Khutbah Jum'at : Penyakit Hati dan Obat Penawarnya
Muqaddimah silahkan ditambah sendiriHadirin yang berbahagia. Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah. taqwa dalam makna mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Mengawali Khutbah ini, akan saya bacakan hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم
Hadirin ...........
Hati adalah pemimpin bagi tubuh manusia. Lidah tunduk pada perintah hati. Begitu juga dengan segala tindakan yang disengaja. Maka jelaslah, apabila hati sakit dan tidak bisa dikendalikan, maka ucapan dan perbuatan orang itu akan benar- benar terganggu.
Ia akan melakukan perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan, dan tindakannya akan bertentangan dengan fitrah manusia. Orang semacam ini akan meninggalkan sisi kemanusiaannya dan keluar dari jalan agama. Jadi, dosa apa pun yang dilakukan seseorang, itu berkaitan dengan gangguan hatinya.
Karena itulah, akal mengarahkan dan agama meluruskan melalui kitab suci al Qur’an dan memerintahkan kita untuk berusaha sekuat tenaga menyembuhkan penyakit hati. Sebab, untuk urusan penyakit hati ini, terkadang orang lain lebih tau dari kita karena sangat jarang sekali manusia menyadari penyakit yang satu ini.
Ironinya, untuk urusan penyakit jasmani atau penyakit badan, kita sangat cepat tanggap dan segera mencari obatnya, namun untuk penyakit hati, sering kita pura-pura tidak tau dan tidak mau tau.
Hadirin….
Penyakit hati itu banyak macamnya, seperti rasa iri, dengki, fitnah, adu domba, khianat, munafik (bermuka dua), pendusta, cinta dunia, egois, riya’ (suka pamer), ‘Ujub (merasa paling hebat), sombong, takabur, berburuk sangka (suuzon), pelit, dan pendendam.
Hadirin….
Penyakit hati itu tidak ada bedanya dengan penyakit kanker, tidak nampak tapi dapat dirasakan, tapi celakanya, yang merasakan itu justru orang lain, awalnya sedikit namun lama kelamaan semakin banyak dan berkarat.
Penyakit hati dapat diderita oleh siapa pun, orang terpelajar kah dia, orang awam kah, kaya, miskin, semuanya bisa saja memiliki penyakit di hatinya. mengenai masalah ini Allah sudah banyak memperingatkan dalam al Qur’an. diantaranya terdapat dalam surah Muhammad ayat 24 :
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?
Ayat ini menjelaskan bahwa hati manusia apabila terkunci, maka ia tidak akan dapat memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat qouliyah (al Qur’an) ataupun ayat2 kauniyah (tanda2 kekuasaan Allah yang tersebar di alam semesta ini). Allah Ta’ala berfirman:
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Surah Al-Hajj: 46).
dalam surah al- Baqoroh : 7 Allah berfirman :
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
Disebabkan apa Allah mengunci hati mereka, dalam ayat lanjutannya, yaitu ayat 10 ayat menerangkan :
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Hadirin……
Sangat penting bagi kita untuk membersihkan hati dari segala kotoran dan karat-karatnya, Sebab hati yang berkarat akan sulit sekali menerima kebenaran bahkan cenderung menolak kebenaran. Dan perlu kita ketahui bahwa, penyakit hati itu biasanya merupakan penyakit komplikasi, artinya jika satu penyakit menghinggapi kita lalu penyakit itu kita abaikan, maka penyakit-penyakit lainpun akan bermunculan dan hinggap di hati kita.
Sebagai contoh, dari rasa iri timbul dengki, kemudian timbul lah fitnah, dendam, adu domba bahkan mungkin pemb*nuhan, bahkan ada yang terjerumus kepada perbuatan syirik, yaitu main santet dsb.
Hadirin Sidang Jum’at….
Pada pembahasan kali ini, saya membatasi pembahasan hanya pada dua penyakit saja, dan ini merupakan biang kerok kerusakan hati, yaitu rasa iri dan iri ini biasanya selalu berbarengan dengan dengki. Jika kita terjemahkan secara bebas, maka Iri itu bermakna tidak senang jika orang lain memperoleh nikmat, sedangkan dengki bermakna berusaha menghilangkan nikmat yang diperoleh oleh orang lain.
Kita bisa melihat keadaan orang yang hatinya dilanda iri dan dengki, hatinya selalu risau dan larut dalam kebencian dan hidupnya tidak pernah tenang. Terlebih lagi jika orang yang didengki memperoleh keberhasilan dan mendapat nikmat. Inginnya nikmat tersebut segera sirna musnah tak berbekas.
