Khutbah Jumat : Masih banyak Ummat Islam yang Tidak Bisa Membaca al-Quran

Khutbah Jum'at, Banyak Orang Islam Tidak Bisa Membaca al-Qur'an

Muqaddimah silahkan dibuat sendiri
Hadirin…..

Data yang ada berdasarkan hasil survey akhir-akhir ini menunjukkan bahwa masih banyak ummat Islam yang buta aksara al-Qur’an, dalam artian tidak bisa membaca al-Qur’an, apalagi membaca dengan baik dan benar sesuai dengan hukum-hukum tajwidnya.

Tidak usah jauh-jauh, saya pribadi sering menjumpai orang islam yang lahir dari keturunan orang Islam, namun jangankan untuk membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, mengucapkan dua kalimah syahadat saja ketika akan melangsungkan akad nikah susahnya bukan main.

Siapa yang salah dalam hal ini? Semua kita bersalah. Seorang ayah akan sangat bersalah, karena selaku pemimpin dalam rumah tangga, namun menyia-nyiakan amanah sebagai pemimpin karena tidak memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya, terutama dalam hal mempelajari al-Qur’an.

Hadirin…

Kita uraikan dari awal apa itu al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم lewat Malaikat Jibril sebagai pedoman utama ummat Islam dan membacanya termasuk ibadah.

Ummat Islam wajib menjadikan Al-Quran sebagai landasan utama dalam mengamalkan ajaran Islam di samping berpedoman pula kepada Hadits Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Wajib hukumnya mengimani seluruh isi Al-Quran, dan mengingkari satu bagian saja dari ayat Al-Quran itu hukumnya murtad alias keluar dari Islam. Beriman kepada seluruh ayat Al-Quran itu juga harus dibuktikan dengan amal. Sedang membaca Al-Quran itu sendiri nilainya adalah ibadah.

Faktanya, meskipun kedudukan Al-Quran itu demikian tingginya dalam Islam, namun belum tentu orang yang mengaku dirinya Muslim mau memperhatikan kitab sucinya itu. Padahal tidak memperhatikan kitab suci Al-Quran itu merupakan masalah besar. Sehingga Nabi Muhammad pun mengeluhkan akan ada diantara kaumnya yang tidak memperhatikan Al-Quran, bahkan keluhan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, itu langsung diabadikan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam al-Qur'an surah Al-Furqon ayat 30 :

وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا

berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

Itulah keluhan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, beliau prihatin melihat kondisi ummatnya yang cenderung bersikap membelakangi al-Qur’an. Bagaimana dengan kondisi sekarang?

Jangankan untuk mempelajari isi kandungan al-Qur’an, jangankan rutin membacanya, mendengarkan orang yang membacanya pun kita enggan. Sering kali kita temukan ummat islam yang berbicara satu sama lain ketika ayat-ayat al-Qur’an dikumandangkan, padahal Allah telah mengingatkan "Apabila dibacakan al-Qur’an, maka diam dan dengarkanlah, mudah-mudahan kamu mendapat rahmat”.

Padahal, keagungan ayat-ayat al-Qur’an itu bukan hanya membawa rasa ta’jub bagi manusia yang mendengarkannya, hatta bangsa jin pun merasa takjub, silahkan baca al-Qur’an surah al-Ahqaf ayat 29 – 32.

Itulah kondisi ummat islam ini sekarang. Enggan mempelajari al-Qur’an, baik belajar membacanya terlebih lagi mempelajari isi kandungannya. Sehingga kondisi ummat Islam saat ini persis seperti orang yang bepergian dengan membawa peta, namun tetap tersesat. Mengapa? Karena peta itu tidak dibuka dan tidak difahami isinya.

Sikap mengacuhkan atau membelakangi Al-Quran yang sangat dikeluhkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم itu jelas disebutkan bahwa itu dilakukan oleh kaumnya. Kaum Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم itu bukan hanya bangsa Arab, bukan hanya kaum Quraisy, namun adalah kaum yang ada ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم diutus dan sesudah beliau diutus, berarti termasuk kita.

