Khutbah Jum'at : Mendewakan Akal adalah Pangkal Kesesatan
Sebagaimana khutbah lainnya, Muqaddimah silahkan ditambahkan sendiriSaudara-saudaraku, jama'ah Jum’at rahimakumullah
Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, dan takutlah terhadap hari perjumpaan dengan Allah yang pasti akan mendatangi kita, sesungguhnya sebaik-baik bekal ketika menghadap Allah nanti adalah taqwa.
Firman Allah swt:
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah.
Jika melihat tayangan di TV one pada malam rabu yang lalu, orang yang mencintai Allah, Mencintai Rasulullah, mencintai al-Qur’an dan mencintai ulama, tentu akan bangkit emosinya ketika melihat sesama orang Islam saling bertikai, saling menjatuhkan dengan berbagai argumen demi untuk membela diri atau membela pendapatnya atau membela kelompoknya.p> Siapa yang diuntungkan dari kejadian tersebut? Tentu saja orang kafir akan merasa senang dan merasa diuntungkan melihat ummat Islam terpecah belah dan memang itulah keinginan mereka.
Padahal Allah Subhannahu wa Ta'ala telah memerintahkan kepada kaum muslimin agar tidak berpecah belah, dan bersatu padu sebagaimana FirmanNya dalam surah ali imran : 103:
Allah juga mengingatkan kepada kita, apabila berselisih pendapat dalam suatu hal, maka kembalilah al-Qur’an dan Hadits Nabi Shollallahu 'alaihi wa sallam.
Allah Swt berfirman:
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
"Barangsiapa yang hidup (lama) di antara kamu niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak, karena itu, berpegang teguhlah pada Sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk". (HR. Nasa’i dan At Tirmidzi, ia berkata hadist hasan shahih)
Hadist di atas menjelaskan bahwa, ummat Islam akan berselisih, hingga timbul perpecahan dikalangan kaum muslimin. Serta menjelaskan jalan keluar dari perselisihan, jalan menuju persatuan, yaitu dengan berpegang teguh pada jalan Rasulullah dan para sahabatnya. Hanya inilah jalan keselamatan bagi kaum muslimin di dunia dan akhirat kelak.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
Perlisihan, perpecahan, dan munculnya berbagai macam kesesatan dan penyimpangan, sebagian besar awal mulanya timbul dari kekeliruan dalam penggunaan akal pikiran.
Penyimpangan ini terdiri dari dua macam, Pertama, yaitu sikap terlampau bebas dalam menggunakan akal untuk menghukumi permasalahan-permasalahan agama dengan mengabaikan nash (Al-Qur’an dan As-Sunnah), kedua, yaitu mematikan akal pikiran dalam memahami nash, sehingga timbul sikap taqlid (ikut-ikutan) dalam asgama Islam dan fanatisme golongan (ta’ashub). Namun dalam kesempatan kali ini hanya penyimpangan jenis pertama yang akan dibahas.
Sidang Jum’at rahimakumullahu ...
Syari’at Islam telah memuliakan akal, bukankah Islam telah mengharamkan khamr, sebagai sarana perusak akal, juga dengan tidak adanya pembebanan syari’at pada orang yang kurang waras, demikian pula terhadap anak kecil, dikarenakan belum sempurna-nya akal pikiran, serta tidak dihisab perbuatan orang yang tidak sadar atau lupa. Bahkan mujtahid yang berijtihad kemudian salah ia mendapat suatu ganjaran, dan dimaafkan kesalahannya.
Akal pikiran adalah anugerah yang tak ternilai yang juga merupakan amanah dari Allah agar manusia merenungi ayat-ayatNya, baik yang tertuang kedalam kitabNya, agar mereka memahaminya untuk kemudian tunduk-patuh dan mengerjakan apa yang diperintahkan, maupun yang terbentang luas di hamparan semesta, agar mereka merasakan kebesaran dan kekuasaan penciptanya, serta mengambil hikmah dan pelajaran yang teramat banyak dari keduanya.
