Revolusi mental menurut Soekarno, Jokowi dan Islam
Sahabat sekalian, masih ingatkan dengan gaung suara yang menyuarakan revolusi mental? ya, ide gerakan revolusi mental kembali terdengar dan digaungkan oleh Presiden Joko Widodo.
Mengapa saya memakai kata "kembali" ? apakah sebelumnya pernah ada yang mengemukakan pemikiran tentang Revolusi Mental ini?
Pada kesempatan ini saya akan mencoba sedikit untuk menulis tentang revolusi mental.
Gagasan atau ide revolusi mental pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada saat Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus tahun 1956. Pada saat itu Presiden Soekarno melihat bahwa revolusi nasional Indonesia sedang mandek, padahal kemerdekaan Indonesia yang sebenarnya belum sepenuhnya tercapai dan merupakan tujuan dari revolusi.
Pada zaman itu (zaman kemerdekaan) Revolusi lebih kepada bentuk perjuangan fisik, yakni memerangi para penjajah dan sekutunya serta untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketika itu, ide atau gagasan Presiden Soekarno tentang revolusi mental adalah lebih kurang sebagai berikut :
Inilah semangat dan gagasan yang ingin diwujudkan oleh Presiden Soekarno, yakni Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pola fikir, sikap dan tingkah laku agar berfikiran maju dan lebih berorientasi pada hal-hal yang modern, sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Menurut Bung Karno, membangun infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan fasilitas lain sebaginya itu penting, namun yang tak kalah penting adalah membangun manusiannya, sebab, modal utama untuk membangun suatu negara adalah membangun jiwa yang menjalankan negara tersebut.
Sekarang, telah 70 tahun bangsa Indonesia merdeka, perjuangan itu masih harus tetap dilanjutkan, yakni mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Dan gagasan revolusi mental Bung Karno kembali dilontarkan oleh Presiden Jokowi.
Penerapan revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras dan punya semangat bergotong royong.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, sudah berhasilkah gerakan nasional revolusi mental Presiden Jokowi ini? kita tunggu saja, yang jelas, sekarang belum berhasil, buktinya masih banyak ketimpangan-ketimpangan dalam mengurus negeri tercinta ini. Penyalahgunaan wewenang masih terus terjadi, korupsi masih merajalela, demikian juga dengan tindak kriminal lainnya.
Lalu apa Solusi yang terbaik....?
Solusinya tidak lain adalah dengan jalan mengamalkan ajaran agama, dalam hal ini lebih khusus saya tekankan adalah Islam. Sebab, dalam agama Islam semua konsep mengenai hidup ini sudah dijelaskan terutama dalam konteks Iman, Islam dan Ihsan.
Sebagai contoh dalam kontek rukun iman, rukun iman yang ke 4, yakni iman kepada Para Rasul Allah, memberikan pelajaran kepada kita untuk meneladani sikap dan gaya kepemimpinan yang baik, seperti :
1. Pemimpin yang Dicintai oleh rakyatnya,
2. Pemimpin yang dapat dipercaya, yakni memiliki kesesuaian antara kata dan perbuatan, serta Keberanian menegakkan kebenaran,
3. Pemimpin yang Membimbing, yakni pemimpin yang memiliki keberanian memberikan motivasi, mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, serta memberikan contoh dan dapat menjadi contoh,
4. Pemimpin yang Berkepribadian, yakni pemimpin yang mampu untuk memimpin diri sendiri sebelum orang lain, demokratis (terbuka), serta mau menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Sedangkan sifat kepribadian Rasulullah adalah :
1. Baik hati;
2. Jujur;
3. Pemalu;
4. Lemah lembut;
5. Rendah hati;
6. Tidak pernah memberatkan orang lain;
7. Sangat sederhana;
8. Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan;
9. Suka memaafkan dan merelakan;
10. Penuh kasih sayang;
11. Selalu memberi petunjuk;
12. Selalu tersenyum;
Itulah sifat kepribadian Rasulullah SAW yang sangat baik dan harus dicontoh oleh para pemimpin dinegeri ini agar huru hara di negeri tercinta ini cepat berlalu, sebab, tanpa komitmen yang kuat dari para pemimpin negeri ini, maka selamanya kita tidak akan pernah untuk menjadi bangsa yang lebih baik dan lebih disegani oleh bangsa lain.
