Khutbah Idul Fitri 1446 H, Meraih Ampunan Allah

KHUTBAH IDUL FITRI 1446 H
MERAIH AMPUNAN ALLAH SETELAH BERPUASA
السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيآ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ رَحِمَكُمْ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هو الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ. اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ.

Hadirin wal hadirot rohimakumullah

Tidak ada kata yang pantas untuk kita ucapkan saat ini, kecuali kalimat takbir, tahmid dan tahlil sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang terus menerus memberikan kepada kita nikmat dan karunia yang banyak, walaupun seringkali kita lalai dari mengingat-Nya.

Di antara nikmat yang patut kita syukuri adalah kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk dapat merayakan ‘Idul Fitri bersama-sama dengan keluarga tercinta.

Pada hari ini, kebahagiaan dan kesedihan bercampur aduk. Kita berbahagia karena memang ini adalah hari raya. Hari kemenangan. Hari bersuka ria setelah sebulan lamanya kita menjalankan ibadah puasa. Di sisi lain, di relung hati kita terselip rasa sedih yang mendalam.

Rasa sedih karena memori kita mengulang kenangan masa lalu yang tidak akan pernah terulang. Kita bisa kuat menahan lapar dan haus, namun rasanya kita tidak akan kuat jika menahan rasa rindu kepada orang yang sudah tiada. Kemana ayah atau ibu yang bisa kita pandangi wajahnya dan kita cium tangan mereka. Kemana orang yang kita cintai yang tahun lalu masih bersama kita, dan sekarang sudah tidak lagi berhari raya bersama. Tidak ada. Hanya seonggok tanah dan nisan yang bertuliskan nama saja yang bisa kita jumpai.

Lihatlah shaf sholat kita, kemana orang yang tahun lalu masih sholat di sebelah kita. Tidak ada. Ya, mereka sudah tidak ada. Mereka telah terlebih dahulu memenuhi janjinya. Janji untuk berpulang kehadirat Allah SWT.

Ini menunjukkan bahwa hidup itu sangat singkat. Usia kita sangat terbatas. Keberadaan kita di atas dunia ini hanya sementara. Kita semua pasti kita akan menyusul mereka.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Hadirin wal hadirot rohimakumullah.

Hari ini, bulan Romadhon yang mulia telah berlalu. Bagi orang yang memahami betapa agungnya bulan tersebut, pasti hatinya akan merasa sedih. Belum tentu Romadhon yang akan datang bisa dijumpai, dan belum tahu apakah puasa tahun ini diterima oleh Allah SWT atau tidak.

Hendaklah kita takut akan do’a malaikat Jibril ‘alaihis salam yang diaminkan oleh Rosulullah ﷺ.

Diriwayatkan dari Jabir RA, bahwasanya Nabi ﷺ naik ke mimbar. Ketika beliau naik ke anak tangga pertama, kedua, dan ketiga beliau mengucapkan, “امين”. Lalu para sahabat bertanya: Wahai Rosulullah, kami semua mendengar engkau berkata: امين, امين, امين.
Beliau menjawab, ”Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril datang kepadaku dan berkata: Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan namun dosanya tidak diampuni. Maka Aku pun berkata: امين.
Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya tidak membuatnya masuk ke dalam surga. Aku pun berkata: امين.
Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika namamu disebutkan dihadapannya tapi dia tidak bershalawat untukmu. Maka Aku pun berkata: امين. (HR. Imam Bukhori dalam kitab al_Adabul Mufrod)

Hadirin wal hadirot rohimakumullah

Mari kita ulas 2 point saja dari hadits ini.

Yang pertama, Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan namun dosanya tidak diampuni.

Ini menunjukkan betapa mulianya bulan Romadhon. Segala amal ibadah kita dilipat-gandakan pahalanya oleh Allah. Bulan Romadhon adalah bulan yang penuh rahmat, bulan yang penuh ampunan, bulan pembebasan dari api neraka dan bulan yang mengembalikan manusia kepada fitrahnya.