Namun banyak dari manusia telah mendurhakai Tuhan mereka dengan melanggar amanah. Akal pikiran yang seharusnya digunakan untuk memahami perkataan Allah dan Rasul-Nya untuk kemudian mematuhinya, telah dipergunakan untuk menentang keduanya, atau mencari jalan agar dapat lari dari perintah yang dibebankan di atas pundak-pundak mereka.
Keadaan menjadi berbalik, bukan lagi Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menghakimi akal, tetapi pemikiran manusialah sebagai hakimnya, ia menjadi pemutus antara yang haq dan yang batil juga pembatal syari’at.
Lahirlah aqlaniyyun. Mereka yang memuja akal pikiran mereka, di atas syari’at yang telah digariskan Allah dan RasulNya. Mereka ini dikenal sebagai kelompok liberal.
Mereka hidup dalam daerah, masa, dan bahasa yang berbeda, dengan pemikiran yang beraneka, namun mereka sepakat dalam satu ide, yang mereka hiasi dengan perkataan yang indah, yang mereka tampakkan atau yang disiratkan, yaitu: Apabila ada nash (Al-Qur’an dan As Sunnah) bertentangan dengan akal, maka dahulukanlah akal, atau palingkanlah ia sampai sesuai dengan akal.! Nau’udzu billahi min dzalik.
Inilah pangkal perpecahan dan kesesatan umat Islam, dari akal yang menyimpang, ditambah lagi mengikuti hawa nafsu, tidak mau mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah As-Shahihah dengan pemahaman yang benar.
Setiap ada aliran atau ajaran yang menyimpang, disana pasti akan tampil tokoh-tokoh pembelanya. Ketika kebebasan akal yang kebablasan (liberalisme) dan faham yang menganggap bahwa semua agama itu sama (sekularisme) difatwakan sesat oleh MUI, tampillah tokoh-tokoh tadi menghujat dan mencela MUI.
Namun sebaliknya, disaat ada ummat Islam berusaha untuk berpegang teguh kepada ajaran Islam, maka tampillah tokoh-tokoh tadi mencela orang yang berpegang pada ajaran Islam yang benar dan memberikan berbagai julukan. Mereka dicap sebagai wahabi, tradisionalis, jumud, kelompok ekstrim dan lain sebagainya. Sehingga akibat dari semua itu, orang-orang kafir bertepuk tangan.
Sidang Jum’at rahimakumullah ...
Inilah yang terjadi saat ini. Sungguh sangat disayangkan, ada orang yang diberikan oleh Allah kelebihan berupa kecerdasan otak, kefasihan lisan, keluasan ilmu namun justru dipergunakan untuk membela orang kafir, bukannya demi kejayaan Islam.
Mereka yang ditokohkan di negeri ini dengan lantang dan berani mengotak-atik ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi Saw demi memenuhi syahwat politiknya. Dengan berani mereka mencela para ulama yang tergabung dalam wadah Majelis Ulama Indonesia (MUI) hanya karena pendapat atau fatwa atau keputusan MUI itu tidak sesuai dengan harapan mereka.
Ya Allah, apa jadinya Islam di negara ini jika tokoh-tokohnya saja berbuat demikian. Di karenakan orang yang ditokohkan tadi berbicara dan berfikir menggunakan logika liberal mereka, maka banyaklah ummat yang pengetahuannya pas-pasan terjerumus kedalam kesesatan.
Dengan berani mereka menafsirkan al-Qur’an tanpa mengikuti kaidah tafsir yang benar, dengan berani mereka mengkritik al-Qur’an dengan mengatakan bahwa ayat-ayat al-Qur’an itu perlu dikritisi karena sudah kurang sesuai dengan perkembangan zaman.
Lalu terhadap orang yang demikian, Allah Swt menantang mereka dalam al-Qur’an surah al-Baqarah: 23.
hadirin….
Inilah keprihatinan kita, di saat banyak ilmuwan barat masuk Islam karena takjub akan kebenaran al-Qur’an, justru ummat Islam sendiri ada yang mengkritik al-Qur’an.
Tidak ada jalan lain bagi kita untuk membendung gerakan liberalisme ini kecuali dengan memperdalam ilmu agama. Mengikuti sunnah rasulullah dan pendapat para ulama shalih yang berjalan di jalan yang lurus.
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Mendewakan Akal adalah Pangkal Kesesatan"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.