Mengapa saya memakai kata "kembali" ? apakah sebelumnya pernah ada yang mengemukakan pemikiran tentang Revolusi Mental ini?
Pada kesempatan ini saya akan mencoba sedikit untuk menulis tentang revolusi mental.
Gagasan atau ide revolusi mental pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada saat Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus tahun 1956. Pada saat itu Presiden Soekarno melihat bahwa revolusi nasional Indonesia sedang mandek, padahal kemerdekaan Indonesia yang sebenarnya belum sepenuhnya tercapai dan merupakan tujuan dari revolusi.
Pada zaman itu (zaman kemerdekaan) Revolusi lebih kepada bentuk perjuangan fisik, yakni memerangi para penjajah dan sekutunya serta untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketika itu, ide atau gagasan Presiden Soekarno tentang revolusi mental adalah lebih kurang sebagai berikut :
"Dalam kehidupan sehari-hari, praktek Revolusi Mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong"
"Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala"
Inilah semangat dan gagasan yang ingin diwujudkan oleh Presiden Soekarno, yakni Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pola fikir, sikap dan tingkah laku agar berfikiran maju dan lebih berorientasi pada hal-hal yang modern, sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Menurut Bung Karno, membangun infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan fasilitas lain sebaginya itu penting, namun yang tak kalah penting adalah membangun manusiannya, sebab, modal utama untuk membangun suatu negara adalah membangun jiwa yang menjalankan negara tersebut.
Sekarang, telah 70 tahun bangsa Indonesia merdeka, perjuangan itu masih harus tetap dilanjutkan, yakni mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Dan gagasan revolusi mental Bung Karno kembali dilontarkan oleh Presiden Jokowi.
Penerapan revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras dan punya semangat bergotong royong.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, sudah berhasilkah gerakan nasional revolusi mental Presiden Jokowi ini? kita tunggu saja, yang jelas, sekarang belum berhasil, buktinya masih banyak ketimpangan-ketimpangan dalam mengurus negeri tercinta ini. Penyalahgunaan wewenang masih terus terjadi, korupsi masih merajalela, demikian juga dengan tindak kriminal lainnya.
Lalu apa Solusi yang terbaik....?
Solusinya tidak lain adalah dengan jalan mengamalkan ajaran agama, dalam hal ini lebih khusus saya tekankan adalah Islam. Sebab, dalam agama Islam semua konsep mengenai hidup ini sudah dijelaskan terutama dalam konteks Iman, Islam dan Ihsan.
Sebagai contoh dalam kontek rukun iman, rukun iman yang ke 4, yakni iman kepada Para Rasul Allah, memberikan pelajaran kepada kita untuk meneladani sikap dan gaya kepemimpinan yang baik, seperti :
1. Pemimpin yang Dicintai oleh rakyatnya,
2. Pemimpin yang dapat dipercaya, yakni memiliki kesesuaian antara kata dan perbuatan, serta Keberanian menegakkan kebenaran,
3. Pemimpin yang Membimbing, yakni pemimpin yang memiliki keberanian memberikan motivasi, mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, serta memberikan contoh dan dapat menjadi contoh,
4. Pemimpin yang Berkepribadian, yakni pemimpin yang mampu untuk memimpin diri sendiri sebelum orang lain, demokratis (terbuka), serta mau menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Sedangkan sifat kepribadian Rasulullah adalah :
1. Baik hati;
2. Jujur;
3. Pemalu;
4. Lemah lembut;
5. Rendah hati;
6. Tidak pernah memberatkan orang lain;
7. Sangat sederhana;
8. Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan;
9. Suka memaafkan dan merelakan;
10. Penuh kasih sayang;
11. Selalu memberi petunjuk;
12. Selalu tersenyum;
Itulah sifat kepribadian Rasulullah SAW yang sangat baik dan harus dicontoh oleh para pemimpin dinegeri ini agar huru hara di negeri tercinta ini cepat berlalu, sebab, tanpa komitmen yang kuat dari para pemimpin negeri ini, maka selamanya kita tidak akan pernah untuk menjadi bangsa yang lebih baik dan lebih disegani oleh bangsa lain.
Revolusi Mental itu penting, namun jangan hanya slogan, Menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baikya sudah lebih dari ide gerakan revolusi mental
Posting Komentar untuk "Revolusi mental menurut Soekarno, Jokowi dan Islam"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.