Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khutbah Jum'at : Taqwa

Mukaddimah khutbah silahkan ditambahkan sendiri

Kondisi Ummat Islam saat ini

Kaum muslimin rahimakumullah...

Taqwa adalah bekal seorang hamba ketika ia menghadap kepada Sang Pencipta, bekal yang kelak menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya, bahwa kehidupannya di alam dunia telah dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itulah wahai kaum Muslimin sekalian, marilah kita perbaiki dan satukan niat serta tekad, untuk meraih predikat golongan mahluk Allah yang muttaqin yang selalu mengerjakan segala yang diperintahkan Allah serta meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, untuk dapat mengambil apa-apa yang telah dijanjikan, berupa kehidupan yang baik di dunia dan Surga yang abadi kelak di akhirat.

ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Al-baqarah: 197).

اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۗ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Al-Hijr: 45).

Kaum muslimin rahimakumullah

Allah ciptakan mahluk dan Allah sertakan bersama mereka Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul sebagai utusan yang menerangkan dan menjelaskan konsep tatanan hidup selama berada di alam yang serba cepat dan fana ini, Allah turunkan pula kitab-kitab-Nya bersama para utusan-utusan itu, sebagai aturan main di dalam dunia, baik hubungan sesama mahluk, lebih-lebih hubungan mahluk dengan penciptanya. Di antara kitab-kitab yang Allah turunkan ialah Al-Qur'an, mu’jizat Nabi mulia yang menjelaskan tuntunan Allah, aturan terakhir penutup para Nabi dan Rasul.

اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًاۙ وَّلَا تُسْـَٔلُ عَنْ اَصْحٰبِ الْجَحِيْمِ
"Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka". (Al-Baqarah: 119).

Allah turunkan Al-Qur’an untuk menyelesaikan masalah-masalah di antara mereka dan juga untuk mengingatkan mereka akan yaumul mii’aad yaitu hari pembalasan terhadap apa-apa yang telah dilakukan oleh para penghuni alam dunia.

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (An-Nahl: 44).

Kaum muslimin rahimakumullah

Akan tetapi di balik semua itu, realita yang terjadi, kita sering dan teramat sering dikejutkan dan dibuat prihatin dengan musibah yang acap kali menimpa negeri ini. Masih terngiang di telinga kita peristiwa gempa bumi yang terjadi beberapa waktu yang lalu, yang memakan korban manusia dan memaksa mereka mengungsi dari tempat-tempat mereka, banjir yang berulang kali terjadi di beberapa tempat, padahal baru kemarin kita merasakan beratnya kemarau panjang, gunung di beberapa tempat sudah mulai aktif dan memuntahkan isi kandungannya, huru-hara terjadi di berbagai kota diiringi hancurnya rumah tempat tinggal dan pusat-pusat keramaian dengan kobaran api yang menyebab kerugian baik materi maupun jiwa.

Pembant*ian yang telah dan terus berlangsung secara biadab terjadi di beberapa tempat dan entah berapa tempat lagi yang akan terjadi di belahan negeri ini, busung lapar anak manusia negeri ini sering kita dengar meskipun katanya kita berada di negeri subur nan tropis, dengan disusul jatuhnya nilai rupiah yang mengakibatkan krisis moneter yang berdampak kemiskinan, pengangguran dan kelaparan masih saja kita rasakan, penyakit-pernyakit aneh dan kotor mulai merebak dan menggerogoti penduduk negeri ini dan berbagai musibah yang telah menghadang di hadapan mata, termasuk di dalam hancurnya generasi-generasi muda penerus bangsa ini disebabkan terhanyut dan tenggelam bersama ob*t-ob*t setan yang terlarang.

Apakah adzab telah mengintai negeri ini, sebagaimana yang tersurat di dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 27-33.

وَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَسَاۤءَلُوْنَ قَالُوْٓا اِنَّكُمْ كُنْتُمْ تَأْتُوْنَنَا عَنِ الْيَمِيْنِ قَالُوْا بَلْ لَّمْ تَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَۚ وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍۚ بَلْ كُنْتُمْ قَوْمًا طٰغِيْنَ فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآ ۖاِنَّا لَذَاۤىِٕقُوْنَ فَاَغْوَيْنٰكُمْ اِنَّا كُنَّا غٰوِيْنَ فَاِنَّهُمْ يَوْمَىِٕذٍ فِى الْعَذَابِ مُشْتَرِكُوْنَ
27. Sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling bertanya (berbantah-bantahan).
28. (Pengikut) mereka berkata (kepada pemimpinnya), “Sesungguhnya kamulah yang dahulu selalu mendatangi kami dari arah kanan (untuk menghalangi kami dari kebajikan).”
29. (Pemimpin) mereka menjawab, “(Tidak,) bahkan kamulah yang tidak (mau) menjadi orang mukmin.
30. (Sebenarnya,) kami sedikit pun tidak berkuasa terhadapmu (untuk menghalang-halangimu), bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.
31. Maka, putusan (azab) Tuhan (akan) benar-benar menimpa kita. Pasti kita akan merasakan (azab itu).
32. Kami (mengakui) telah menyesatkan kamu. Sesungguhnya kami sendiri orang-orang yang sesat.”
33. Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab.