Jika dibiarkan, perasaan iri akan menjadi bibit dosa lain dan awal bergulirnya pelanggaran perintah Allah. Bukankah Iblis di usir dari dalam sorga oleh Allah dan menjadi makhluk terlaknat karena menyimpan sifat iri dan dengki dengan keberadaan Adam yang di nampakkan dalam sikapnya yang sombong, angkuh dan pongah yang dalam al Qur’an disebutkan Aba wastaqbara (dia menolak dan menyombongkan diri).
Iblis berfikir, kenapa harus sujud kepada Adam, dia dibuat dari tanah, sedangkan aku, kata iblis diciptakan dari api yang lebih mulia dari tanah, kenapa bukan kepada dia Allah memerintahkan malaikat untuk sujud, kenapa yang lebih baik harus sujud dan hormat kepada yang hina, begitu logika iblis.
Begitu pula pemb*nuhan pertama yang dilakukan manusia, yaitu antara Qobil dan Habil juga dikarenakansifat iri.
Rasa iri bisa membuat orang gelap mata dan memandang selalu dengan suudzon/ buruk sangka. Kadang kebencian ini ditularkan kepada orang lain. Dikatakannya bahwa keberhasilan yang diraih orang yang dibencinya lewat jalan yang tidak benar. Ada juga yang mencibir, menebar fitnah bahkan membuat m*kar.
Bila sudah begitu, iri hati lebih berbahaya daripada sakit kronis yang susah diobati. Allah berfirman dalam surah An-Nisa’: 32
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu. Sebagaimana Sabda Rosulullah صلى الله عليه وسلم
“Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar adanya. (HR. Abu Ya’la)
Hadirin…………..
Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan.
Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kej*hatan orang yang dengki:
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]
Dan ketahuilah wahai saudaraku, kedengkian itu bisa menghancurkan pahala-pahala kita, sebagaimana Hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم : "Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu". (HR. Abu Dawud)
Rasa dengki yang bersarang di hati kita itu bukan Cuma urusan antara kita dengan manusia saja, melainkan juga melibatkan Allah Swt, karena tanpa sadar kita sebenarnya telah menghujat kebijakan Allah yang maha bijaksana, seolah-olah di dalam hati ini mengajukan protes “kenapa mesti dia, kenapa bukan saya?”. Seorang ulama’ besar al Imam Abu Laits pernah mengatakan: “Tiada sesuatu yang lebih jahat daripada dengki. Seorang pendengki akan terkena lima bencana sebelum dengkinya berhasil, yaitu risau hati yang tak putus-putus, amal ibadah yang tidak berpahala, hidupnya tercela, dibenci manusia dan mendapat murka Allah swt.”
Selanjutnya, sangat perlu rasanya jika kita juga mengetahui apa saja penyebab iri atau dengki itu. Sehingga dengan demikian kita dapat menghindarinya atapun segera tersadar dan memohon ampunan kepada Allah Swt.
Sebab pertama adalah Kecintaan kepada dunia
Cinta dunia yang mengakibatkan dengki antar sesama disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya karena permusuhan. Ini adalah penyebab kedengkian yang paling parah. Ia tidak suka orang lain menerima nikmat, karena dia adalah musuhnya. Diusahakanlah agar jangan ada kebajikan pada orang tersebut. Bila musuhnya itu mendapat nikmat, hatinya menjadi meradang dan sakit karena bertentangan dengan keinginannya.
Sebab kedua adalah ta’azzuz (merasa paling mulia).
Ia keberatan bila ada orang lain melebihi dirinya. Ia takut apabila ada yang melebihi dirinya,baik dari segi ilmu pengetahuan ataupun kekayaan.
Sebab ketiga, takabbur atau sombong.
Selalu memandang remeh orang lain dan selalu ingin dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia takut apabila orang lain memperoleh nikmat, akan berbalik dan tidak mau tunduk kepadanya.
Termasuk dalam sebab ini adalah kedengkian orang-orang kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang seorang anak yatim tapi kemudian dipilih Allah untuk Rosul-Nya. Kedengkian mereka itu dilukiskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini ?" (Surah az-Zukhruf:31).
Maksudnya, orang-orang kafir Quraisy itu tidak keberatan mengikuti Muhammad, andai saja beliau itu keturunan orang besar, tidak dari anak yatim atau orang biasa.
Sebab keempat, merasa ta’ajub dan bangga terhadap kehebatan dirinya.
Sebab kelima, takut mendapat saingan.
Bila seseorang menginginkan atau mencintai sesuatu maka ia khawatir kalau mendapat saingan dari orang lain, sebab ia merasa jika ada saingan maka akan berkurang penghasilannya, akan susah untuk mencapai keinginannya. Sehingga setiap kelebihan yang ada pada orang lain selalu ia tutup-tutupi.
Sebab keenam, kikir dalam hal kebaikan terhadap sesama hamba Allah.
