Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Danau Toba Ternyata Berasal dari Gunung Berapi yang Sangat Aktif

Danau Toba merupakan kekayaan alam Indonesia. Danau yang indah dan unik dengan pulau samosir di tengahnya. Berkaitan dengan Danau Toba di Sumatera Utara ini, ada legenda yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat mengenai bagaimana asal mula terbentuknya Danau Toba.

Pada tulisan ini kita akan menyampaikan satu teori yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana asal mula terbentuknya Danau Toba. Teori tersebut dikenal dengan nama "Teori Katastropi Toba". Teori ini dikemukakan oleh Stanley H. Ambrose dari University of Illinois at Urban-Champain pada tahun 1998.

danau

Teori Katastropi Toba menyebutkan bahwa terjadi letusan gunung antara 70.000 hingga 75.000 tahun yang lalu. Peristiwa ini dimulai dengan letusan yang sangat dahsyat sebuah gunung yang sekarang merupakan lokasi Danau Toba di Sumatera Utara. Hingga kini, letusan tersebut dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah terbentuknya bumi.

Ledakannya diperkirakan mencapai angka 8 dalam Volcanic Explosivity Index, suatu angka yang sangat tinggi dan dapat dimasukkan dalam kategori Megacolossal. Energi yang dilepaskannya diperkirakan setara dengan ledakan dari 1 gigaton TNT.

Timbunan abu yang ditimbulkan oleh besarnya letusan gunung api ini menutupi seluruh benua kecil India dengan ketebalan rata-rata mencapai 15 cm. bahkan di wilayah tertentu seperti India Tengah, ketebalan debu mencapai enam meter. Sedangkan di Semenanjung Malay, ditemukan timbunan abu setebal sembilan meter.

Selain itu, asam sulfur yang dilepas oleh letusan tersebut ke atmosfer diduga ada pada kisaran 100 juta metrik ton dan menimbulkan hujan asam yang mematikan. Sebagai pembanding, letusan gunung Tambora pada tahun 1815 yang daya letusannya jauh lebih kecil daripada Toba, mengeluarkan sekitar 160 km kubik batuan dan menyebabkan tahun 1816 tercatat sebagai tahun tanpa musim panas di seluruh belahan bumi utara. Saat itu, suhu bumi rata-rata turun antara 3-15 derajat celcius pada tiga sampai enam tahun pertama.

Beberapa bukti geologis dan model memakai media komputer mendukung teori Katastropi Toba ini. Bukti ini memperlihatkan bahwa kawasan ekuator di seluruh dunia ditemukan lapisan abu yang diyakini sebagai akibat letusan Toba. Hasil yang sama juga ditemukan dari penyelidikan lapisan es yang ada di wilayah Greenland.

Letusan tersebut juga menyisakan kaldera Sibandung. Dari penelitian ditemukan bahwa Danau Toba sekarang ini dikelilingi oleh dua gunung api yang masih aktif. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas di bawah danau masih berjalan dan tekanan secara perlahan bergerak meninggi.

Pengamatan terhadap batuan di pulau Samosir juga memeprlihatkan adanya gerakan kerak bumi ke atas. Dari catatan, diperkirakan bahwa gunung api di Danau Toba meletus dalam rentang waktu antara 300.000 - 400.000 tahun sekali.

Dalam jutaan tahun, magma naik dari bawah dan membentuk gunung berapi. Kekuatan ini terus berlangsung hingga gunung berapi yang terbentuk itu meletus. Pasca letusan, terbentuk cekungan yang secara perlahat terisi air hujan dan membentuk danau yang ada saat ini. Namun besar kemungkinan magma di bawah danau tidak pasif dan memulai aktivitasnya untuk naik ke permukaan.

Pasca letusan Toba 73.000 tahun yang lalu, diperoleh data bahwa gunung yang sama telah meletus pada 800.000 dan 500.000 tahun yang lalu. Namun, dua ledakan ini tidak sebesar ledakan yang terjadi pada 73.000 tahun yang lalu. bahkan, letusan Toba ada pada skala yang beberapa kali lipat lebih besar ketimbang letusan Krakatau.

Demikian mengenai teori terbentuknya Danau Toba, semoga dapat menambah wawasan kita.

Sumber :
-Tafsir 'Ilmi; Kementerian Agama RI

Posting Komentar untuk "Danau Toba Ternyata Berasal dari Gunung Berapi yang Sangat Aktif"