Cara agar anak cerdas sejak dalam kandungan
Siapapun kita, pastinya mendambakan memiliki anak yang sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua serta berguna bagi lingkungannya, namun sudahkah kita mengusahakan agar anak kita menjadi seperti itu? jawabannya ada pada kita masing-masing.
Bayi yang masih dalam kandungan bisa distimulasi dengan diperdengarkan musik klasik (dalam Islam lebih dianjurkan bacaan al-Qur'an utamanya surah Yusuf dan surah Maryam), diajak bicara dan diberikan elusan dengan penuh kasih sayang. Orang tua juga harus siap dan berusaha mengajarkan anaknya cara bersosialisasi dengan dunia luar ketika sang anak masih berada dalam kandungan.
Adalah suatu hal yang sangat naif yang kita temui di sekitar kita ketika seorang anak menjadi nakal, pemarah, suka melawan orang tua atau mungkin bodoh lalu orang tua akan menyalahkan guru, lingkungan pergaulan atau lingkungan sekolah yang tidak beres. Tiga faktor itu hanya berperan dalam proses perkembangan anak, sedangkan bakat anak itu menjadi bodoh, nakal atau pemarah justru terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan terhadap anak tersebut.
Bukan merupakan hal yang aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang dan stimulasi.
Bicara tentang kecerdasan tentu saja tidak terlepas dari masalah kualitas otak sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah :
Pertama, Kebutuhan nutrisi bagi seorang ibu hamil harus benar-benar terpenuhi,
Artinya kebutuhan protein, karbohidrat dan mineral serta vitaminnya harus cukup, tentu saja dengan rezeki yang halal, sebab nutrisi yang cukup dan halal bukan hanya menyehatkan tubuh anak, tetapi juga menyehatkan mentalnya.
Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi sebagaimana yang tersebut diatas, bukan saja harus dipenuhi ketika anak masih dalam kandungan, melainkan juga ketika sang ibu bersiap untuk mengandung/ hamil, kebutuhan gizinya harus tercukupi.
Harus kita akui bahwa di negara-negara berkembang seperti Indonesia ini pada umumnya boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilannya. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai sesuatu yang mengejutkan, terutama jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan ketiga dan seterusnya. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju.
Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian kurang berkualitas, karena orang tua seakan-akan tidak siap dalam segala hal menyambut kelahiran anaknya.
Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang.
Seorang ibu harus menerima kehamilan itu dalam arti kehamilan yang benar-benar diharapkan. Tanpa adanya kasih sayang, maka tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal.
Harus diakui bahwa masa-masa kehamilan merupakan masa yang berat bagi calon ibu, tetapi hendaknya jangan dijadikan sebagai suatu beban karena kondisi ini tidak kondusif bagi janin. Sebab pengaruh tekanan psikologis sang ibu akan membawa dampak yang tidak baik bagi janinnya.
Menurut dr. Sudjatmiko, MD, S.Pa (Dosen Fakultas Kedokteran UI) bahwa kecerdasan anak dipengaruhi oleh keadaan psikologis ibunya, bisa jadi (maaf) kehamilan itu akibat suatu hubungan yang terlarang sehingga dengan sendirinya kehamilan itu tidak dikehendaki.
Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari ibu terhadap kandungannya.
Ibu dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya, karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya senang, maka darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang sehingga janinnya juga akan merasa senang.
Sebaliknya, jika ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut sehingga tanpa sadar bayi akan terstimulasi tidak senang dan gelisah.
Namun, stimulasi berupa usapan, nyanyian atau mendengarkan bacaan al-Qur'an itu lebih efektif jika kehamilan sudah menginjak usia diatas enam bulan, sebab pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.
Adapun mengenai pendapat yang menganjurkan bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi obat yang dapat merangsang otak janin, menurut dr. Sudjatmiko adalah omong kosong, tidak berpengaruh apa-apa bagi bayi bahkan bisa membahayakannya, oleh sebab itu sebaiknya dihindari.
Mungkin kita akan bertanya, apa hubungannya musik klasik dengan kecerdasan anak, menurut Drs. Surasti Nurdadi (Psikolog anak dan Dosen Fakultas Psikologi UI), musik klasik memiliki beberapa macam harmoni yang terdiri dari nada-nada. Nada-nada ini akan memberikan stimulasi berupa gelombang alpha yang dapat memberikan rasa tenang, nyaman dan fokus.
Namun bagi ummat Islam, tentu saja bacaan al-Qur'an adalah yang utama, dengan membaca al-qur'an, kita akan mendapatkan beberapa keuntungan, keuntungan pertama adalah bacaan al-Qur'an bernilai ibadah dan yang kedua dapat menstimulasi kecerdasan otak bayi.
Demikian sedikit tips mengenai cara mencerdaskan otak bayi, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Wallahu a'lam
Posting Komentar untuk "Cara agar anak cerdas sejak dalam kandungan"
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan artikel di atas.