air dari langit, memuntahkannya ke bumi. Hingga mereka umat Nabi Nuh yang kafir dan durhaka itu tenggelam dan binasa. Mati terkubur di dalam lumpur.

Mari kita simak al-Qur'an surah Hud Ayat 41-43 :

۞وَقَالَ ٱرۡكَبُواْ فِيهَا بِسۡمِ ٱللَّهِ مَجۡرٜىٰهَا وَمُرۡسَىٰهَآۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ وَهِيَ تَجۡرِي بِهِمۡ فِي مَوۡجٖ كَٱلۡجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبۡنَهُۥ وَكَانَ فِي مَعۡزِلٖ يَٰبُنَيَّ ٱرۡكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلۡكَٰفِرِينَ قَالَ سَ‍َٔاوِيٓ إِلَىٰ جَبَلٖ يَعۡصِمُنِي مِنَ ٱلۡمَآءِۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلۡيَوۡمَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَۚ وَحَالَ بَيۡنَهُمَا ٱلۡمَوۡجُ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُغۡرَقِينَ
41. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir".
43. Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

Kalau bukan karena maksiat lantas apa yang menyebabkan Allah menghancurkan kaum Nabi Hud Alaihissalam ditumpas habis tiada tersisa. Al-Qur'an surah Asy-Syu’ara’: 139 menjelaskan:

فَكَذَّبُوهُ فَأَهۡلَكۡنَٰهُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗۖ وَمَا كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّؤۡمِنِينَ
Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

Kalau bukan karena maksiat, kenapa kaum Tsamud ummat Nabi Sholeh. As harus menelan mentah-mentah adzab yang sangat pedih?!

Al-Qur'an surah Al-A’rof : 77-78 menjelaskan:

فَعَقَرُواْ ٱلنَّاقَةَ وَعَتَوۡاْ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِمۡ وَقَالُواْ يَٰصَٰلِحُ ٱئۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلرَّجۡفَةُ فَأَصۡبَحُواْ فِي دَارِهِمۡ جَٰثِمِينَ
77. Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)".
78. Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.

Kaumnya Nabi Luth pun hancur berkeping-keping karena maksiat pula tujuh kota hancur berantakan, mereka diangkat setinggi-tingginya ke atas langit dengan cepat lantas dibenturkan ke bumi sedang yang tadinya berada di atas berubah menjadi di bawah lantas dihujani bebatuan dari sijjil. Al-Qur'an surah Hud ayat 82-83 menceritakan:

فَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا جَعَلۡنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهَا حِجَارَةٗ مِّن سِجِّيلٖ مَّنضُودٖ مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ وَمَا هِيَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٖ
82. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
83. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.
(Hud: 82-83)

Negeri Fir’aun dilanda taufan kencang, hama belalang, tersebarnya kutu, merejalelanya kodok dan menyebarkan darah karena maksiat juga. Allah sebutkan dalam surah al-A'raf ayat 133 :

فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلطُّوفَانَ وَٱلۡجَرَادَ وَٱلۡقُمَّلَ وَٱلضَّفَادِعَ وَٱلدَّمَ ءَايَٰتٖ مُّفَصَّلَٰتٖ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ وَكَانُواْ قَوۡمٗا مُّجۡرِمِينَ
Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

Kemudian karena mereka tidak merubah sikapnya dalam berbuat maksiat kepada Allah, maka ayat selanjutnya (ayat surah al-A'raf: 136):

فَٱنتَقَمۡنَا مِنۡهُمۡ فَأَغۡرَقۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡيَمِّ بِأَنَّهُمۡ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا وَكَانُواْ عَنۡهَا غَٰفِلِينَ
Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.

Oleh karena itu ma’asyiral muslimin, segala musibah yang menimpa selama ini tidak lain karena ulah tangan manusia sendiri. Allah berfirman:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Surah Ar-Rum: 41).

Di zaman yang mendekati akhir ini, banyak manusia yang terlalu berani kepada Allah, sering meremehkan seruan Allah, berani mengolok-olokkan para ulama’, para da’i yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran, padahal para ulama adalah pewaris para Nabi, ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم telah wafat, maka para ulama’ lah yang meneruskan misi da’wah beliau.

Oleh karena itu hendaklah kita yang di kampung ini banyak-banyak beristighfar, memohon ampunan kepada Allah Swt. Mudah-mudahan Allah SWT segera melepaskan kita dari musibah ini.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.

Mari kita bertaubat dengan taubatan nashuha, jika Allah memberikan kita kelebihan rizki, maka tunaikanlah haknya, yaitu berupa zakat, infaq ataupun shodaqoh. Teruslah berusaha meningkatkan kualitas iman dan taqwa, taqwa yang mencakup segala aspek kehidupan, hablumminallah wa hablumminannas. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan memberikan jalan keluar terbaik atas segala persoalan hidup yang kita hadapi. amin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

(sumber : alsofwah.or.id)

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Akibat Meremehkan Maksiat"