Khutbah Jum'at : Keutamaan orang yang berilmu
Rasanya tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada Allah, karena dari limpahan rahmat dan karuniaNya, hingga kini kita tetap bertahan menjaga keimanan kita sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Syahadatpun harus selalu kita benahi, agar lebih mendekati makna yang hakiki. Sanjungan shalawat kita sampaikan kepada Baginda Rasul صلى الله عليه وسلم, ujung tombak pembawa pelita kehidupan.
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Ilmu pengetahuan telah menjadi perbincangan dari waktu ke waktu, bahkan ilmu telah menjadi simbol kemajuan dan kejayaan suatu bangsa. Hampir tak ada suatu bangsa dinilai maju kecuali di sana ada ketinggian ilmu. Hingga hampir menjadi kesepakatan setiap jawara bangsa, bila ingin maju harus berkiblat kepada negeri yang tinggi ilmunya.
Jadilah bangku-bangku sekolah didoktrin dengan kurikulum negara maju. Akan tetapi sayang seribu kali sayang, sikap ambisi meraup dan mengimport ilmu ini berlaku hanya pada masalah duniawi. Bahkan pikiran sebagian besar kaum muslimin pun tak jauh berbeda dengan kaum sekulernya. Mari kita dengar wasiat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiallaahu 'anhu :
Akankah kita membekali diri kita bagaikan si buta di tengah rimba belantara tak tahu apa yang akan menimpanya. Padahal bahaya itu sebuah kepastian yang telah tersedia.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Akankah kita bergelimang dalam kebodohan, padahal kebodohan adalah lambang kejumudan. Kita semua tentu ingin sukses dan jaya di negeri akhirat nanti. Lalu apa yang menghalangi kita untuk segera meraup ilmu dien (agama), sebagaimana kita berambisi meraup ketinggian ilmu dunia karena tergambar suksesnya masa depan kita?.
Ketahuilah bahwa orang yang bodoh itu cenderung memusuhi apa yang tidak diketahuinya. Kita berlindung kepada Allah dari kebodohan tentang agama ini. bahkan do’a-do’a Rosulullah banyak yang berisikan permohonan ditambahkan ilmu dan kefahaman.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
Keutamaan ilmu itu sangat banyak, secara garis besarnya terangkum dalam beberapa point:
1) Bahwa ilmu agama adalah warisan para Nabi. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:
2) Ilmu itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah mati, tetapi harta yang jadi rebutan manusia itu pasti akan sirna. Setiap kita pasti kenal Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, gudangnya periwayatan hadits,
Dari segi harta Abu Hurairah Radhiallaahu anhu memang termasuk golongan fuqara’ (fakir miskin), memang hartanya telah sirna, tapi ilmunya tak pernah sirna, kita semua masih tetap membacanya. Inilah buah seperti yang tersebut dalam hadits Rasul صلى الله عليه وسلم :
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda yang artinya :
Ada dua golongan orang yang tidak akan pernah merasa puas, yaitu penuntut ilmu dan pencari harta.
Tidak pernah puas dalam mencari ilmu apalagi ilmu agama adalah baik dan sangat dianjurkan, tetapi tidak pernah puas dalam mencari harta dunia adalah kejelekan, karena tidak ada kesudahannya.
Namun ini bukan berarti bahwa ummat Islam dilarang untuk kaya, namun harus diseimbangkan antara menuntut ilmu, mencari nafkah dan amal ibadah kepada Allah SWT.
3) Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi saksi atas kebenaran dan keesaan Allah.
Adakah yang lebih tinggi dari tingkatan ini? Inilah firman Allah Ta’ala:
Sedang pemilik harta? Harta sama sekali takkan menghantarkan pemiliknya sampai ke derajat sana.
4) Para ulama (Ahli ilmu syari’at), termasuk golongan petinggi kehidupan yang Allah perintahkan supaya orang mentaatinya, tentunya selama tidak menganjurkan durhaka kepada Allah dan RasulNya, sebagaimana firman-Nya:
Ulil Amri, menurut ulama adalah Umara’ dan Hukama’ (Ahli Hikmah/Ahli Ilmu/Ulama). Ulama berfungsi menjelaskan dengan gamblang syariat Allah dan mengajak manusia ke jalan Allah.
Umara’ berfungsi mengoperasionalkan jalannya syariat Allah dan mengharuskan manusia untuk menegakkannya. Para ulama, mereka itulah yang tetap tegar dalam mewujudkan syariat Allah hingga datangnya hari kiamat.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bersabda:
5) Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggambarkan para pemilik ilmu dengan lembah yang bisa menampung air yang bermanfaat terhadap alam sekitar, beliau bersabda, yang artinya:
“Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam.
Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka demikianlah permisalan orang yang memahami (pandai) dalam agama Allah dan memanfaatkan apa yang dengannya aku diutus Allah, maka dia mempelajari dan mengajarkan. Sedangkan permisalan bagi orang yang tidak (tidak memperhatikan ilmu) itu (sangat berpaling dan bodoh), dia tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
6) Ilmu adalah jalan menuju Surga, tiada jalan pintas menuju Surga kecuali ilmu.
Sabda Nabi صلى الله عليه وسلم:
7) Ilmu merupakan pertanda kebaikan seorang hamba. Tidaklah akan menjadi baik melainkan orang yang berilmu, sekalipun bukan jaminan mutlak orang yang (mengaku) berilmu mesti baik.
Sabda beliau صلى الله عليه وسلم :
8) Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya. Dengan dirinyalah manusia dapat tertunjuki jalan hidupnya.
Jamaah sekalian tentunya pernah mendengar kisah seorang pembunuh yang menghabisi 100 nyawa. Dia bunuh seorang ahli ibadah sebagai korban yang ke-100 karena jawaban bodoh dari si ahli ibadah yang menjawab bahwa sudah tak ada lagi pintu taubat bagi pembunuh nyawa manusia. Akhirnya dia datang kepada seorang ‘alim, dan di sana ia ditunjukkan jalan taubat, maka diapun mendapatkan penerangan bagi jalan hidupnya.
9) Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu (orang alim) di dunia dan akhirat. Di dunia Allah angkat derajatnya di tengah-tengah umat manusia sesuai dengan tingkat amal yang dia tegakkan. Dan di akhirat akan Allah angkat derajat mereka di Surga sesuai dengan derajat ilmu yang telah diamalkan dan didakwahkannya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam surat Mujadilah: 11:
Itulah point-point penting yang bisa kita nukilkan, semoga menjadi pendorong semangat bagi kita dalam mencari keutamaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Baarokallahu......
(sumber : alsofwah.or.id)
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Keutamaan orang yang berilmu"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.