Kaum Nabi Nuh yang Allah tenggelamkan dikarenakan mendustakan seorang Rasul, atau kaum Tsamud yang disebabkan tidak beriman, membusungkan dada dan menantang datangnya adzab. Allah jadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan dengan gempa yang mengguncang mereka, atau seperti kaum Luth yang dikarenakan perzinahan sesama j*nis, homos*xsual, Allah hujani mereka dengan batu, atau seperti kaum Madyan yang Allah jadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan disebabkan curang dalam takaran dan timbangan serta membuat kerusakan di muka bumi dan menghalangi orang untuk beriman, atau seperti kaum ‘Aad yang disebabkan tidak memurnikan tauhid dan bersujud kepadaNya, Allah kirim kepada mereka angin yang sangat panas yang memusnahkan mereka.

Kaum-kaum terdahulu Allah hancurkan dan luluh lantakkan disebabkan satu dua kemungkaran yang dikepalai kesyirikan, sekarang bagaimana dengan kita, apa yang kita saksikan dan alami sekarang ini, apa yang terjadi di tempat kita, lingkungan kita, di kota kita, dan bahkan di seantero negeri kita?, maksiat terjadi di mana-mana, orang sudah tidak malu-malu lagi untuk melanggar larangan Allah.

Manusia sekarang menganggap kemaksiatan itu sebagai sesuatu yang biasa, bahkan kalau diberikan peringatan kepada mereka, mereka tidak pernah peduli, jika dibacakan firman Allah yang berisa kisah ummat-ummat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah, bagi mereka seakan-akan nasihat-nasihat itu hanya merupakan dongeng pengantar tidur, jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al Qur’an yang berisikan ancaman, seakan-akan menutup telinga mereka menganggap itu hanya isapan jempol, jika diceritakan kepada mereka tentang azab kubur, mereka menganggap itu sebagai sesuatu hal yang mustahil terjadi, dan masih banyak lagi kerusakan-kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama Islam.

Lalu Kemana hak Allah dan Rasul-Nya?. Kecurangan dalam perniagaan yang terjadi pada kaum Madyan pun terjadi sekarang, kecurangan bukan hanya curang dalam timbangan secara zhahir, tetapi penindasan, tipu muslihat, sampai kepada sogok menyogok dan riba pun seakan suatu yang harus dilakukan, kemana firman Allah:

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”. (Al-Muthaffifin:1).

Dan Rasul pun melaknat orang yang menyogok dan yang disogok, sebagaimana hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.

Berbagai bentuk perj*dian pun digelar, pemb*nuhan yang tanpa memperhitungkan nilai kemanusiaan dan agama pun terus terjadi silih berganti, padahal Rasul Shalallaahu alaihi wasalam telah memperingatkan untuk meninggalkan tujuh hal yang menghancurkan.

اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَالسِّحْرُ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ.
Artinya: “Jauhilah tujuh hal yang menghancurkan (membinasakan)”. Bertanya para sahabat, apa itu yang Rasulullah?, bersabda beliau: “Syirik (menyekutukan Allah), memb*nuh jiwa yang Allah haramkan, kecuali yang dibenarkan syari’at, sihir (tenung dan santet), memakan riba, memakan (menyelewengkan) harta anak yatim, lari dari pertempuran (karena takut), menuduh wanita baik-baik berzina”. (Ash-Shahihain).

Akan tetapi semua ini berlaku, perbuatan syirik yang merupakan biang malapetaka dunia dan akhirat kini seolah telah menjadi sesuatu kebutuhan, berapa banyak kita dapati media masa yang menjajakan kesyirikan, ulama-ulama sesat menyeru umat kepada perbuatan syirik dengan membungkus sedemikian rupa untuk menipu umat, dan kini mereka telah menancapkan kaki-kaki mereka.

Kaum Muslimin yang berbahagia

Segala sesuatunya kini telah terbalik, yang hak dikatakan dan dianggap batil, yang batil dipertahankan, dan tidak malu-malu dikerjakan dan dianggap sebagai sesuatu yang hak.

Siapakah yang bertanggung jawab akan hal ini?, yang jelas kita semua bertanggung jawab, kita sebagai umara’, ulama maupun pribadi-pribadi muslim.

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para Rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.(Al-A’raf: 96)

Kaum Muslimin jama'ah shalat Jum’at yang mulia.

Islam adalah satu-satunya ajaran yang menjamin ketenteraman dan kesejahteraan hidup, tidak saja di dunia, tetapi bahkan di akhirat, sebab ajaran ini adalah ajaran dari Dzat Yang Maha memberikan jaminan bagi kebutuhan insan.

Untuk menyelamatkan negeri dan umat ini tidak lain adalah kita kembali memurnikan dan menegakkan ajaran Allah pencipta kita, ketika umat semakin jauh dari ajarannya semakin gencar pula azab yang akan diterima dan ditimpahkan, oleh karena itu ada baiknya kita menilik kembali perkataan Syaikh Ali Hasan Al-Atsari bahwa tidak ada jalan lain dalam mengembalikan umat dan memperbaiki umat ini kecuali dengan tashfiyah dan tarbiyah sebagaimana yang disebutkan di dalam kitabnya “At-Tashfiah wat Tarbiyah”, “Bahwa kondisi yang buruk yang menimpa kaum muslimin dewasa ini adalah akibat terlalu jauhnya mereka dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya".

Kenapa hal itu bisa terjadi, Syaikh Abdurrahman Ibnu Yahya Al-Muallimi Al-Yamani tokoh ulama salaf abad XIV H yang dinukil dalam buku At-Tashfiah wat Tarbiyah hal 19-20 berkata bahwa hal itu terpulang pada tiga persoalan.

• Tercampurnya ajaran yang bukan dari Islam dengan ajaran Islam.
• Lemahnya kepercayaan orang akan apa yang menjadi ajaran Islam.
• Tidak adanya pengamalan (penerapan) terhadap hukum-hukum Islam.

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ ِليْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Taqwa"