Khutbah Jumat Menyikapi Musibah Yang Terjadi Di Indonesia

Mukaddimah silahkan ditambahkan sendiri
Hadirin yang dimuliakan Allah

Puji Syukur ke hadirat Allah SWt atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada saat ini kita dapat melaksanakan shalat jum'at berjama'ah. Rasa syukur itu hendaknya kita wujudkan dengan terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, kerjakan segala perintah Allah dan tinggalkan segala larangan-Nya.

Hadirin...........

Sebagaimana yg kita ketahui, bahwa saat ini Allah SWT sedang menguji kita dan negara tercinta ini, bencana alam yang berupa gempa bumi terjadi beruntun. Belum selesai penanganan gempa di Lombok, pulau sulawesi menyusul di guncang gempa dan disapu tsunami. Gunung meletus, tanah longsor dan lain sebagainya.

Sejalan dengan itu, kondisi perekonomian negara juga sudah masuk dalam tarap yang mengkhawatirkan. Nilai tukar Rupiah sangat anjlok dihadapan dollar amerika sehingga mengakibatkan harga kebutuhan pokok ikut naik. Harga karet dan sawit juga jatuh, padahal dua komuditas ini menjadi penopang perekonomian masyarakat.

Semua ini jika dipandang dari kaca mata akal manusia adalah merupakan suatu bentuk kesusahan, namun jika kita pandang dari kaca mata agama, maka kita akan menemukan banyak hikmah di dalamnya.

Musibah yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya akan membuat seorang hamba berfikir, merenung untuk kemudian berusaha memperbaiki diri.

Mari kita simak firman Allah SWT dalam QS. Al-'Ankabut : 2-3

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Hadirin…..

Musibah yang sering terjadi akhir-akhir ini, mengandung dua kemungkinan, bisa jadi ini berupa ujian dari Allah, dan boleh jadi ini merupakan azab dari Allah SWT. Berdasarkan Surah al-Ankabut ayat 2 dan 3 tadi, dapat kita ketahui bahwa pernyataan iman saja yang keluar dari mulut kita itu tidak cukup sampai Allah berikan ujian kepada kita dan kita ikhlas menjalani ujian tersebut.

Ujian yang Allah berikan itu berbeda-beda bentuk atau jenisnya antara satu orang dengan orang yang lainnya. Untuk itu Ayyuhal Ikhwan, bersabarlah dalam menghadapi setiap ujian, teruslah berusaha untuk memperbaiki diri dan keluarga kita masing-masing.

Mari kita simak lagi firman Allah dalam Q.S al-Baqoroh ayat 45

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ

45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

Maksud ayat ini agar kita menjadikan kesabaran dan sholat sebagai penolong kita, dan kesabaran dan sholat itu merupakan sesuatu yang berat kecuali bagi orang yang ikhlas dan khusyuk dalam sholatnya.

hadirin…..

Jika musibah ini merupakan azab dari Allah, maka mari kita perhatikan firman Allah dalam QS. thoha ayat 124 :

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu maka baginya kehidupan yang sempit, Dan kelak pada hari kiamat akan dibangkitkan dalam keadaan buta".

Musibah yang berupa azab inilah yang perlu kita waspadai, karena azab Allah tidak pernah memilih siapa sasarannya. Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingat-kan kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah itu tidak khusus hanya menimpa orang-orang yang berbuat dosa saja, tapi bisa menimpa siapa saja.

وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

“Dan perihalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya” (AS. An-Anfal: 25).

Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟ قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.

Artinya: “Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.”

Azab Allah terjadi karena manusia selalu berbuat maksiat, jauh dari tunduk dan taat kepada Allah. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan menimpakan musibah kecuali karena adanya maksiat. Dan tak akan mencabutnya kembali kecuali dengan adanya taubat dan istighfar.