Lantas, siapakah mereka yang termasuk mengacuhkan Al-Quran itu?

Hadirin..

Menurut Imam Ibnu Qoyim, ada 5 macam orang yang termasuk mengacuhkan atau berpaling dari Al-Qur’an.

1. Berpaling dari mendengarkan dan mengimani Al-Quran,
2. Berpaling dari mengamalkan Al-Quran walaupun membaca dan mengimaninya,
3. Berpaling dari menegakkan hukum-hukum nya,
4. Berpaling dari mengkaji dan memahami isi kandungannya,
5. Berpaling dari berobat dan mengobati orang lain dengan Al-Quran dalam seluruh penyakit hati. (dalam hal ini adalah ruqyah).

Hadirin ….

Kita tahu, bahwa Allah memberikan tuntunan kepada manusia adalah demi kebahagiaan manusia itu sendiri di dunia dan akhirat. Dan kita tahu bahwa Allah itu adalah Rouufur Rahiim, Maha kasih sayang yang amat sayang, yang karena maha Penyayang-Nya Allah, umat Islam diberi petunjuk-petunjuk yang lengkap, sampai model pakaian untuk muslimah, misalnya, itupun Allah ajarkan lewat Al-Quran.

Maka pantas kalau Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengeluh dengan sangat menyayangkan sikap sebagian kaumnya yang tidak memperhatikan Al-Quran.

Namun, terkadang yang namanya manusia itu tidak tau disayangi. Diberi peringatan malah berpaling, bahkan yang keterlaluan, ada yang berani mencari-cari alasan untuk membela sikap ingkarnya itu, sehingga Allah Swt menegaskan dalam surah al-Hujurat : 16

قُلۡ أَتُعَلِّمُونَ ٱللَّهَ بِدِينِكُمۡ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ

Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?"

Lalu, bagaimana usaha untuk menghilangkan perbuatan membelakangi al-Qur’an tersebut?

Terkadang, sebagian orang membelakangi atau mengacuhkan al-Qur’an itu karena ketidak-tahuannya akan al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu, setidaknya ada dua usaha yang dapat kita lakukan.

Usaha yang pertama dan yang paling utama tentu saja dengan cara Belajar membaca dan mempelajari isi kandungan al-Qur’an. Ini bukan hanya untuk anak-anak, melainkan yang sudah tua sekalipun, tetap terkena beban wajib untuk belajar.

Tidak ada istilah berhenti dalam belajar, apalagi mempelajari al-Qur’an. Perbaiki bacaan kita jangan sampai salah, sebab salah ucap akan membawa perubahan makna dari ayat-ayat al-Qur’an itu.

Usaha kedua, Didiklah anak keturunan kita agar mereka bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar serta mengetahui isi kandungannya. Seorang ayah wajib mengajari sendiri anak-anaknya membaca al-Qur’an. Kalau tidak mampu? Titipkan pada guru, namun perhatikan pula kesejahteraannya.

Jangan hanya menyerahkan dan lepas kewajiban. Hitung saja, berapa uang yang kita keluarkan dalam satu hari untuk membeli r*k0k, membeli pulsa dan lain sebaginya, lalu bandingkan, berapa jumlah yang kita keluarkan dalam satu bulan untuk memberikan guru ngaji anak-anak kita.

Semoga kita semua, keluarga, dan ummat Islam pada umumnya tidak termasuk golongan orang-orang dzalim yang berpaling dari Al-Quran itu. Amiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
(bahan bacaan : alsofwah.or.id)
Baca juga:
- Penciptaan Nabi Adam
- Khutbah Jum'at singkat tentang Nuzul Qur'an

Posting Komentar untuk "Khutbah Jumat : Masih banyak Ummat Islam yang Tidak Bisa Membaca al-Quran"