khutbah jum'at : Zikrul maut

Khutbah Jum'at Dengan Tema Mengingat Mati

(muqaddimah silahkan buat sendiri)
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan alam semesta, yang senantiasa meberikan kepada kita nikman kesehatan dan kesempatan serta nikmat umur yang panjang, sehingga kita masih bisa melaksanakan ibadah sholat jum’at berjama’ah dirumah Allah yang mulia ini. Untuk itu satu hal yang harus kita syukuri setelah nikmat iman dan islam adalah nikmat umur yang panjang. Karena sudah berapa banyak diantara sahabat-sahabat kita, saudara-saudara atau handai taulan kita yang dulu hidup bersama kita, bersenda gurau dan bergaul dengan kita, sekarang sedah berpisah dan pergi dari kehidupan ini.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Kematian adalah suatu hal yang pasti datangnya dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan, dimana dan dalam keadaan apa dia akan mati. Dan jika sudah dating waktunya, maka tidak ada satu kekuatan pun yang dapat menahannya. Sebagai mana Firman Allah dalam al-Qur'an surah al-A’rof : 34

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٞۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

Oleh karena itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda “sering-seringlah mengingat pemutus kenikmatan duniawi (mati)” (HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i)

Dengan banyak mengingat mati, maka manusia akan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kematian. Sehingga dapat dikatakan bahwa inti ajakan para Nabi dan Rasul setelah kewajiban iman kepada Allah adalah percaya akan adanya hidup setelah kematian. Dengan memperbanyak mengingat mati, maka hati akan menjadi lunak, menimbulkan Khouf (takut) kepada Allah, menghilangkan segala kecongkakan dan kesombongan.

Banyak mengingat mati dapat meningkatkan amal ibadah sebagai bekal di alam barzakh dan alam akhirat, membuat kita berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot), memperbanyak shodaqoh sebagai amal jariyah yang pahalanya terus mengalir walau jasad sudah hancur dikandung tanah, mendidik anak dengan pendidikan agama agar kelak mereka terus mendo’akan kita, mengamalkan ilmu yang bermanfaat untuk orang lain serta memalingkan kita dari pada perbuatan dosa, baik dosa kepada Allah maupun dosa kepada sesama manusia.

Namun sebagian orang ada yang berfikir, bahwa bukankah setelah kita mati kita tidak merasakan apa-apa lagi? Jadi kenapa harus takut.. orang yang berfikir seperti ini menunjukkan bahwa ia tidak mempercayai akan adanya kehidupan sesudah kematian, atau mungkin bisa saja orang yang berfikir begitu kelak akan melakukan bunuh diri jika ia merasakan suatu beban yang sangat berat.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Sungguh suatu hal yang sangat ironis yang kita jumpai ditengah-tengah masyarakat disaat melayat ataupun ketika mengantarkan jenazah kekuburan, masih saja ada orang yang tidak memahami makna melayat/ ta’ziyah itu, mereka bukannya berzikir dan berfikir, malah asyik dengan obrolan dan canda tawa. Tidakkah pernah kita berfikir bahwa kita juga akan mati, tidakkah pernah terlintas dalam benak kita bahwa hari ini kita yang mengantar dan besok kita yang akan diantar. Mengapa kita tidak mau mengambil I’tibar/ pelajaran.

Tidakkkah kita pernah merenung bahwa mati itu teramat sakit, sehingga digambarkan bahwa sakitnya saat sakaratul maut itu bagaikan pohon yang berduri yang diletakkan dalam tenggorokan dan ditarik dengan keras. Siti maryam, ibunda Nabi Isa As ketika ditanya oleh Nabi Isa bagaimana rasanya mati, beliau menjawab bagaikan kambing yang dikuliti hidup-hidup, karena kita tahu bahwa mukjizat Nabi Isa itu adalah bisa berbicara dengan orang mati. Bahkan Nabi Muhammad Saw sendiri yang merupakan Rasul Allah, kekasih Allah, hamba Allah yang paling mulia, ketika kematian menjemput, beliau berkata : “…………………………..sesungguhnya kematian itu mempunyai beberapa sekarat (HR. Bukhari)