Apakah adzab telah mengintai negeri ini, sebagaimana yang tersurat di dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 33 - 35,

فَإِنَّهُمۡ يَوۡمَئِذٖ فِي ٱلۡعَذَابِ مُشۡتَرِكُونَ ٣٣ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَفۡعَلُ بِٱلۡمُجۡرِمِينَ ٣٤ إِنَّهُمۡ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسۡتَكۡبِرُونَ ٣٥

33. Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab
34. Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat
35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.

Hadirin............

kaum Nabi Nuh Allah tenggelamkan dikarenakan mendustakan seorang Rasul, atau kaum Tsamud yang disebabkan tak beriman, membusungkan dada dan menantang datangnya adzab, Allah jadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan dengan gempa yang mengguncang mereka, atau seperti kaum Luth yang dikarenakan perzinaan sesama jenis, hom0s3xual, Allah hujani mereka dengan batu.

Atau seperti kaum Madyan yang Allah jadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan disebabkan curang dalam takaran dan timbangan serta membuat kerusakan di muka bumi dan menghalangi orang untuk beriman, atau seperti kaum ‘Aad yang disebabkan tidak memurnikan tauhid dan bersujud kepada-Nya, Allah kirim kepada mereka angin yang sangat panas yang memusnahkan mereka.

Kaum-kaum terdahulu itu Allah hancurkan dan luluh lantakkan disebabkan oleh hanya satu atau dua kemungkaran yang dikepalai kesyirikan.

Sekarang bagaimana dengan kita, maksiat apa yang belum dilakukan oleh orang Indonesia ini? apa yang kita saksikan dan yang kita alami sekarang ini, apa yang terjadi di tempat kita, lingkungan kita, di kota kita, dan bahkan di seantero negeri kita?.

Maksiat terjadi di mana-mana, orang sudah tidak malu-malu lagi untuk melanggar larangan Allah, manusia menganggap kemaksiatan itu sebagai sesuatu yang biasa bahkan menjadi sebuah kebanggaan.

Jika diberikan peringatan kepada mereka, mereka tidak pernah peduli, jika dibacakan firman Allah yang berisi kisah ummat-ummat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah, bagi mereka seakan-akan nasihat-nasihat itu hanya merupakan dongeng pengantar tidur.

Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al Qur’an yang berisikan ancaman, seakan-akan menutup telinga, mereka menganggap itu hanya isapan jempol, jika diceritakan kepada mereka tentang azab kubur, mereka menganggap itu sebagai sesuatu hal yang mustahil terjadi, dan masih banyak lagi kerusakan-kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama Islam. Lalu Kemana hak Allah dan Rasul-Nya?.

Oleh karena itu ma’asyiral muslimin, segala musibah yang menimpa selama ini tidak lain karena ulah tangan manusia sendiri. Allah berfirman:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum: 41).

Di zaman yang mendekati akhir ini, banyak manusia yang terlalu berani kepada Allah, sering meremehkan seruan Allah, berani mengolok-olok para ulama’, para da’i yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran, padahal para ulama adalah pewaris para Nabi.

Ketika Nabi Muhammad SAW telah wafat, maka para ulama’ lah yang meneruskan misi da’wah beliau, oleh karena itu hendaklah kita yang di kampung ini banyak-banyak beristighfar, memohon ampunan kepada Allah Swt. Mudah-mudahan Allah SWT segera melepaskan kita dari musibah ini.

Nabi SAW bersabda Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Mari kita bertaubat dengan taubatan nashuha, jika Allah memberikan kita kelebihan rizki, maka tunaikanlah haknya, yaitu berupa zakat, infaq ataupun shodaqoh.

Teruslah berusaha meningkatkan kualitas iman dan taqwa, taqwa yang mencakup segala aspek kehidupan, hablumminallah wa hablumminannas. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan memberikan jalan keluar terbaik atas segala persoalan hidup yang kita hadapi. amin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْ

1 komentar untuk "Khutbah Jumat Menyikapi Musibah Yang Terjadi Di Indonesia"

  1. Очень быстротечно развивается полиграфия
    в Киеве.

    BalasHapus

Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.