Ia gembira jika disampaikan khabar kepadanya bahwa si fulan tidak berhasil dalam usahanya. Sebaliknya ia merasa sedih jika diberitakan, si fulan berhasil mencapai kesuksesan yang dicarinya.
Orang semacam ini senang bila orang lain terbelakang dari dirinya, seakan-akan orang lain itu mengambil haknya. Yang dia inginkan adalah, kalaupun nikmat itu bukan dia yang mendapatkannya, orang lainpun tidak boleh mendapat nikmat tersebut, istilahnya 1;1.
Alangkah menderitanya orang seperti ini, sisa umurnya hanya disibukkan dengan urusan orang lain, padahal urusannya sendiri masih banyak dan terbengkalai. Ia tidak saja kikir dengan hartanya sendiri, tetapi kikir dengan harta orang lain. Ia tidak rela Allah memberi nikmat kepada orang lain. Dan inilah sebab kedengkian yang banyak terjadi.
Hadirin…….
Penyakit hati sudah dijelaskan, maka selanjutnya apa terapi pengobatannya ?
Pertama adalah Syukuri Apa yang Ada.
Iri dan dengki membuat diri sendiri lupa terhadap banyaknnya nikmat yang diperoleh dan kelebihan yang dimiliki, hanya saja bentuk dan ukurannya yang berbeda. Ia lebih fokus pada kekurangannya bukan kelebihannya. Ia merasa kurang dan lemah, padahal bisa jadi orang yang didengki merasa tak lebih beruntung dari orang yang mendengki.
Seperti itulah godaan setan, membisikkan bahwa "rumput tetangga lebih hijau". Selain itu, tidak ada jaminan bahwa tuntunan nafsu akan terhenti saat yang diinginkan dapat diperoleh. Sebab, tabiat nafsu selalu merasa kurang.
Karena itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan selalu melihat ke "bawah". Agar kita selalu sadar bahwa ada banyak orang yang lebih sulit keadaannya. Sehingga kita mensyukuri apa yang telah dimiliki.
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan rupa, maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Terapi pengobatan yang kedua adalah berbaik sangka kepada sesama.
Jika kita melihat keberhasilan orang lain, maka kita jangan hanya terpaku pada hasil yang diperoleh tersebut, namun sebaliknya kita harus melihat proses yang dilakukannya untuk mencapai keberhasilan itu.
Jika kita melihat orang yang memiliki harta yang banyak, jangan melihat harta yang banyak itu, tapi lihatlah bagaimana usaha dia agar berhasil. Demikian juga jika ada teman, tetangga atau orang lain yang berhasil menggapai cita-citanya.
Bila melihat orang lain beroleh nikmat kenapa rasa iri yang harus muncul? Alangkah indahnya jika kita turut merasa bahagia. Hati akan merasa lebih tenang dan ikatan ukhuwwah menjadi kian erat.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidak sempurna iman seorangpun dari kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya seperti apa yang ia cintai untuk dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah tingkatan iman yang tinggi.
Hadirin………….
Pengobatan penyakit hati itu dapat disimpulkan yaitu dengan jalan bersihkan jiwa kita dari akar penyebabnya dengan:
Banyak bersyukur, ikhlas menerima hal buruk yang terjadi dalam hidup kita dan gembleng terus keimanan kita, tersenyumlah, karena dengan tersenyum hati yang kecut jadi segar dan lembut, balaslah perbuatan buruk orang lain dengan kebaikan kita tanpa pamrih dan tidak dibuat-buat, buang semua sifat kemunafikan sejauh-jauhnya, sering-seringlah melihat dengan mata lebar dan hati yang jernih di lingkungan sekitar dan sesama kita bahwa banyak yang masih kurang beruntung hidupnya dibanding kita, niscaya sakitnya jiwa kita akan sirna.
Mulailah semua itu dari diri kita sendiri, sebab segala bentuk nasihat tidak akan berguna jika kita tidak pernah mau berubah menjadi lebih baik, berusahalah untuk terus membersihkan hati sehingga dari hati yang bersih itu akan terpancar kebaikan, alhasil orang disekitar kita akan terpengaruh dengan karakter perubahan kita yang lebih baik.
Jika semua ini kita lakukan, Insya Allah, masyarakat, bangsa dan Negara kita akan aman, damai dan tenteram. Terakhir, jika hati kita timbul kemarahan atau kebencian kepada orang lain, maka obat yang terbaik untuk menghilangkannya adalah dengan berdo’a ربنا اغفر لنا ولا خواننا الذين سبقون بالايمان ..............
Hadirin….
Demikian khutbah kita kali ini, segala kebenaran hanya milik Allah dan dari Allah, segala kekurangan itu dari saya selaku manusia biasa dan Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
قل الحق ولو كا ن مرا
“Sampaikanlah yang benar itu walaupun itu pahit”
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Penyakit Hati dan Obat Penawarnya"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.