Siklus Air, Informasi Dari al Quran dan Kajian Ilmu Pengetahuan

Ketika sekolah dulu, kita menerima pelajaran mengenai siklus air melalui materi pelajaran ilmu pengetahuan alam tentang bagaimana air laut menguap lalu turun ke bumi dalam bentuk tetesan air hujan, kemudian air hujan itu kembali lagi ke laut melalui sungai dan air bawah tanah, kemudian air itu akan menguap lagi, dan begitu seterusnya.

Siklus semacam ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan yang bernama Bernard Palissy pada tahun 1580. Sebelum Bernard mengemukakan teorinya itu, banyak juga para ilmuwan baik dari masa Yunani kuno hingga Romawi yang mengemukakan berbagai macam teori siklus air. Namun kebanyakan teori yang mereka kemukakan itu tidak terbukti kebenarannya.

Sebagai contoh adalah Plato, seorang filosof Yunani. Ia percaya bahwa uap yang dihasilkan lautan disalurkan kembali ke laut itu juga melalui suatu saluran yang bernama Tartarus.

siklus air

Al-Qur'an memang tidak memberi penjelasan yang rinci dan tuntas mengenai siklus air. Akan tetapi, banyak ayat yang menjelaskan beberapa bagian dari proses keseluruhannya secara sangat akurat dan terbukti benar ketika manusia mulai menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal ini terlihat dari dua ayat berikut:

اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu Lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira (ar-Rum : 48)

Juga dalam surah an-Nur: 43

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ
Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah oleh mu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (an-Nur : 43)

Kedua ayat ini menggambarkan tahapan-tahapan pembentukan awan yang menghasilkan hujan, suatu proses yang merupakan salah satu tahap dalam siklus air.

Dengan mencermati dua ayat di atas, kita akan mendapatkan dua buah fenomena sekaligus, yaitu penyebaran awan dan penyatuan awan. Dua proses yang berlawanan ini terjadi sehingga awan hujan dapat terbentuk.

Dua proses yang disebutkan dalam Al-Qur'an ini baru ditemukan oleh ilmu metereologi modern sekitar 200 tahun yang lalu.

Ada dua tipe awan yang dapat menghasilkan hujan. Keduanya diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu stratus (tipe berlapis) dan cumulus (tipe menumpuk). Surah ar-Rum ayat 48 di atas secara jelas memberikan informasi tentang awan berlapis itu.

Tipe awan seperti ini hanya akan terbentuk jika angin bertiup secara bertahap dan perlahan mendorong awan ke atas. Lalu awan tersebut akan berbentuk seperti lapisan-lapisan yang melebar, inilah maksud kalimat "Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit".

Adapun tipe awan berikutnya adalah tipe awan bertumpuk. Awan ini berdasarkan bentuknya terbagi kedalam beberapa kategori, yaitu cumulus, cumulonimbus, dan stratosumulus. Awan tipe ini mudah dikenali, yaitu terlihat dari bentuknya yang saling bertumpuk dan bergumpal.

Tidak seperti awancumulus, cumulonimbus yang bergumpal padat, awan stratosumulus bersifat melebar dan bergumpal tipis. Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam surah an-Nur : 43 di atas.

Awan tipe ini dibentuk oleh angin keras yang mengarah ke atas dan ke bawah mendorong awan dengan kuat. Gumpalan-gumpalan awan yang terbentuk akan saling menyatu, saling bertumpuk dan menjadi gumpalan awan raksasa. Pada fase inilah awan cumulus dan cumulonimbus dapat menghasilkan hujan.

Kalimat berikutnya dari ayat ini agaknya secara khusus menggambarkan terjadinya cumulonimbus, awan yang biasa dikenal sebagai awan badai.

Dilihat dari bawah, tumpukan gumpalan awan yang menjulang ke atas ini tampak serupa dengan gunung. Akibat posisinya yang sangat tinggi, butir-butir air yang terbentuk akan berubah menjadi butiran es (lihat teks ayat di atas).

Awan cumulonimbus juga menghasilkan ciptaan Tuhan yang sangat mengagumkan, yaitu petir atau halilintar.

Baca artikel dengan judul : "⇛ Bagaimana Proses Terjadinya Kilat dan Petir"

Selain dua ayat diatas, masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur'an yang membicarakan mengenai hujan ini, seperti pada surah Ghafir : 13, al-mu'minun : 18, al-furqan ; 48, al-'Ankabut ; 63. Semua ayat ini menjelaskan tentang siklus air yang tidak jauh berbeda dengan penjelasan yang dikemukakan oleh dia ayat yang sudah dijelaskan tadi.

Kemudian dalam ayat lain, yaitu surah al-Waqi'ah : 68-70, Allah Swt menjelaskan tentang hujan namun dalam bentuk pertanyaan;

68. Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?.
69. kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah kami yang menurunkannya?
70. kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah kamu tidak bersyukur?

Ayat ini menegaskan bahwa manusia itu tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur hujan.

Fakta telah membuktikan bahwa hujan buatan tidak dapat dilakukan bila awan dengan formasi tertentu tidak terbentuk.
Awan tersebut harus memiliki berbagai ukuran partikel di dalamnya, memiliki kadar air cukup tinggi yang terangkat oleh angin yang bergerak naik, dan didukung dengan adanya perkembangan tumpukan awan yang mengarah ke atas. Bila semua syarat ini terpenuhi, barulah hujan buatan dapat dilakukan.

Demikian mengenai siklus air ini yang merupakan satu dari sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah Swt.

Semoga bermanfaat.

Silahkan juga baca artikel mengenai hujan dengan judul ; ⇛ Proses Terjadinya Hujan Menurut al Qur'an

Posting Komentar untuk "Siklus Air, Informasi Dari al Quran dan Kajian Ilmu Pengetahuan"