Khutbah Jum'at tentang Sabar Syukur dan Taubat

Khutbah Jumat, Sabar, Syukur dan Taubat

Seperti Biasa, Mukaddimah silahkan ditambahkan sendiri
Hadirin……….

Segala puji hanya bagi Allah, rasa syukur hanya tertuju kepada Allah. Ternyata Allah masih sayang kepada kita. Allah masih mau menurunkan rahmat-Nya berupa hujan setelah sebelumnya kita merasakan kesusahan akibat hujan ditahan oleh Allah.

Ingat jangan sampai kita terpeleset dengan mengatakan bahwa itu hujan karena sudah ditaburkan garam di awan. Tidak, itu hanya ikhtiyar manusia. Allah jua yang menentukan. Jika Allah belum berkehendak memberikan hujan, usaha itu juga tidak akan berhasil.

Hadirin……

Memang dalam hidup ini, manusia selalu dihadapkan pada nikmat dan bencana. Senang dan susah. Contoh kecil sebagaimana yang saya sebutkan tadi, kemarau adalah bencana, dan hujan yang Allah turunkan ini adalah nikmat. Namun terkadang kita itu salah dalam menghadapi fenomena hidup. Diberikan hujan mengeluh, diberikan panas juga mengeluh. Sehingga Allah menyebutkan

ۚ وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ ١٣
Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih (saba’:13)

Dalam kehidupan ini, ada tiga perkara yang jika bisa kita laksanakan insya Allah kita akan berbahagia. Yang pertama, orang mukmin itu apabila diberi kenikmatan, maka ia akan bersyukur. Kedua, apabila diberikan ujian, ia akan bersabar, dan ketiga, apabila terlanjur berbuat salah, ia segera mohon ampun dan bertaubat.

Hadirin……

Inilah sifat seorang mukmin.

Pertama, apabila diberikan kenikmatan bersyukur.

Ini sifat orang mukmin. Ia meyakini bahwa segala sesuatu itu adalah atas izin Allah. Sehingga ia tidak lupa diri atas nikmat yang ia terima. Tidak menganggap keberhasilan yang ia dapatkan semata-mata karena usahanya, dan pada akhirnya ia akan terhindar dari sifat sombong dan pelit.

Orang mukmin menyadari bahwa ia bukan siapa-siapa jika Allah tidak memberikan pertolongan. Dan dengan kesadaran itu, maka ia pergunakan segala kenikmatan dari Allah itu untuk beribadah dan menolong agama Allah.

Sebaliknya, bagi orang yang hidupnya jauh dari tuntunan agama, maka ia menganggap segala keberhasilan yang ia peroleh itu semata-mata karena kecerdasan, kehebatan, dan ketekunannya dalam berusaha.

Keyakinan seperti ini akan membuatnya menjadi orang yang tidak bersyukur.Sehingga jadilah ia orang yang angkuh dan sombong sebagaimana keangkuhan Qorun. Harta yang dimiliki, bukan semakin mendekatkannya kepada Allah, malah dipergunakan untuk bermaksiat kepada Allah SWT.

Allah berfirman:

وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (Ibrahim:7)

Hadirin….

Kedua, apabila diuji, maka ia akan bersabar.

Orang mukmin meyakini bahwa dalam kehidupan ini pasti akan ada ujian, dan semuanya itu juga merupakan kehendak Allah. Sehingga mereka bersabar atas setiap musibah yang menimpanya.

Sebaliknya, orang yang hatinya kosong dari iman, akan berputus asa jika mendapat musibah, jiwanya tertekan dan stres bahkan sampai bunuh diri, karena menganggap mati adalah akhir dari segala-galanya.

Banyak data yang menyebutkan bahwa tingkat bunuh diri orang-orang di negara-negara maju jauh lebih besar dari negara-negara berpenduduk mayoritas muslim. Mengapa demikian? Karena orang Islam memiliki ajaran yang sempurna yang mencakup segala aspek kehidupan.

Allah berfirman dalam surah al-Baqoroh: 155-156

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun".

Terhadap orang yang bersabar atas musibah yang menimpanya ini, Allah memuji mereka, sebagaimana dalam ayat lanjutan yaitu ayat 157

أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk

Ketiga, apabila terlanjur berbuat salah, maka ia segera memohon ampun dan bertaubat.

Hadirin,

Maksiat yang kita lakukan itu, sejatinya akan membawa kesusahan untuk kita sendiri. Orang yang telah melakukan dosa, pasti hatinya tidak pernah tenang. Hidupnya akan dipenuhi dengan penyesalan, dan dihantui rasa takut. Sedangkan dosa itu akan membawa pelakunya untuk melakukan dosa berikutnya.

Allah yang menciptakan kita Maha mengetahui bahwa manusia itu berpotensi besar untuk berdosa, karena kita selain diberikan akal, juga diberikan nafsu.

Karena itu Allah menurunkan wahyu-Nya melalui Nabi Muhammad SAW agar nafsu manusia itu selaras dengan akalnya. Dan Allah selalu membuka pintu ampunan kepada hamba-hamba-Nya yang bertaubat.

۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ ١٣٣
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (ali Imron: 133)

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٣٤ وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ ١٣٥ أُوْلَٰٓئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغۡفِرَةٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَجَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَنِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَٰمِلِينَ ١٣٦
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui
136. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal

Hadirin,,

bertaubatlah sebelum pintu taubat ditutup. Kapat tertutupnya pintu taubat? Yakni ketika ruh kita sudah sampai tenggorokan di saat sakarotul maut. Perbanyaklah beristighfar.

Kemarin kita sudah merasakan susahnya kemarau. Ini peringatan dari Allah. Masihkah kita merasa gagah padahal kita masih butuh pertolongan Allah?

بارك الله.. ..........

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at tentang Sabar Syukur dan Taubat"