Tidakkah pernah kita berfikir bekal apa yang akan kita bawa, apa yang akan kita jadikan hujjah dikala malaikat Munkar dan Nakir memberikan pertanyaan dalam kubur? Ini patut menjadi renungan kita bersama agar di dalam berbuat sesantiasa berada dalam jalur-jalur ajaran agama. Sungguh pantaslah jika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda: “seandainya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan lebih banyak menangis dari pada tertawa”.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Keadaan kematian setiap hamba itu berbeda antara satu dengan lainnya. Di dalam al-Qur'an surah Fushshilat ayat 30 Allah Swt berfirman :

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Menurut banyak ahli tafsir, turunnya malaikat sebagaimana tersebut pada ayat diatas adalah kitika seseorang yang beriman dan istiqomah dalam keimanannya sedang menghadapi kematian. Ucapan jangan takut adalah untuk menenangkan mereka ketika menghadapi sakaratul maut dan sesudah maut. Sedangkan ucapan jangan bersedih adalah untuk menghilangkan kesedihan mereka menyangkut persoalan dunia yang ditinggalkan, seperti anak dan istri, harta benda ataupun hutang piutang, serta mengingatkan kembali akan surga yang dijanjikan Allah, dimana kenikmatannya melebihi segala kesenangan diatas dunia ini.

Demikian al-Qur’an menggambarkan kematian yang dihadapi oleh orang-orang yang beriman serta teguh/ istiqomah dengan keimanannya, beramal sholih, berakhlaq mulia, tidak menyakiti perasaan orang lain, menjaga diri dari segala penyakit hati serta tidak memakan harta yang bukan hak nya. Sebaliknya al-Qur’an mengisyaratkan bahwa orang-orang yang ingkar ketika menghadapi sakaratul maut di dalam dua surah, yaitu surah al-Anfal : 50 dan al-An’am : 93

وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ يَتَوَفَّى ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَضۡرِبُونَ وُجُوهَهُمۡ وَأَدۡبَٰرَهُمۡ وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri). (al-Anfal : 50).

وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِي غَمَرَٰتِ ٱلۡمَوۡتِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓاْ أَيۡدِيهِمۡ أَخۡرِجُوٓاْ أَنفُسَكُمُۖ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ وَكُنتُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِهِۦ تَسۡتَكۡبِرُونَ
.. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Surah al-An’am : 93)

Hadirin yang dimuliakan Allah

Demikian beberapa ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang kematian dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menurut para Ulama tidak kurang dari 300 ayat yang berbicara mengenai kematian dan kehidupan sesudah mati. Jadi sangatlah pantas jika para Ulama salafus Shalih dulu ada yang menggali lubang kuburannya sendiri dan melihatnya setiap hari supaya dia selalu ingat mati. Dengan demikian mereka akan senantiasa berbuat kebaikan dan menghindari kemaksiatan.

Sufyan ats-Tsauri adalah ulama’ yang banyak mengingat mati, sehingga diriwayatkan jika dia mengingat mati maka semua anggota tubuhnya seolah-olah ikut mati, tidak berfungsi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Ra yang sering disebut sebagai khulafaur rasyidin kelima hampir tidak pernah tidur dengan nyenyak, setiap kali dia hendak memejamkan matanya, beliau terlihat sangat gugup dan gusar. Lalu istri nya, Fatimah binti Abdul Malik bertanya : mengapa engkau tidak bisa tidur? Beliau menjawab: bagaimana aku bisa tidur sementara tempat tidur ini mengingatkan ku kepada kubur.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Menutup uraian khutbah ini, mari kita simak perkataan Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi di dalam kitab al-Atsar. Bahwa jika ruh telah berpisah dari badan, terdengar teriakan dari langit yang sangat memekakkan telinga yang terdengar oleh seluruh makhluq selain jin dan manusia yang menyeru : Wahai manusia, apakah engkau yang meninggalkan dunia? Atau dunia yang meninggalkanmu? Apakah engkau yang mengumpulkan dunia ataukah dunia yang telah mengumpulkanmu? Apakah engkau yang membunuh dunia ataukah dunia yang telah membunuhmu?