Namun sayang, terkadang kesempatan itu kita sia-siakan. Kita tidak memanfaatkan momen itu dengan sebaik-baiknya. Romadhon demi romadhon berlalu begitu saja tanpa membawa perubahan ke arah kebaikan. Padahal kita sering mendengar hadits Nabi ﷺ

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Sungguh Ironi, banyak ummat Islam yang “bebal”. Baginya sama saja antara bulan Romadhon dengan bulan-bulan lainnya. Dengan entengnya mereka tidak berpuasa padahal tanpa udzur. Tanpa merasa malu mereka mer*kok sepanjang jalan. Bahkan seakan-akan bangga jika tidak berpuasa, disebarkan pula di media sosial dan menjadi trend saat ini dengan istilah mokel core.

Nabi ﷺ bersabda, diriwayatkan Dari Abu Umamah ia berkata: “Aku mendengar Rosulullah ﷺ bersabda: “Pada saat aku tidur, aku bermimpi didatangi dua orang malaikat membawa pundakku.
Kemudian mereka membawaku, saat itu aku mendapati suatu kaum yang bergantungan tubuhnya, dari mulutnya yang pecah keluar darah.
Aku bertanya: “Siapa mereka?” Malaikat itu menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum diperbolehkan waktunya berbuka puasa” (HR. An-Nasa’i)

Hadirin… Sungguh sangat pantas jika malaikat Jibril menyebutkan Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan namun dosanya tidak diampuni, karena mereka tidak memanfaatkan kesempatan untuk memohon ampunan kepada Allah di bulan yang penuh ampunan.

Yang kedua, Celakalah seorang hamba, jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya itu tidak membuatnya masuk ke dalam surga.

Ini merupakan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua.

Perhatikan firman Allah dalam al-Qur’an surah al-Isro’: 23

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Juga di dalam suroh Lukman: 14

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.

Dan berdasarkan hadits Nabi ﷺ dari Anas bin Malik. RA, Rosulullah ﷺ bersabda: “Apabila seseorang enggan mendoakan kedua orang tuanya, maka niscaya rizki anak tersebut di dunia akan terputus .” (HR. Ad-Dailamy)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Hadirin wal hadirot rohimakumullah

Hari ini, mari kita membuat perenungan yang mendalam. Kita ulang-ulang alur cerita kehidupan kita yang telah berlalu. Buatlah perhitungan untuk diri kita sebelum nanti Allah yang menghitungnya. Jika kita pernah melalaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, bertaubatlah. Tumbuhkan rasa penyesalan dan berjanjilah untuk tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut. Bertaubatlah selagi masih bisa. Bertaubatlah sebelum nyawa ditarik sampai ke tenggorokan.

Allah berfirman dalam al-Qur’an surah an-Nisa’ : 18

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.

Bertaubatlah, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun.
Di dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan Anas bin Malik, Ia mendengar Rosulullah ﷺ bersabda, Allah SWT berfirman:
Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya selama kamu mau meminta dan memohon kepada-Ku, tentu Aku akan mengampuni semua dosa mu dan Aku tidak pedulikan. Wahai anak cucu Adam, andaikan dosa-dosa mu telah tertumpuk setinggi awan di langit, lalu kamu meminta ampunan kepada-Ku, maka aku akan mengampuni mu dan Aku tidak pedulikan. Wahai anak cucu Adam, andaikan kamu datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh isi bumi, sedangkan kamu tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan datang kepada mu dengan membawa ampunan sepenuh isi bumi. (HR. Ahmad).

Ma’asyirol muslimin wal muslimat rohimakumullah

Mari kita merenungi, bisa jadi permasalahan demi permasalahan, musibah demi musibah dan kesulitan demi kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini adalah merupakan buah dari dosa dan kemaksiatan yang telah kita perbuat.

Allah berfirman dalam surah asy-Syuuro’: 30

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

‘Ali bin Abi Tholib. Ra berkata:

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ

“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.”

Saudaraku, Perbanyaklah beristighfar, mintalah ampunan kepada Allah.

Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Allah SWT berfirman:

يا عِبَادِي، إنَّكُمْ تُخْطِئُونَ باللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian selalu berbuat salah siang dan malam, sedangkan Aku senantiasa mengampuni semua perbuatan dosa. Maka, mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni.”

