Kapankah Ilmu Sihir Itu Ada?

Apakah Sihir Itu?

Pembaca tentu pernah mendengar kata-kata “sihir”. Ketika disebutkan kata sihir, maka yang terbersit dalam benak kita adalah perbuatan santet, tenung, gendam, pelet dan lain sebagainya.

Semua itu benar adanya. Memang secara bahasa, sihir itu bermakna sesuatu yang halus dan lembut. Sihir bisa memberikan pengaruh secara fisik dan mental.

magic

Pengaruh sihir secara fisik dicantaranya : sakit yang aneh ataupun sakit yang terlihat seperti penyakit pada umumnya, kematian mendadak, memisahkan antara suami dan istri padahal sebelumnya mereka damai-damai saja.

Adapun pengaruh secara mental seperti membuat seseorang menjadi stres, gila, pemarah, suka menghayal dan selalu gelisah ataupun bingung.

Imam Ibnu Qudamah dalam kitab al-Mughni menyebutkan pengertian sihir adalah buhul-buhul, mantra-mantra, japa-jampi yang diungkapkan secara lisan ataupun tulisan yang dapat mempengaruhi hati atau fikiran seseorang tanpa bersentuhan langsung dengannya.

Bentuknya bisa berupa pemb*n*han, membuat sakit, membuat seorang suami tidak bisa mencampuri istrinya, memisahkan suami istri dengan jalan membuat salah satu atau keduanya menjadi benci kepada pasangannya, atau bisa juga sebaliknya, yakni membuat orang yang tadinya benci menjadi sayang yang lebih dikenal dengan istilah pelet.

Kapan Ilmu Sihir Mulai Ada?

Ilmu sihir sudah dikenal sejak zaman dahulu bahkan jauh sebelum zamannya Nabi Sulaiman. As. Bahkan sihir sangat pesat pada zaman Nabi Musa. As.

Hampir seluruh Nabi dan Rasul Allah dituduh oleh ummatnya sebagai tukang sihir. Ayat berikut buktinya :

Demikianlah tidak seorang Rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." (adz-Dzariyat : 52)

Oleh karena itu tidak dapat diketahui secara pasti kapan mulai adanya ilmu sihir itu.

Namun di dalam kitab-kitab tafsir disebutkan bahwa penyebaran ilmu sihir sangat pesat terjadi pada zaman Nabi Sulaiman. As. Disebutkan bahwa sebelum kelahiran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, setan-setan itu dapat dengan bebas mencuri berita yang dikabarkan oleh para malaikat di langit.

Kabar-kabar dari malaikat itu di antaranya berupa kematian, kebaikan dan hal-hal ghaib lainnya.

Berita yang berhasil dicuri-dengar oleh setan-setan itu lalu disampaikan kepada para pemujanya, yakni tukang ramal ataupun dukun-dukun. Ternyata bisikan setan tersebut benar adanya sehingga peramal-peramal itu semakin yakin dengan berita yang dibawa oleh setan dan semakin bersahabat erat dengannya.

Setelah dukun atau peramal tersebut meyakini kabar yang dibawa oleh setan, lalu setan menambah (mencampuradukkan) satu berita benar tersebut dengan tujuh puluh kebohongan. Lalu apa yang dikatakan oleh peramal atau dukun itu ditulis atau dibukukan oleh pengikutnya dan tersebarlah berita bahwa jin atau setan itu mengetahui hal-hal ghaib sehingga banyak orang yang terjerumus kepada perbuatan syirik.

Allah SWt memberitahukan kepada Nabi Sulaiman sepak terjang setan-setan itu. Oleh karenanya Nabi Sulaiman menyita seluruh buku-buku sihir serta membenamkannya di bawah singgasana beliau dan setan-setan tidak dapat mendekati apalagi mengambil buku-buku tersebut sebab mereka pasti akan terbakar.

Nabi Sulaiman berkata : “jika aku mendengar ada yang berkata bahwa setan-setan mengetahui hal-hal ghaib, pasti aku penggal lehernya”

Setelah Nabi Sulaiman wafat, dan para ulama’ yang memahami ajaran Nabi Sulaiman juga sudah wafat, maka yang tinggal adalah orang-orang yang tidak mengetahui lagi ajaran yang dibawa oleh Nabi Sulaiman.

Kamudian Iblis merubah wujud menjadi manusia dan mendatangi ummat Nabi Sulaiman (Bani Isra’il) dan berkata : “maukah kalian aku tunjukkan terhadap sesuatu simpanan yang tidak akan habis kalin makan selamanya?”. Mereka menjawab “Ya”. Lalu Iblis berkata : “galilah tanah dibawah suatu kursi (singgasana Nabi Sulaiman)”.

Lalu pergilah mereka itu menuju suatu tempat berdasarkan petunjuk Iblis tadi, namun ia (Iblis) tidak mau mendekat. Orang-orang itu berkata “kemarilah engkau” namun Iblis menjawab “aku cukup di sini saja, jika kalin tidak menemukan sesuatu maka bun*hlah aku”.

Lalu mereka menggali dan menemukan buku-buku sihir yang dipendam oleh Nabi Sulaiman. Setelah buku-buku tersebut dikeluarkan, maka Iblis berkata “sesungguhnya Sulaiman mampu menundukkan jin, manusia dan hewan karena ilmu sihir ini”.

Setelah berkata begitu, Iblis menghilang.

Lalu tersebarlah berita di kalangan ummat manusia bahwa Sulaiman itu sebenarnya dalah tukang sihir. Bani Isra’il kemudian mempelajari buku-buku tersebut dan ilmu sihir juga dipelajari banyak orang.

Allah SWt menurukan surah al-Baqarah ayat 102 untuk membantah tuduhan bahwa Nabi Sulaiman mengajarkan ilmu sihir.

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
dan mereka mengikuti apa[¹] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[²] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[³] di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu)**, sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[⁴]. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat j*hatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.

............................
[¹] Maksudnya: Kitab-Kitab sihir.
[²] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).
[³] Para mufassirin berlainan Pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang Malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.
[**] Dalam Al-Qur’an, kata fitnah digunakan untuk menyatakan sejumlah makna sesuai dengan konteksnya, seperti ‘ujian’, ‘cobaan’, ‘azab’, ‘menghalangi kebenaran’, dan ‘mengusir orang dari kampung halamannya’.
[⁴] Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.

Wallahu a'lam

Baca juga: Cara Menghilangkan SUSUK

Demikian semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Kapankah Ilmu Sihir Itu Ada?"