Disaat jenazah sedang dimandikan, terdengar lagi teriakan dari langit; wahai manusia, dimanakah badanmu yang kuat? Betapa lemahnya engkau! Dimanakah lidahmu yang fasih itu? Yang sering menggunjing, memfitmah, mengadu domba dan berdusta, apa yang membisukanmu? Dimanakah telingamu yang sangat peka mendengar itu? Apa yang telah menjadikanmu tuli? Dimana teman-teman mu, sanak saudaramu, anak istri mu? Betapa sedih hatimu! Disaat jenazah dikafani, suara dari langit menyeru lagi; wahai anak Adam, berbahagilah engkau jika Allah meridhoi mu, dan celakalah engkau jika tempat kembalimu adalah neraka.

Wahai anak Adam, engkau akan pergi melakukan perjalanan jauh tanpa bekal. Engkau keluar dari rumahmu dan tak akan kembali lagi untuk selamanya dan engkau akan menetap ditempat yang gelap yang penuh gejolak dan huru hara. Saat jenazah disholati, teriakan dari langit menyeru lagi; wahai anak Adam, saat ini setiap amal yang telah engkau kerjakan akan kau lihat. Jika amalmu baik, maka akan engkau lihat baik. Tapi jika amalmu buruk, amaka akan kau lihat buruk.

Ketika jenazah sudah dipikul untuk diantar kepemakaman, terdengar lagi teriakan dari langit: berbahagialah engkau wahai anak Adam jika amalmu adalah kebaikan. Berbahagialah engkau jika engkau telau bertaubat. Berbahagialah engkau jika engkau patuh dan taat kepada Allah. Lalu jenazah dibaringkan dipinggir lubang kubur, ada lagi teriakan; wahai anak Adam, bekal apakah yang engkau bawa untuk kehancuran ini?

kekayaan apa yang engkau bawa untuk kefakiran ini? dan cahaya apa yang engkau bawa untuk kegelapan ini? Kemudian ketika jenazah diletakkan diliang lahat, ada lagi teriakan dari langit; wahai anak Adam, engkau pernah berada dipunggungku sambil tertawa, maka sekarang menangislah dalam perutku. Engkau pernah riang gembira diatas ku, maka sekarang meranalah engkau dalam perutku. Engkau pernah senang diatas punggungku, berjalan dengan penuh kecongkakan, keangkuhan, kemaksiatan, maka sekarang engkau berdiam dalam perutku, berteman dengan cacing dan belatung.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Demikian khutbah kali ini, sebagai bahan renungan untuk kita semua, agar tidak lalai dalam menjalani hidup dan kehidupan, agar kita selalu waspada dan tidak lengah, agar kita tidak mengira bahwa kita akan hidup seribu tahun lagi, agar kita menyadari bahwa mati bukanlah akhir dari segala-galanya, melainkan merupakan awal dari kehidupan baru, yaitu kehidupan dialam barzakh dan alam akhirat.

Namun uraian dari khutbah ini juga tidak bermaksud agar kita menjadi orang-orang yang pesimis, orang orang yang mudah putus asa, melainkan agar kita menjadi orang yang bias menimbang dalam menjalankan roda kehidupan ini, memilah dan memilih mana yang haq dan mana yang bathill, dengan demikian akan tercipta keseimbangan sebagaimana yang Rasulullah صلى الله عليه وسلم ajarkan “beramallah kamu untuk dunia mu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhirat mu seakan-akan engkau akan mati besok”.

Dalam hadits lain Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “ jika ditanganmu ada bibit pohon kurma, maka tanamlah walaupun engka tau bahwa kiamat akan terjadi besok” Demikinlah Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, dan ini juga inti dari do’a yang selalu kita ucapkan, “Robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina 'aza bannar".

Semoga Allah Swt senantiasa mengampuni dosa-dosa kita semua, dan memberikan kepada kita husnul khotimah serta semoga kita semua bisa menutup usia dengan kalimat لا اله الا الله محمد رسو ل الله Allah berfirman : semua yang ada di bumi itu akan binasa. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

بارك الله .....

Posting Komentar untuk "khutbah jum'at : Zikrul maut"