Hadirin wal hadirot rohimakumullah

Dengan memperbanyak istighfar, maka Allah akan memberikan kebaikan yang banyak kepada kita.

Firman Allah dalam surah Nuh: 10-12

فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارٗا يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَٰرٗا

maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Juga di dalam surah Hud: 3

وَأَنِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُمَتِّعۡكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى وَيُؤۡتِ كُلَّ ذِي فَضۡلٖ فَضۡلَهُۥۖ وَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٖ كَبِيرٍ

dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.

Juga hadits Nabi ﷺ dari Ibnu Abbas. RA, bahwa Rosulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أكْثَرَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

“Siapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kesulitan, jalan keluar dari setiap persoalan, dan Dia memberikan rezeki untuknya dari jalan yang tidak terduga.” (HR. Imam Ahmad)

Hadirin wal hadirot rohimakumullah

Akhirnya, marilah kita jadikan momentum idul fitri ini, untuk kita kembali kepada fitrah. Momohon ampunan kepada Allah dan meminta maaf kepada sesama manusia. Selamat hari raya ‘Idul Fitri 1446 Hijriyah, taqobbalallahu minna waminkum. Mohon maaf lahir dan bathin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KE 2

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ.
الحَمْدُللهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَحَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نبَيَّ بَعْدَه.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ وأَنْعِمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.
اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِباَدَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ

. Ya Allah, kami bermunajat kepada-Mu walau sebenarnya kami malu karena diri ini berlumuran dosa, namun kami mengetahui bahwa rahmat dan ampunan-Mu sangatlah luas.

Ya Allah, jika rezeki kami masih di langit-Mu maka turunkanlah, jika rezeki kami masih di dalam bumi-Mu maka keluarkanlah, jika rezeki kami masih jauh maka dekatkanlah, jika rezeki kami sedikit maka perbanyaklah, jika haram maka bersihkanlah, jika jalan rezeki kami masih sulit maka permudahkanlah.

Ya Allah yang Maha Kuat! berikanlah kami kekuatan agar kami mampu memikul amanah yang dititipkan di pundak kami, Ya Allah yang Maha Penyayang, buanglah rasa benci dan dendam yang bersemayam di dalam dada kami, Ya Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Penerima Taubat, dengarlah permohonan kami dan terimalah taubat kami. Innaka Antas Sami’ud Du’a’ wa Innaka Antat Tawwabur Rahim.

يا الله يا غفار, ampunilah segala dosa dan rahmatilah ibu kami, gantilah setiap rasa sakit dan kesusahan yang mereka rasakan mulai dari mengandung, melahirkan dan membesarkan kami dengan pahala yang berlipat ganda.

Ya Allah Ya Rohman, ampunilah dosa-dosa ayah kami, yang tidak kenal lelah mencari nafkah demi kami anak-anaknya. Gantilah setiap tetes keringat dan keletihan mereka dengan pahala yang berlipat ganda. Jauhkan ayah dan ibu kami dari siksa api neraka. Kasihanilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami ketika kami masih kecil. Hanya do’a yang bisa kami panjatkan, sebab kami menyadari, sebesar apapun usaha yang kami lakukan untuk membalas jasa mereka, tidak akan pernah setimpal dengan kasih sayang dan pengorbanan mereka kepada kami.

Ya Allah Ya Rohim. Kabulkanlah permohonan orang-orang kecil bangsa kami yang merindukan ketenangan, keamanan dan kemakmuran. Jangan Engkau timpakan azab kepada kami hanya karena kedurhakaan segelintir orang di antara kami. Jadikanlah negeri kami ini negeri yang aman, damai dan sejahtera.


اللهم يا مجيب دعوة المضطر اذادعاك نسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والعزيمة على الرشد والغنيمة من كل بر والسلا مة من كل اثم والفوز بالجنة والنجاة من النار
ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم وتب علينا انك انت التواب الرحيم.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ., والحمد لله رب العالمين

والسلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

Khutbah dalam format Pdf, silahkan unduh di bawah

Posting Komentar untuk "Khutbah Idul Fitri 1446 H, Meraih Ampunan Allah"